Elza, Sempat Ingin Masuk Koran
KENANGAN terhadap Elza Natalia (36) masih membekas di benak kawan dekatnya, Lia dan Rini Hastuti. Lia yang sudah mengenal Elza sejak tahun 2011, merasa sangat kehilangan sosok Elza yang riang dan enerjik. Dia tidak menyangka, pertemuannya dengan Elza, Selasa (10/6) sore lalu, adalah pertemuan terakhir dengan wanita yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri itu. Bagi Lia, Elza merupakan sosok yang selalu semangat, polos dan manja. \"Jujur saya merasa sangat kehilangan. Baik sebagai teman, anak ataupun rekan kerja. Kejadian ini sama sekali tidak terduga,\" ungkapnya sembari mengusap air mata di pipinya. Lia mengaku tidak mendapatkan firasat apapun tentang kepergian Elza. Bahkan, pada Selasa (10/6) sore, Lia masih sempat menjalin komunikasi dengan Elza. Saat Lia pulang ke rumah, Elza sudah berada di rumahnya dan sedang beristirahat di sofa ruang tamunya. \"Dia sempat tiduran di sini, bahkan dia nyetak ilustrasi asuransi untuk pelaku itu di sini,\" tuturnya. Melihat Elza yang sedang beristirahat di sofa ruang tamu, Lia tidak berani mengganggunya. Lia memilih untuk masuk ke dalam kamar dan membiarkan Elza beristirahat. \"Saat saya keluar kamar sekitar habis magrib, dia sudah pergi. Saya tidak menyangka bila hari itu merupakan pertemuan terakhir saya dengan Elza,\" tuturnya sesenggukan. Kini, bayangan Elza masih begitu melekat di benak Lia. Setiap kali melihat sofa yang menjadi tempat istirahat Elza kala itu, selalu mengajak Lia untuk kembali mengingat Elza. \"Saya sedih, saya tidak menyangka saja kalau itu merupakan pertemuan terakhir. Sekarang kalau lihat kursi ini, saya inget Elza. Saya teringat wajahnya saat tertidur di sofa ini,\" ucapnya. Elza sendiri, kata Lia, sebenarnya wanita yang ceria. Saat ini, kata Lia, Elza sebenarnya sedang termotivasi untuk mendapatkan promosi di perusahaan tempatnya bekerja. Keberadaan sang anak, Timothy merupakan alasan Elza untuk terus berjuang dan bekerja semaksimal mungkin. \"Dia itu punya goal yang bagus. Mba Elza ingin promosi, karena memang dia bekerja motivasinya untuk anak. Makanya, anaknya juga selalu dibawa ke mana-mana. Saat prospek dengan agen, bahkan rapat di kantor juga dibawa. Dan kejadian ini sama sekali tidak terduga,\" katanya. Rini Hastuti juga merasa kehilangan atas kepergian Elza Natalia. Selama saling kenal, Rini menilai Elza merupakan wanita polos dan apa adanya. Satu hal yang tidak bisa dilupakan Rini adalah celotehan Elza, yang selalu minta untuk dimasukkan ke koran. \"Setiap ketemu, Elza selalu ceria, dan selalu menyambut dengan penuh kehangatan. Dia sering bertanya, \'Say kapan dong aku mau masuk koran kayak kamu\'. Ini yang selalu membuat saya sedih,\" tutur wanita yang juga kolomnis di Radar Cirebon ini. Kini, keinginan Elza untuk masuk ke koran sudah terwujud. Namun sayang, bukan pemberitaan profil atau karirnya, melainkan tentang kisah tragis yang dialaminya. Entah, seolah pertanda atau firasat, status blackberry messenger terakhir yang diposting oleh Elza adalah tentang kerinduannya pada sang ibunda yang telah meninggal. Selamat jalan Elza Natalia, semoga tenang di sisi Tuhan. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: