Sensasi Tim Pengganti

Sensasi Tim Pengganti

TURIN – Legenda sepak bola Portugal dan Benfica Eusebio semasa hidupnya pernah mengunjungi makam Bela Guttmann di Wina, Australia. Eusebio rupanya prihatin dengan prestasi Benfica yang tak pernah menjadi jawara Eropa sejak 1962. Kegagalan itu sering dikaitkan dengan kutukan Guttmann pada 1962. Pria asal Hungaria itu pernah mengeluarkan kutukan di mana Benfica tak akan pernah menjadi juara Eropa selama 100 tahun sejak 1962. Guttmann mengeluarkan kutukan tersebut karena kecewa permintaan kenaikan gajinya tak dipenuhi manajemen. Nah, di makan Guttmann itulah, Eusebio kabarnya pernah meratap dan meminta agar Guttmann mencabut kutukannya. “Setiap kali Benfica tampil di final kejuaraan antarklub Eropa, mereka selalu berusaha untuk mematahkan kutukan. Mereka selalu menabur bunga di makam Guttmann. Namun, kutukan itu tak pernah hilang,” kata Jose Carlos Soares, jurnalis Portugal kepada A Bola. Ya, hingga kemarin atau 52 tahun setelah Guttmann mengeluarkan kutukan, Benfica belum juga mampu mengakhiri paceklik trofi Eropa. Harapan untuk mengakhiri trauma Eropa di Juventus Stadium kemarin pun kandas. The Eagles -julukan Benfica- dipaksa menyerah dari Sevilla pada partai final Europa League. Luisao dkk kalah melalui drama adu penalti yang berkesudahan 4-2 untuk kemenangan Sevilla. Sebelum melewati drama adu penalti, dua tim hanya mampu bermain imbang tanpa gol hingga waktu normal plus perpanjangan waktu. Saat adu penalti, hanya empat algojo yang mendapat kesempatan melakukan eksekusi dari masing-masing tim. Ini karena dua eksekutor Benfica gagal menunaikan tugasnya. Yakni Oscar Cardozo dan Rodrido. Sementara dua algojo lainnya, Lima dan Luisao sukses menaklukkan kiper Beto. Sebaliknya, empat algojo Sevilla, yakni Carlos Bacca, Stéphane Mbia, Coke dan Kevin Gameiro tak ada satu pun yang meleset. Nah, karena Sevilla sudah unggul 4-2 dalam adu penalti, maka tak perlu lagi ada eksekutor kelima. Entrenador Sevilla Unai Emery mengakui, sukses timnya meraih gelar adalah buah dari kerja keras dan solidaritas. Menurutnya, Ivan Rakitic dkk sebetulnya sudah kelelahan setelah bermain selama 90 menit. Namun, mereka tak menampakkan rasa lelah tersebut. “Benfica tim yang kuat. Kami menunjukkan kelelahan. Namun, kami belajar bagaimana melawan rasa lelah. Pemain juga menunjukkan solidaritas,’’ kata Emery kepada Football Espana. Media Spanyol pun memberi apresiasi atas sukses Sevilla. Mereka menganggap apa yang telah dicapai Emery dan pasukannya adalah sebuah sensasi. Sebab, Sevilla sebetulnya tak mendapat tiket untuk tampil di ajang Europa League musim ini. Pasalnya, musim lalu mereka hanya finis di urutan kesembilan klasemen akhir Primera Division. Namun, karena kondisi finansial Malaga dan Rayo Vallecano bermasalah, UEFA kemudian mencoret dua klub tadi dari daftar kontestan Europa League musim ini. Real Betis dan Sevilla yang posisinya di klasemen akhir tepat berada di bawah Malaga dan Vallecano, langsung naik menggantikan tempat mereka di pentas Eropa. Sevilla harus merangkak dari kualifikasi babak ketiga. Total, mereka harus melewati 19 pertandingan sebelum tampil sebagai juara. “Kami menjalani laga pertama pada Agustus (2013) ketika seharusnya kami berada di pantai untuk liburan. Tim ini menunjukkan solidaritas yang besar pada momen–momen sulit dan ini jadi hadiah besar bagi kami,” beber Emery yang kini menjadi pelatih Spanyol ketiga yang memenangi Europa League setelah Quique Sánchez Flores (Atletico Madrid, 2010) dan Rafael Benítez (Chelsea, 2013). Bagi Sevilla, ini merupakan trofi Eropa ketiga yang diraih setelah tiga kali tampil di final (2006, 2007 dan 2014). Artinya, Sevilla tak pernah gagal setiap tampil di final. Ini jelas bertolak belakang dengan Benfica yang sudah delapan kali tampil di final Eropa, namun mereka tak pernah menjadi juara. Musim ini sebetulnya Benfica punya momentum bagus untuk mengakhiri kutukan Eropa. Sebab, sepanjang perjalanan di pentas Europa League musim ini, tim asuhan Jorge Jesus itu tak pernah menelan kekalahan. Luisao dkk juga baru saja mengunci gelar domestik di Liga Portugal. “Kami bermain lebih baik, tapi di sepak bola, tim terbaik tak selalu menang. Kami punya lebih banyak peluang selama 120 menit, tapi tak satu pun yang kami manfaatkan,” keluh Jesus di situs resmi UEFA. “Ini final yang sangat bagus, meski tak ada gol yang tercipta. Sevilla mengawali dengan lebih baik namun kami meningkatkan permainan dan bermain lebih baik.Kami telah menunjukkan kekuatan kami dan punya sejumlah peluang gol,” bebernya. (ady/bas) Juara Europa League (10 Tahun Terakhir) Tahun Juara 2014 Sevilla (Spanyol) 2013 Chelsea (Inggris) 2012 Atletico Madrid (Spanyol) 2011 Porto (Portugal) 2010 Atletico Madrid (Spanyol) 2009 Shakhtar Donetsk (Ukraina) 2008 Zenit St Petersburg (Rusia) 2007 Sevilla (Spanyol) 2006 Sevilla (Spanyol) 2005 CSKA Moscow (Rusia) Keterangan : Sebelum 2009 masih bernama Piala UEFA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: