TKW Jadi Budak di Malaysia

TKW Jadi Budak di Malaysia

Sebanyak 71 Wanita Bekerja tanpa Gaji KUALA LUMPUR-  Cerita suram TKW Indonesia belum juga berakhir. Petugas imigrasi Malaysia berhasil membebaskan 71 wanita asal tanah air yang mengaku dipekerjakan melebihi waktu yang ditentukan. Mereka juga tidak digaji selama dua tahun. Petugas imigrasi menggerebek sebuah rumah tempat para TKW itu tinggal. Penggerebekan dilakukan setelah tiga pekerja melarikan diri dan memberi tahu petugas. Kepala Imigrasi Negara Bagian Kedah Nar Azaman Ibrahim menyatakan, wanita-wanita itu disekap di rumah tersebut dan disalurkan ke sejumlah rumah tangga yang berbeda sebagai pembantu rumah tangga. Dalam kasus tersebut seorang mantan guru yang diduga terlibat dalam kasus perdagangan manusia ditangkap. Pria 49 tahun itu ditangkap 15 personel tim dari imigrasi yang menggerebek rumahnya di Taman Perlis Kangar. Dari rumah itu petugas menyelamatkan 68 orang. Dengan tiga wanita yang melarikan diri, total 71 wanita bebas. “Korban yang berusia 17-50 tahun ditemukan di lantai dua rumah tersebut,” jelas Azaman seperti dikutip Associated Press. Menurut dia, rumah tersebut dilengkapi 14 CCTV yang dipasang di dalam dan di luar bangunan. Jadi, setiap pergerakan orang, baik di dalam dan luar rumah, bisa diketahui. Para pekerja tersebut masuk wilayah Malaysia melalui agen penyalur tenaga kerja yang menjanjikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji MR 500 (Rp 1,4 juta) per bulan. Namun, ketika mereka tiba di negeri jiran, seorang pria menyita paspor dan memaksa mereka menjadi petugas kebersihan di sejumlah rumah setiap hari tanpa waktu istirahat. Hampir seluruh wanita tersebut, termasuk seorang yang masih berusia 17 tahun, tidak pernah digaji. Namun, menurut Nar Azaman, setelah kasus itu terbongkar, pengelola akhirnya menjanjikan pembayaran gaji mereka. Pria yang mempekerjakan mereka sudah ditahan dan bisa dijerat dengan pasal perdagangan manusia. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara. “Istri dan empat anak tersangka yang juga di dalam rumah tidak ikut ditahan,” tambah Azaman. “Tersangka menggunakan rumah itu untuk mengoperasikan bisnisnya sejak 2002,” tandasnya seperti dilansir News Strait Times. Azaman menambahkan, pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan tersangka melakukan kekerasan terhadap para pekerja, setelah petugas menemukan dua senjata kejut atau setrum di rumah tersebut. “Kami juga sedang menginterogasi korban untuk mengetahui apakah mereka juga mengalami kekerasan seksual,” terangnya. Dia menambahkan bahwa sebuah tas berisi DVD dan VCD porno juga ditemukan di TKP. Fakta tersebut juga untuk menindaklanjuti dibongkarnya kasus perdagangan bayi yang memanfaatkan pekerja wanita dari Indonesia, Vietnam, Filipina, dan sejumlah negara lain. Para wanita itu dipaksa berhubungan seksual dengan sejumlah pria. Sembilan bulan berikutnya, sindikat memanen anak-anak itu dan menjualnya kepada pasangan yang sudah lama tidak mendapat momongan. Saat ini para TKW tersebut, termasuk tiga orang yang melarikan diri, berada di sebuah penampungan untuk pekerja migran ilegal dekat Kuala Lumpur. Mereka menunggu proses deportasi oleh otoritas setempat. Hampir dua juta pekerja asing dari sejumlah negara Asia Tenggara bekerja di Malaysia. Kebanyakan bekerja di bidang konstruksi, perkebunan, pabrik, dan industri jasa. Kasus kerja melebihi waktu, tidak dibayar, dan sering diiringi kekerasan fisik menjadi hal biasa di Malaysia. (cak/c2/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: