Makin Panas

Makin Panas

Tanda-tanda kemarau panjang sudah terlihat. Suhu udara di Majalengka pun diprediksi naik beberapa derajat celsius jelang bulan Agustus atau Ramadan. Umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa pun harus menyiapkan fisiknya menghadapi kondisi ini. JIKA pembaca mencermati suhu udara di Kabupaten Majalengka, kemarin (25/7), pasti akan merasakan perubahan yang drastis dari sebelumnya. Ya, suhu udara kemarin lebih panas dengan angin “kemarau” yang lebih kencang. Salahsatu siswa sekolah negeri di Majalengka, Noviyantini mengakui kalau terik matahari tidak seperti biasanya. Kemarin lebih panas dan membuat dirinya merasa selalu haus. “Saya juga tidak tahu kenapa panas matahari lebih panas? Menurut info di televisi, katanya ada kenaikan suhu udara mulai hari ini (kemarin, red),” kata dia. Suhu udara panas diutarakan juga oleh Erik Ramdani, warga Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka. Dia pun mengaku lebih banyak minum untuk menghindari dehidrasi. “Sekadar jaga-jaga. Saya selalu menyediakan air,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi, Efendi mengatakan, beberapa pekan terakhir, mayoritas warga di Majalengka mengeluhkan kondisi cuaca yang dari hari ke hari makin panas. Namun Efendi enggan memberikan kepastian tentang akibat penyempitan jarak antara bumi dan matahari seperti yang diisukan di beberapa media jejaring sosial. Yang pasti Efendi mengakui kalau peningkatan suhu beberapa pekan terakhir memang terjadi di hampir seluruh kawasan Majalengka. Dia menyebut, kenaikan suhu udara bukan disebabkan berkurangnya jarak antara bumi dan matahari seperti yang banyak diisukan akhir-akhir ini. “Peningkatan suhu udara kali ini disebabkan oleh pergerakan angin muson selatan yang membawa udara kering ke meyoritas wilayah pulau Jawa. Angin ini disebabkan karena periode Juli hingga Agustus biasanya matahari beredar di koordinat 23,5 derajat Lintang Utara. Jadi tidak benar jika ada isu jarak matahari dengan bumi begitu dekat hingga ada kenaikan suhu udara hingga 4 derajat celsius,” ujarnya. Angin ini, lanjut Efendi, oleh kebanyakan orang seringkali disebut sebagai angin timuran. Secara teoritis, angin timuran berhembus dari Samudera Hindia lepas dan awalnya mengandung uap air yang cukup tinggi.  Akan tetapi, karena hembusan angin ini telah melewati daratan yang cukup luas (benua Australia), hembusan ke Pulau Jawa, Bali, dan Sumbawa hanya menyisakan angin kering dengan kadar uap air yang sangat rendah, sehingga menimbulkan suhu udara yang cukup tinggi. Namun, sambungnya, tidak dipungkiri bila pada periode satu tahun perputaran bumi mengelilingi matahari, terdapat titik di mana jarak bumi dan matahari berada pada titik terdekat. Hal ini disebabkan karena jalur lintasan bumi mengelilingi matahari (revolusi) diyakini berbentuk elips, sehingga terdapat titik terjauh (perihelium) dan titik terdekat (aprehelium) dalam jangka setahun. Meskipun demikian pihaknya hingga saat ini belum menerima pernyataan resmi dari BMKG pusat bila beberapa hari ini tengah terjadi perihelium yang menyebabkan naiknya suhu udara secara drastis. Atasa dasar itu, pihaknya dengan tegas membantah dan mementahkan beredarnya isu yang belakangan tersebar di media jejaring sosial. Terpisah, Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi memberikan pesan kepada seluruh warga Majalengka untuk berhati-hati dengan panasnya cuaca saat ini. Imbauan Karna lebih kepada cara mengantisipasi dampak buruk dari pemanasan cuaca. Seperti menghindari kebakaran, efektivitas air bersih, dehidrasi, cuaca ekstrim, serta menghindari penyebaran bibit penyakit. “Masih banyak dampak negatif dari perubahan cuaca. Khususnya di musim kemarau,” ujarnya. Lebih detil Karna menyebutkan bahwa menjaga kesehatan diri sendiri jauh lebih penting. “Kalau secara ilmuan, perubahan cuaca bersifat alamiah. Jadi, tergantung orangnya. Kalau bisa menjaga kebersihan lingkungan otomatis bisa menjalani perubahan cuaca dengan baik. Sebaliknya, yang tidak bisa menjaga lingkungan dan diri sendiri dipastikan bisa mengalami kerugian,” kata dia. Disinggung soal kenaikan suhu 4 derajat celesius, Karna meminta masyarakat Majalengka waspada. “Saya mengimbau warga bisa menjaga diri masing-masing,” imbuhnya. (abdul hamid/azis muhtarom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: