Survei Terbaru Sebut Dahlan, JK dan Mahfud Jadi Penentu

Survei Terbaru Sebut Dahlan, JK dan Mahfud Jadi Penentu

JAKARTA - Temuan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang figur Dahlan Iskan, Mahfud MD dan Jusuf Kalla (JK) yang bakal menentukan pemenang pemilu presiden (pilpres) ternyata diperkuat oleh survei lain. Survei yang dilakukan Founding Father House (FFH) juga menunjukkan tingginya elektabilitas calon presiden (capres) jika didampingi ketiga tokoh itu. Peneliti senior FFH, Dian Permata menyatakan bahwa Mahfud, JK dan Dahlan Iskan jika dijadikan cawapres berpotensi menyumbang suara signifikan. “Ketiganya sangat tinggi jika disimulasikan dengan keempat capres yakni Aburizal Bakrie, Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Pramono Edhie Wibowo,” kata Dian saat memaparkan survei bertajuk \"Mantenan Politik 2014-2019 versi rakyat VS Versi Elit?\" di kantor FFH, Jakarta Selatan, Kamis (15/5). Lebih lanjut dipaparkannya, dengan simulasi Aburizal Bakrie sebagai capres maka Ketua Umum Golkar itu memiliki elektabilitas 16,78 persen jika berpasangan dengan Dahlan Iskan. Sementara jika Aburizal berpasangan dengan Hatta Rajasa, maka elektabilitasnya 12,29 persen. Selanjutnya Aburizal Bakrie – Hidayat Nur Wahid (14,58 persen), Aburizal Bakrie – Mahfud MD (18,44 persen), Aburizal Bakrie–Suryadharma Ali (10,27 persen). Sedangkan dengan simulasi Jokowi sebagai capres berpasangan dengan Dahlan Iskan maka elektabilitasnya 41,83 persen. Kemudian simulasi Jokowi–Hatta Rajasa (35,04 persen), Jokowi–Hidayat Nur Wahid (37,43 persen), Jokowi–Mahfud MD (40,55 persen), Jokowi–Jusuf Kalla (40,73 persen), Jokowi–Pramono Edhie Wibowo (31,92 persen), Jokowi–Ryamizard Ryacudu (30,09 persen) dan Jokowi –Suryadharma Ali (31,83 persen). Bagaimana dengan Prabowo Subianto? Hasil survei FFH menunjukkan andai Prabowo berduet dengan Dahlan Iskan maka elektabilitasnya 29,81 persen. Selanjutnya Prabowo–Hatta (23,11 persen), Prabowo – Hidayat Nur Wahid (25,68 persen), Prabowo – Mahfud (30,18 persen), Prabowo– Jusuf Kalla (28,07 persen), Prabowo –Pramono Edhie (21 persen) dan Prabowo–Suryadharma (18.99 persen). Terakhir andaikan Pramono Edhie menjadi capres dan berpasangan dengan Hatta maka elektabilitasnya adalah 7,52 persen. Sedangkan simulasi duet Pramono Edhie–Hidayat (6,97 persen), Pramono Edhie–Mahfud MD (13,11 persen), Pramono Edhie-Jusuf Kalla (14,77 persen) dan Pramono Edhie– Suryadharma Ali (8,16 persen). Survei FFH itu dilakukan pada 11 April hingga 14 Mei lalu dengan 1090 sampel dari 34 provinsi. Survei dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Sedangkan responden dalam survei itu merupakan pemilik hak pilih aktif. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, survei FFH memasang margin of error kurang lebih 3 persen. Dian memaparkan, jika yang muncul ternyata hanya tiga pasang capres maka kemungkinan besar terjadi dua putaran. “Karena tidak ada satupun pasangan yang memperoleh angka elektabilitas 50 persen lebih seperti amanah UU 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Pasal 159,” ulasnya. Karenanya Dian mengingatkan, capres manapun harus bisa memilih figur cawapres yang memiliki nilai tambah. “Karena kawin kontraknya lima tahunan dan bisa dilanjutkan lagi di lima tahun kedua. Jangan sampai cerai di tengah jalan. Tidak serta dipasangkan dengan sendal jepit, daun, dan tiang listrik akan menang,” paparnya. Di sisi lain Dian mengatakan, peluang Mahfud dan Jusuf Kalla untuk dipinang menjadi cawapres memang besar. Sebab, keduanya memang punya kedekatan dengan partai politik. Misalnya Mahfud punya kedekatan dengan PKB yang sudah berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Jokowi. Sedangkan JK meski kader Golkar, tetap punya kedekatan personal dengan para petinggi Partai NasDem yang juga sudah bergabung dengan PDIP sebagai pengusung Jokowi. “Tapi Pak JK bergantung pada belas kasihan NasDem,” ulas Dian.(ara/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: