Goran Hadzic Segera Dikirim ke Den Haag
BEOGRAD- Penjahat perang terakhir Serbia Goran Hadzic (52) segera menyusul Ratko Mladic ke Den Haag, Belanda. Kemarin (21/7), pengacara tokoh yang membantai banyak warga Kroasia itu mengatakan bahwa kliennya bakal diekstradisi ke Negeri Kincir Angin paling cepat Jumat sore ini (22/7). Bersamaan itu, eks presiden Republik Serbia Krajina itu dikunjungi keluarganya di tahanan kemarin. “Goran Hadzic telah menandatangani (sebuah dokumen) untuk tidak menggunakan hak banding,” kata Toma Fila, pengacara Hadzic. Alhasil, setelah seluruh persyaratan lengkap, pemerintahan Presiden Boris Tadic bisa langsung mengekstradisi jenderal Serbia Kroasia itu ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY). Karena itu, kliennya mungkin akan diterbangkan ke Den Haag paling cepat sore ini. Namun, Wakil Jaksa Serbia Bruni Vekaric yang bertugas di Pengadilan Khusus Penjahat Perang mengatakan bahwa ekstradisi Hadzic sangat bergantung pada evaluasi terkait kondisi keamanan. “Kami tak bisa memberitahukan kapan ekstradisi tersebut akan dilakukan. Demi keselamatan dan keamanan yang bersangkutan (Hadzic), pemerintah baru bisa memberikan informasi saat ekstradisi berlangsung,” terangnya. Kemarin Vekaric juga mengonfirmasikan keterangan Fila tentang syarat-syarat ekstradisi Hadzic. “Seperti yang sudah Anda dengar, dia (Hadzic) tak mengajukan banding. Kini, dokumen terkait proses tersebut sudah kami kirim ke kementerian kehakiman. Tinggal menunggu tanda tangan menteri (Menteri Kehakiman Serbia Snezana Malovic),” ungkapnya. Jika lancar, lanjut dia, surat perintah ekstradisi akan terbit siang ini. Sambil menunggu surat perintah ekstradisinya itu terbit, Hadzic menerima kunjungan istimewa keluarga dekatnya kemarin pagi. Saudara perempuan bersama istri dan anak lelaki buron terakhir ICTY itu berkunjung ke tahanan. “Sebenarnya, pemerintah bisa saja mengekstradisi klien saya detik ini juga. Tapi, kami sepakat untuk memberi dia (Hadzic) kesempatan bertemu keluarganya lebih dulu,” jelas Fila. Setelah menjadi buron selama tujuh tahun dan konon tak pernah bertemu dengan keluarganya, beralasan jika Hadzic diliputi kerinduan. Demikian juga keluarganya. Karena itu, selain anak dan istrinya, pemerintah Serbia memberikan kesempatan kepada saudara-saudara Hadzic untuk bertemu. Rencananya, kerabat Hadzic yang lain akan berkunjung pagi ini sebelum kemungkinan besar dia diekstradisi sore harinya. Hadzic yang tertangkap di wilayah pegunungan Fruska Gora, sebelah barat laut Beograd, dijerat dengan 14 pasal kriminal. Dia diyakini sebagai dalang dalam pembantaian etnis Kroasia dalam Perang Kemerdekaan Kroasia yang berlangsung pada 1991-1995. Saat ditangkap, kabarnya Hadzic sama sekali tidak dikenali. Pasalnya, wajah dan penampilannya sangat berbeda dengan yang terlihat pada foto sang buron yang dirilis PBB tersebut. Jejak Hadzic mulai terendus pada Desember lalu. Saat itu, beberapa agen rahasia Serbia mendapati ajudan Hadzic di ibu kota (Beograd). Mereka sedang berusaha menjual lukisan karya Amedeo Mondigliani. Sejak saat itu, intelijen Serbia membentuk tim untuk melacak keberadaan rekan mantan Presiden Serbia mendiang Slobodan Milosevic itu. Tetapi, sindikat yang melindungi mantan pemimpin Serbia Kroasia itu sangat rapi dan sulit terlacak. Kepada harian Blic, sejumlah pakar politik Serbia mengatakan bahwa selama ini Hadzic memang banyak dibantu atau dilindungi kelompok kriminal dan juga polisi rahasia. Selama bertahun-tahun, mereka menyimpan rapat rahasia tersebut. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: