Pulang Kondangan, 3 Tewas Dihajar KA

Pulang Kondangan, 3 Tewas Dihajar KA

PANGENAN - Dua orang tewas seketika dan satu tewas dalam perjalanan menuju RS Gunungjati Kota Cirebon, setelah motor yang ditumpangi mereka disambar kereta di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, kemarin sore (6/5). Ketiga korban tewas tersebut pasangan suami istri Eko Koswara (39) dan Ida Rosida (39), serta keponakannya Arifin (10). Mereka asal Desa Wanasaba Kidul, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, yang hendak pulang selepas menghadiri hajatan kerabatnya yang tinggal di Desa Astanajapura, Kec. Astanajapura. Sepeda motor Honda Revo yang dikendarai korban bernopol E 2651 LJ, rusak berat akibat terseret kereta sekitar 30 meter ke arah barat dari lokasi semula. Sementara tubuh ketiga korban terseret 20 meter dengan kondisi tubuh yang tidak utuh lagi. Karso (40), warga Blok Posong, Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan yang menolong korban mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi begitu cepat, sepeda motor yang dikendarai Eko datang dari arah Selatan menuju Jalan Bypass Pantura, sementara kereta yang menabraknya datang dari arah Timur menuju Jakarta. ”Nampaknya si pengendara sepeda motor, tak melihat datangnya kereta api yang melaju dengan kecepatan begitu kencang dan masinis kereta pun tak menyalakan bunyi klakson, sehingga pengendara motor langsung menyeberang rel yang tak diberi palang pintu ini. Dengan waktu sekejap, kereta langsung menabrak sepeda motor naas itu,” paparnya. Karso melanjutkan, kecelakaan bukan kali  pertama terjadi di perlintasaan tersebut. Hampir setiap tahun ada saja warga yang menjadi korban, baik pengendara sepeda motor, mobil bahkan pejalan kaki. ”Untuk tahun ini saja, sudah dua kali kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Biasanya, yang menabrak kendaraan adalah kereta dari arah Barat, Namun kali ini berbeda, justru kereta dari arah Timur,” imbuhnya. Dikatakan, warga setempat melalui masyawarah desa sering mengajukan usulan kepada PT Kereta Api Daops III Cirebon untuk mendirikan pos perlintasan kereta api berikut palang pintunya. Namun, hingga kini tak ada realisasi, padahal jalur tersebut merupakan jalur yang ramai dilintasi orang. ”Dari dulu  kami  mengusulkan, tapi belum dibuat-buat, kayaknya korban tewas di perlintasan kereta api ini mencapai seratus lebih,” kata Karso. Kapolsek Pangenan, AKP Jufrini ketika ketika dikonfirmasi Radar membenarkan adanya kecelakaan naas tersebut. Pihaknya sudah melaporkan kejadian naas tersebut ke Polres Cirebon dan sudah mengevakuasi korban ke kamar mayat RSUD Gunungjati Kota Cirebon. ”Kejadian berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB dan jasad korban sudah berada di RSUD Gunungjati dengan kondisi yang mengenaskan,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: