Rumah Rekan Syarif Digerebek

Rumah Rekan Syarif Digerebek

CIREBON - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri kembali menggerebek sebuah rumah kontarakan Andri Siswanto alias Hasim alias Uncu (37) di Jl Siliwangi, Gg Syekh Magelung, No 43, RT 04 RW 02, Kota Cirebon, Jumat siang (29/4). Andri Siswanto alias Hasim alias Uncu orang yang selama ini diburu oleh Densus 88 ini merupakan salah satu terduga teroris jaringan Mochammad Syarif pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota 15 April lalu. Namun target yang dicari tidak didapat dan polisi hanya mengamankan 3 orang wanita yakni penghuni rumah tersebut. Informasi yang diperoleh Radar, Andri Siswanto alias Hasim alias Uncu ini juga membuka toko pakaian di lingkungan Pusat Grosir Cirebon (PGC) Jl Siliwangi, Kota Cirebon. Pantauan Radar di lokasi, tim yang terdiri dari unit Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS), Puslabfor Mabes Polri, Densus 88 Mabes Polri, tim Penjinak Bom (JIBOM) Gegana Brimob Detasemen C Polda Jawa Barat dan Polres Cirebon Kota menggerebek rumah kontrakan Andri tersebut sekitar pukul 15.00. Di TKP, polisi langsung mema­sang garis polisi sehingga daerah tersebut steril dari warga. Peng­gerebekan ini berawal, tim Densus 88 mendapat na­ma Andri diduga dari hasil penemuan dua unit handphone di Sungai Pilang, Kota Cirebon Kamis (28/4) lalu. Selesai menggerebek, tim unit Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) dan Puslabfor Mabes Polri pun langsung melakukan olah TKP. Penggerebekan itu sendiri berakhir sekitar pukul 18.00. Hasilnya, tim gabungan tersebut menyita puluhan barang bukti diantaranya terdiri dari buku-buku tentang jihad, sejumlah barang-barang elektronik diduga rangkaian bom, dan sepeda motor milik Andri jenis Vario warna biru  B 6860 PND. Selain barang bukti, turut diamankan 3 orang wanita yakni Ny Heni (30) istri Andri, mertuanya yakni Ny Sri Hartati (50) dan kakak kandung Andri yang belum diketahui namanya. Guna penyelidikan lebih lanjut, rumah kontrakan Andri alias Hasim alias Uncu dipasang garis polisi. Kedatangan tim Densus 88 dan puluhan polisi lainnya ini membuat kaget warga setempat. Warga mengaku tidak percaya jika di kampungnya terdapat seorang terduga teroris yang dicari-cari oleh polisi. “Saya tentu saja kaget dan merasa kecolongan ada warga saya yang dicari polisi karena ada kaitannya dengan teroris bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon. Tadi yang saya tahu polisi membawa 22 barang bukti terdiri dari buku-buku jihad, beberapa keping CD dan sepeda motor,” kata Siti Khodijah Ketua RW setempat kepada Radar, kemarin (29/4). Beberapa warga setempat saat ditemui wartawan, mengaku tidak banyak tahu seluk beluk penghuni rumah. Karena penghuni rumah jarang bersosialisasi dengan para tetangga. “Karena penghuninya bukan warga asli sini, tapi ngon­trak. Terus orangnya tertutup. Jarang komunikasi dengan tetangga,” kata Nina (45), tetangga rumah teduga teroris. Ketua RT 04, Sri Rahayu menga­takan, pada penggerebakan Densus 88, pihaknya hanya seba­gai saksi. “Pihak kepolisian me­minta saya sebagai sak­si, di ­rumah tersebut ada penggeledahan dan penyelidikan. Selesai penyelidikan barang-barang yang dibawa akan dikembalikan,” tuturnya saat ditemui Radar ditempat tinggalnya. Setelah kejadian peledakan bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota, Jumat (15/4), Sri mengaku, menaruh rasa curiga terhadap warganya yang baru itu. Karena selama kedatangannya, belum pernah melapor. “Saya sudah ngobrol sama Ibu RW, feeling saya sudah curiga. Tapi saya waktu itu saya tidak terlalu besar-besarin,” katanya. Memang menurut Sri, Yunizar, kakak yang menempati rumah itu sebelum pindah ke Pancuran, sem­­pat disampaikan kedatangan adik­nya. “Katanya nanti ada adik saya yang menggantikan,” katanya. Na­mun kedatangan adiknya yang kemu­dian belakangan diketahui ber­nama Andri Siswanto, tidak melapor. “Sehingga inisiatif saya selaku RT mendatangi rumahnya untuk minta keterangan identitas peng­­­huni rumah tersebut,” kata Sri. Meski pihaknya tidak hanya sekali meminta keterangan iden­titas Andri, tapi tidak juga didapat. “Hingga seka­rang, kalau dimintai banyak alasan. Hanya identitas istri dan mertuanya saja yang saya terima,” beber Sri. Alasan itu menurut Sri, masa berlakunya sudah habis, KTP barunya belum jadi, surat keterangan dari Jakarta belum jadi dan lain sebagainya. “Yang menemui saya selalu istrinya. Kalau sama Andri sendiri baru sekali ketemu selama ia bertempat tinggal di rumah itu. Orangnya tertutup. Jarang juga tetangga yang kenal sama Andri, karena kurang berbaur dengan warga,” katanya lagi. Menurut Sri, Andri memiliki ciri-ciri tubuh berpostur pendek gemuk pendek, berjenggot pendek, rambut selalu cepak, berkulit putih. “Rambutnya selalu pendek,” katanya. Terkait dengan aktivitas sehari-hari Andri dan komunitasnya, Sri mengaku tidak mengetahui banyak. Hanya dirinya pernah melihat, teman istrinya bercadar pernah bertamu ke rumah tersebut. Siti Khodijah, selaku ketua RW 02 Syekh Magelung mengatakan sama, kaberadaannya saat penggerebekan Densus 88 di rumah warganya hanya sebagai saksi. Pihaknya hanya mendapat keterangan dari petugas sedikit, kedatangan Densus tersebut karena ada dugaan keterlibatan de­ngan bomber Masjid Adz-Dzi­kra, Mapolres Cirebon Kota. “Kalau hubungannya dengan Syarif seperti apa, perannya juga menjadi apa, saya tidak tahu. Bahkan saya sempat bertanya ke petugas, kok cepat sekali pelacakannya. Hebat sekali, kata saya. Tapi polisi hanya tersenyum,” katanya menceritakan. Siti mengaku kaget, karena pada malam Sabtu (29/4), bersama pengurus RW dan RT akan mengadakan rapat koordinasi tentang kamtibmas, evaluasi, dan program-program. Bahkan menurutnya setelah adanya insiden bom di Mapolresta (15/4), pihaknya terus melakukan peningkatan keamanan dengan melakukan pendataan ulang terhadap warganya. Keterangan lain didapat dari Umi Kulsum, menurutnya rumah yang ditempati Andri dan keluarga merupakan milik Alm H Maksudi dan Ny Habibah. “Ny Habibah orang asli sini. hanya karena sepuh, sama anaknya dibawa ke Jogjakarta. Sementara rumahnya dikontrakkan. Jadi kalau penghuni rumah tersebut ganti-ganti terus,” katanya. Informasi intelejen yang diperoleh Radar menyebutkan, bahwa Andri Siswanto alias Hasim alias Uncu ini diduga merupakan teman dekat pelaku bom bunuh diri  Mochammad Syarif serta kedua tersangka Basuki dan Arif Budiman. Bahkan, hingga kini belum diketahui peranan Andri Siswanto dalam kasus bom bunuh diri tersebut. Saat ini masih ada sekitar 12 orang rekan-rekan Syarif maupun Basuki dan Arif Budiman yang masih diburu tim Densus 88 Mabes Polri yang bersembunyi di wilayah III Cirebon. Sementara itu, informasi yang diperoleh Radar di Mapolres Cirebon Kota menyebutkan, kediaman tersangka teroris Arif Budiman di Jl Suratno No 11, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon dijadikan tempat latihan menembak oleh kelompok Syarif. (rdh/hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: