Lolos dengan Sejumlah Catatan

Lolos dengan Sejumlah Catatan

JAKARTA - Timnas Indonesia berhasil lolos dari ujian sulit. Dengan persiapan ala kadarnya, Firman Utina dan kawan-kawan sukses menembus putaran ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia. Tadi malam di hadapan sekitar 80 ribu suporter yang memadati Gelora Bung Karno, Jakarta, Pasukan Garuda mengalahkan Turkmenistan 4-3. Indonesia lolos dengan agregat 4-5. Sebab, pada leg pertama Sabtu lalu (23/7), tim besutan Wim Rijsbergen itu berhasil menahan seri Turkmenistan 1-1 di Ashgabat. Dua di antara empat gol tim Merah Putih didonasikan oleh Christian Gonzales pada menit ke-10 dan ke-18. Satu gol lain dicetak secara indah melalui tembakan jarak jauh M Nasuha pada menit ke-42. Sedangkan gol penutup dicetak melalui sepakan Mohammad Ridwan pada menit ke-76. Adapun salah satu di antara tiga gol Turkmenistan dihasilkan lewat gol bunuh diri M Nasuha pada menit ke-70. Dua gol lain Turkmenistan dicetak oleh Berdy Shamuradov pada menit ke-83 dan Gahrymenberdy Chonkaev tiga menit setelah gol Shamuradov. Artinya, Indonesia akan bergabung dengan 15 tim pemenang lain dalam putaran ketiga yang berisi 20 tim. Lima tim lain adalah macan-macan Asia yang menjadi kelompok unggulan I serta tak perlu melalui putaran I dan II. Mereka adalah Jepang, Korsel, Australia, Korut, dan Bahrain. Sebanyak 20 tim tersebut bakal dibagi menjadi lima grup, yang masing-masing berisi empat tim. Posisi dua teratas tiap-tiap tim akan melaju ke babak sepuluh besar. Pertandingan di putaran ketiga itu akan berlangsung pada 2 September 2011 sampai 9 Februari 2012. Di putaran keempat, sepuluh tim yang lolos akan dibagi menjadi dua grup, masing-masing berisi lima tim. Posisi dua teratas tiap-tiap grup langsung lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brazil. Sedangkan dua peringkat ketiga terbaik akan bertarung di playoff. Pemenang playoff itu selanjutnya akan menjalani intercontinental playoff untuk merebut tiket ke Brazil. Lolosnya Indonesia patut dibanggakan. Sebab, dengan persiapan minim seiring kisruh berkepanjangan di kepengurusan PSSI, Pasukan Garuda tak hanya bisa memetik kemenangan tadi malam. Mereka juga mampu menampilkan permainan menghibur. Padahal, yang mereka hadapi adalah tim yang pernah menjalani pemusatan latihan sekitar satu bulan di Belarusia dan melakukan uji coba tiga kali. Indonesia, “Boro-boro uji coba, Firman Utina dan kawan-kawan hanya sempat menjalani latihan ringan enam kali sebelum terbang ke Ashgabat pada 21 Juli lalu.” “Selamat untuk para pemain. Itu laga sulit bagi mereka,” kata Wim Rijsbergen, pelatih timnas Indonesia, dalam jumpa pers setelah pertandingan. “Secara keseluruhan, kami sangat senang. Kami berterima kasih kepada semuanya. Staf pelatih, manajemen, dan semuanya. Itu modal bagus untuk menghadapi babak selanjutnya,” sambung Rijsbergen. Minimnya persiapan itulah yang membuat penampilan Indonesia masih memiliki banyak kekurangan. Sejumlah catatan harus digarisbawahi. Misalnya, banyaknya peluang yang terbuang dan kelengahan lini belakang. Akibatnya, unggul 4-1 saat pertandingan kurang 14 menit, Merah Putih harus bermain dalam tekanan besar setelah Turkmenistan bisa menambah dua gol pada menit-menit akhir. Sementara itu, pelatih Turkmenistan Yazguly Hojageldiyev menyatakan kecewa karena timnya harus gagal melangkah ke putaran berikutnya. Dia mengklaim bahwa timnya berhasil mengontrol jalannya laga selama 90 menit. Namun, dia menyayangkan timnya gagal menambah satu gol lagi pada menit-menit akhir. “Selamat kepada timnas Indonesia. Kami mengontrol 90 menit pertandingan. Sayang, di waktu tersisa pada akhir laga, kami gagal membuat satu gol tambahan,” kata Hojageldiyev. Memang, kalau saja The Green, julukan Turkmenistan, bisa menyamakan kedudukan 4-4, merekalah yang akan lolos berdasar aturan gol away. Meski demikian, kebangkitan mereka pada menit-menit akhir laga dengan mencetak dua gol setelah tertinggal 1-4 sempat membuat jantung pendukung Indonesia berdegup kencang. Hojageldiyev mengungkapkan, di laga tadi malam, Indonesia diuntungkan dengan hadirnya pemain ke-12 di lapangan. Yaitu, sekitar 80 ribu penonton yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). “Indonesia main di kandang dengan bagus karena dukungan luar biasa dari para suporter di sini. Penonton menjadi pemain ke-12 bagi Indonesia. Atmosfer seperti itu baru kali pertama saya temui. Luar biasa,” paparnya. (ali/c11/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: