Rezim Syria Buka Dialog

Rezim Syria Buka Dialog

DAMASKUS- Di tengah tekanan dunia, Syria kembali menawarkan dialog dengan kelompok oposisi. Kemarin (10/7) pemerintahan Presiden Bashar al-Assad membuka dialog nasional yang disebut sebagai langkah maju menuju demokrasi multi partai setelah lima dekade Partai Baath menjadi penguasa tunggal di negeri tersebut. Sekitar 200 delegasi, termasuk anggota parlemen dari independen dan anggota Partai Baath, mengheningkan cipta untuk para martir yang tewas selama demonstrasi anti pemerintah. Lantas, mereka menyanyikan lagu kebangsaan. Namun, para tokoh oposisi justru memboikot pertemuan tersebut sebagai penolakan mereka atas sikap pemerintah yang terus bertindak represif terhadap demonstran. “Kami akan gelar dialog nasional yang komprehensif sebagai batu loncatan untuk menciptakan transisi menuju demokrasi multi partai di Syria. Nantinya semua rakyat punya hak yang sama dan bisa berpartisipasi membangun masa depan negara kita,” ujar Wakil Presiden Farouq al-Sharaa dalam sambutan saat pembukaan dialog nasional kemarin. “Dialog ini dimulai pada saat yang tidak tepat, dalam situasi saling curiga, dan begitu banyak halangan menuju transisi. Sebagian (halangan itu) bersifat alamiah dan sebagian sengaja diciptakan,” ujar Sharaa. Dia menegaskan bahwa dialog tersebut bukanlah konsesi pemerintah kepada rakyat, tetapi kewajiban seluruh rakyat Syria. Sharaa menambahkan, dalam seminggu kementerian dalam negeri akan melaksanakan keputusan pemerintah untuk menghapuskan hambatan yang menghalangi warga Syria kembali ke negaranya atau pergi ke luar negeri. “Situasi saat ini menjadi halangan bagi pemerintah untuk mencabut sejumlah aturan yang berlaku. Termasuk pencabutan UU darurat yang berlaku sejak lima dekade lalu,” terangnya. Sementara itu, Syria juga menyatakan geram dengan sikap pemerintah Prancis dan AS yang mengirimkan utusan ke Kota Hama, pusat perlawanan oposisi, pekan lalu. “Kementerian luar negeri telah memanggil dubes Prancis dan AS untuk menyatakan protes keras terkait kunjungan mereka ke Hama tanpa persetujuan dari otoritas setempat. Itu adalah bentuk campur tangan terhadap urusan domestik Syria,” tegasnya. (AFP/cak/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: