Hidup Mati di Mandala

Hidup Mati di Mandala

JAYAPURA - Persipura Jayapura ingin menembus final Piala AFC 2014. Tapi itu tidaklah mudah, mereka harus menjalani laga hidup mati terlebih dulu melawan klub Myanmar, Yangon United di Stadion Mandala, Jayapura, Sore nanti (13/5). Pertandingan di kandang Mutiara Hitam ini merupakan laga perdelapan final Piala AFC. Dengan format sekali pertemuan, pemenang dari laga ini dipastikan melaju ke perempat final kompetisi kelas II antar klub se-Asia itu. Dengan keuntungan tampil di hadapan publiknya, Persipura lebih diunggulkan untuk lolos. Optimisme tinggi juga ditunjukkan pelatih Jacksen F Tiago bahwa timnya bakal meraih kemenangan di laga nanti. Apalagi, dari jauh-jauh hari dia telah mempelajari video pertandingan lawan, dan telah menyiapkan planning untuk mengusai permainan. \"Strategi sudah kami siapkan dari beberapa video yang kami pelajari. Kemenangan mutlak harus kami raih, apalagi dukungan penonton akan sangat besar dan itu akan memberikan semangat bagi tim ini,\" katanya saat dihubungi, kemarin (12/5). Meski demikian, Jacksen tetap waspada dengan kekuatan The Lions, julukan Yangon United. Sebab, empat pemain asing yang dimiliki oleh mereka dianggap Jacksen menjadi ancaman tersendiri. Yangon dianggap tim yang solid karena materi pemain mereka juga berpengalaman di level timnas. Selain itu, pada babak penyisihan mereka menunjukkan penampilan yang ngotot dan militan, yang memang menjadi ciri khas permainan Myanmar. \"Kami akan bermain maksimal, untuk target yang maksimal. Semangat dan kepercayaan diri tim sedang bagus. kondisi pemain juga cukup bugar untuk bermain dalam tempo tinggi besok (hari ini, red),\" tambahnya. Sementara itu, Yangon pun tak kalah yakin dengan Persipura. Dilatih oleh Eric Williams, pelatih asal Australia yang pernah beberapa kali melatih klub Indonesia, seperti Persijatim FC, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan. Dengan pengalamannya, dia percaya diri bakal menundukkan Persipura di kandangnya. Persiapan matang telah dilakukannya, untuk meredam kecepatan pemain asal tanah Papua. Penjagaan khusus akan diberikan kepada kapten tim Boaz Solossa dan Lukas Mandowen di depan. \"Ada Boaz, Lukas Mandowen, Tibo yang cukup cepat. Kami akan menghentikan mereka, dan pulang dengan kemenangan,\" sumbarnya. Dengan waktu perjalanan yang panjang, sampai 21 jam dari Yangon, memang dikhawatirkan bakal mengganggu kebugaran mereka. Namun, dengan semangat besar untuk bisa lolos ke perempat final, Eric menilai itu bukanlah masalah yang besar. (aam/ko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: