Bus Dihadang, Pemain Naik Rantis

Bus Dihadang, Pemain Naik Rantis

BANDUNG - Di dalam stadion, bus “diparkir.” Tapi, di luar stadion, bus justru diusir. Itulah pemandangan kontras yang mengiringi El Clasico Indonesia: Persib Bandung versus Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, kemarin (8/5). Sebanyak 16 bus yang mengangkut Jakmania -sebutan pendukung Persija- dihadang di Tol Cipularang, persisnya di KM 66. Mereka dilarang polisi masuk ke Bandung karena PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator Indonesia Super League sudah menegaskan kalau laga Persib versus Persija yang berkesudahan 0-0 itu tak boleh dihadiri Jakmania. Tujuannya sudah pasti: untuk menghindari bentrokan suporter kedua kubu. Seperti diketahui, duel kedua tim memang selalu berhawa panas. Musim lalu, misalnya, bus pemain Persib dilempari batu saat hendak menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno menghadapi Persija. Kemarin, bentrokan dengan kelompok pendukung Persib, Viking, juga sudah nyaris terjadi di tempat ke-16 bis pengangkut Jakmania dihalau. Beruntung, rombongan Jakmania masih bisa dipaksa balik ke Jakarta dengan aman. Di sekitaran Soreang, puluhan ribu Bobotoh -sebutan pendukung Persib- sudah siap menghadang rombongan pemain dan ofisial Persija yang bertolak dari hotel dua jam sebelum laga. Alhasil, mereka pun harus diangkut menggunakan kendaraan taktis (rantis) lapis baja. Sebanyak empat rantis dikerahkan Polres Bandung. \"Karena kami ingin maksimal dalam mengamankan laga ini. Jangan sampai ada yang terluka. Karenanya, kami gunakan kendaraan rantis,\" ujar Kapolres Bandung, AKBP Jamaludin. Di dalam stadion, kekhawatiran pelatih Persib akan ketangguhan pertahanan Persija terbukti. Meski menguasai penuh jalannya pertandingan, Persib gagal membongkar defense musuh abadinya itu yang menumpak pemain di pertahanan. Kedua tim pun harus puas dengan hasil akhir tanpa gol. Dengan hasil tersebut, kedua tim bertahan di posisi masing-masing. Persib di tempat kedua wilayah barat di bawah juara paro musim Arema Malang, sedangkan Persija satu setrip di bawah mereka dengan beda dua angka. Benny Dollo, pelatih Persija, mengaku sengaja menerapkan taktik “parkir bus” untuk menahan gelombang gempuran tuan rumah. Keputusan itu, terang Benny, diambil setelah belajar dari kekalahan dari Arema di Jakarta di laga sebelumnya. \"Sejak awal kami sudah menerapkan strategi seperti itu. Kami tidak melakukan pressure ke mereka, sebaliknya kami menunggu sampai mereka masuk ke pertahanan. Nah, di situlah kami blok mereka,” kata Benny. Jika dilihat dari statistik permainan, Fabiano Beltrame dkk memang nyaris tidak membuat gebrakan berbahaya di depan gawang Persib yang dikawal I Made Wirawan. Bola lebih banyak terbentur dari kokohnya tembok Persib yang dilapisi Hariono di depannya. Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman tidak mau menyebut permainan negatif Persija itu sebagai biang penyebab kegagalan tim asuhannya mengamankan poin penuh. \"Mungkin dari pemain kami saja yang kurang tenang dalam menyelesaikan setiap peluang. Jika mereka bisa sedikit bersabar, minimal satu gol bisa kami dapatkan,\" ujarnya. (ren/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: