Prihatin Minat Baca Rendah, Bentuk Rumah Baca Humania

Prihatin Minat Baca Rendah, Bentuk Rumah Baca Humania

KUNINGAN – Lima pemuda Kuningan yang terdiri Anggia Gema Prasaja, Uus Husni, Habbi Mahardhika, Andriana dan Misbah Abdani tergugah untuk memprakarsai pendirian Rumah Baca Humania. Pendirian rumah baca itu karena prihatinan dengan rendahnya minat baca masyarakat di Kuningan. Itu terlihat dari kurangnya masyarakat yang datang ke perpustakaan umum (daerah). Di mana target dari 800 ribu wajib baca hanya 70 orang yang datang ke perpustakaan daerah. Kelima pemuda itu berkeyakinan, rendahnya minat baca masyarakat disebabkan tidak adanya “lingkungan membaca” yang mendukung. “Dengan alasan tersebut, kami menggagas dan mendiskusikan ide hingga akhirnya terwujud konsep, niat dan perjuangan yang sama, yakni membangun sebuah ‘Lingkungan Membaca’ yang nantinya akan didukung berbagai program-program di bidang pendidikan, sosial dan entrepreneur,” ucap Uus Husni kepada Radar, kemarin (21/5). Pihaknya sangat yakin, buku itu adalah gudang ilmu. Sehingga tradisi membaca warga harus menjadi budaya. Ia yakin, dengan dukungan dari semua pihak akan terwujud apa yang dicita-citakan. Uus mengatakan, tanggal 17 Mei 2014, menjadi tanggal di mana Rumah Baca Humania berdiri. Nama Humania sendiri merupakan akronim dari nama inisial Habbi, Uus, Misbah, Andriana dan Anggia. Penamaan Humania sendiri dianggap cocok karena nama tersebut memiliki definisi yang berkaitan erat dengan manusia, lingkungan, pendidikan dan kepedulian sosial. “Kami berharap dengan terbentuknya tim kecil ‘Rumah Baca Humania’ dapat berkembang menjadi organisasi sosial di Kuningan yang lebih besar di masa mendatang,” harapnya. Lebih lanjut dikatakan, program yang dirancang untuk ‘Rumah Baca Humania’ ini bergerak di bidang pendidikan, socialpreneurship, lingkungan dan olahraga. Untuk bidang pendidikan dirancang banyak program seperti menyediakan rumah baca untuk para pelajar, anak-anak muda di Kuningan. Kemudian program #KuninganMengajar yang di dalamnya akan ada volunter yang secara sukarelawan mengamalkan pengetahuannya untuk mengajar berbagai macam bidang seperti mata pelajaran sekolah, kelas musik, kelas kerajinan tangan dan keterampilan dan kelas olahraga. Di bidang kesehatan, beberapa program seperti pengenalan bahaya-bahaya pergaulan bebas . Untuk bidang lingkungan, terdapat program seperti menanam pohon dan bercocok tanam untuk pelajar dan anak-anak. Sementara di bidang socialpreneurship ada beberapa program yang bergerak untuk membangun usaha-usaha kreatif guna mendukung keberlangsungan Rumah Baca Humania. Beberapa jenis usaha tersebut antara lain merchandise, clothing, EO dan media. Ditambahkan Uus, meski baru seumur jagung namun pihaknya sudah bergerak dengan cara mengumpulkan buku bacaan dari mereka yang peduli. Saat ini bagi mereka yang akan mendonasikan buku pihaknya akan melakukan jemput bola ataupun untuk yang di luar kota bisa dikirimkan ke alamat Rumah Baca Humania. “Alhamdulillah sudah ada ratusan buku yang diterima hasil donasi dari yang peduli. Kami dengan senang hati akan menerima donasi dari warga,” jelasnya. Untuk saat ini, buku dan juga tempat rumah baca masih menumpang di salah satu rumah dari lima pendiri. Pihaknya sekarang tengah mencari tempat strategis untuk rumah baca. “Kami juga berharap dukungan dari semua pihak, karena tujuan ini mulia,” jelasnya. Saat ini juga kegiatan sudah dimulai dengan cara mengajak anak yang ada di sekitar untuk datang. Mereka jangan takut harus bayar, karena semua yang disediakan gratis tinggal memilih buku yang dibutuhkan. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: