Demo Hardiknas Ricuh

Demo Hardiknas Ricuh

Saling Baku Hantam, Mahasiswa Sandera Mobil Plat Merah MAJALENGKA – Puluhan mahasiswa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan cara menggelar unjuk rasa, kemarin (2/5). Demo yang dilakukan mahasiswa gabungan elemen Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Majalengka itu berlangsung ricuh. Mahasiswa mendesak penuntasan sejumlah kasus korupsi di dunia pendidikan, termasuk level Majalengka. Mereka meminta aparat penegak hukum agar seluruh kasus korupsi dituntaskan dan menindak para aparatur negara yang masih kurang disiplin dalam bertugas melayani rakyat. Dalam aksinya, puluhan mahasiswa melakukan sweeping mobil plat merah yang lalu lalang di Jl KH Abdul Halim saat jam kerja. Beberapa PNS di dalam mobil dinas yang kedapatan tidak membawa surat tugas disandera dan diteriaki dengan makian oleh pengunjuk rasa. Sejumlah kendaraan operasional pegawai eselon III dan II yang tidak bisa menunjukkan surat perjalanan dinas juga diberhentikan. Bagi kendaraan yang bisa menunjukkan surat tugas perjalanan dinas, dibiarkan melintas. Pantauan Radar, sedikitnya 7 unit kendaraan dinas plat merah milik Pemkab Majalengka dari berbagai instansi yang kedapatan keluyuran saat jam kerja sempat disandera. Mahasiswa meminta pegawai kembali ke kantor masing-masing untuk melayani masyarakat. Puas men-sweeping kendaraan dinas, massa melanjutkan aksi menuju kantor Dinas Pendidikan (Disdik). Di lokasi tersebut, mahasiswa yang ingin bertemu kepala Disdik, berang, karena hanya bisa ditemui sekretarisnya. Tak mau ditemui sekretaris Disdik, mahasiswa melakukan sweeping kantor Disdik untuk mencari kepala Disdik. Usaha mereka gagal, karena dihalang-halangi petugas keamanan dari Polres. Tak ayal, sempat terjadi aksi dorong mendorong antara mahasiswa dengan polisi. Bahkan, seorang mahasiswa berteriak histeris karena menerima bogem mentah dari aparat. Kontan teriakan itu membuat teman-temannya marah. Kericuhan pun terjadi. Salah satu demonstran sempat diamankan petugas, namun berhasil kembali ke kelompoknya dengan diiringi insiden tarik menarik. Massa masih belum puas. Tak berhasil bertemu kepala Disdik, mahasiswa bergerak menuju gedung DPRD Kabupaten Majalengka. Setelah sempat berorasi selama setengah jam, masa akhirnya ditemui Ketua DPRD H Surahman dan sejumlah anggota dewan untuk berdialog di ruang rapat paripurna. Dalam dialog tersebut, koordinator aksi dari PMII Majalengka, Aslah Ibrahim mengaku kecewa dengan para penegak hukum yang tidak serius menangani kasus korupsi di dunia pendidikan. Para penegak hukum dinilai tebang pilih dalam menangani kasus yang merugikan negara itu. “Korupsi kecil-kecilan langsung ditangkap, tapi yang besar kok didiamkan begitu saja. Keluyuran seenaknya pada jam kerja dengan kendaraan dinas juga termasuk tindakan korupsi waktu dan fasilitas negara,” keluhnya. Menanggapi tuntutan mahasiswa, anggota dewan mengaku akan mengakomodir. Selanjutnya akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait, terutama instansi yang disebut mahasiswa. (azs/pai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: