Penjaga Tempat Kos Menghindar
*Identitas Penghuni Kos Baru Dilaporkan Seminggu Pasca Penemuan Mayat CIREBON - Keluhan pengurus RW maupun RT terkait susahnya mendapatkan identitas penghuni kos di Jl Simega I, TKP pembunuhan Elza Natalia, bukanlah isapan jempol. Buktinya, meski peristiwa pembunuhan sudah berlangsung Selasa (10/6) lalu, namun pengelola kos milik H Memet itu baru mau terbuka menyerahkan daftar penghuni rumah kosnya pada pihak keamanan kampung, seminggu setelahnya, yakni pada Kamis (19/6). Kesan tertutup itu mengundang tanda tanya besar. Dalam daftar tersebut, tertulis rumah kos yang dijaga Iman itu, ditinggali 8 orang. Satu pasang suami istri, satu perempuan berstatus kuliah dan lima orang laki-laki yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Namun, berkas yang dilaporkan Iman tadi malam itu, tidak dilengkapi foto, hanya berisi data nama penghuni, kendaraan yang dibawa, pekerjaan dan status penghuni kos. Hal ini diketahui saat Radar mencoba mendatangi tempat ronda petugas keamanan di RT 04 RW 01 Desa Kertawinangun. Keterangan yang didapat dari Suwanto, koordinator keamanan setempat, pihaknya mengakui baru saja menerima berkas penghuni kos tempat Elza dieksekusi mati, namun belum disertai foto. \"Baru saja diserahkan berkasnya. Ada sembilan kamar dengan rincian tujuh kamar disewa, dua kosong, penghuninya rata-rata mahasiswa. Ada laki-laki dan perempuan, campur. Salah satu kamar yang kosong adalah kamar TKP eksekusi yang berada di dekat ruang tamu yakni kamar nomor satu,\" ujarnya. Radar pun kemudian mencoba berkeliling komplek dengan para petugas keamanan. Tepat pukul 22.00 WIB, seluruh pintu akses yang masuk ke dalam wilayah RT 04 RW 01 Kertawinangun dikunci portalnya dan hanya diberikan akses melewati pos kamling yang dijaga oleh tiga petugas keamanan. Dengan cara ini, petugas keamanan bisa mengontrol siapa saja yang keluar dan masuk ke dalam komplek Simega. Saat koran ini menghubungi Iman (35) warga Kertawinangun, penjaga kos TKP eksekusi, yang bersangkutan terkesan menghindar dengan alasan sedang repot mengurusi bapaknya yang tengah sakit. Bahkan saat ditelepon, dia memberikan telepon tersebut ke pamannya untuk berbicara dengan Radar. \"Saya sedang sibuk, bicara saja dengan paman saya,\" ucapnya singkat. Di ujung sana, suara Iman pun berganti menjadi seorang laki-laki yang mengaku sebagai pamannya Iman dan mengatakan yang bersangkutan sedang sibuk mencari orang pintar karena ayah Iman dalam kondisi kesehatan yang sedang turun. \"Lain kali saja ya,\" ucapnya singkat. Tidak kehabisan akal, Radar pun mengirimkan SMS kepada nomor HP Iman dan meminta yang bersangkutan berkenan berbicara via telepon. Namun yang bersangkutan tidak membalas SMS Radar, dan ketika ditelepon berulang kali, Iman tidak pernah menjawab hingga pukul 23.00 WIB. Sebelumnya, pihak keamanan RW, Suwanto mengeluhkan sulitnya mendapatkan informasi penghuni kos milik H Memet itu. Dia hanya mengetahui penyewa kamar kos tersebut adalah AL dari keterangan penjaga kos di Jl Simega I yang juga menjadi saksi kasus tersebut. Namun, dia tidak mengetahui identitas dari para penghuni kos. Pasalnya, ia sudah seringkali meminta pada penjaga kos untuk menyerahkan foto copy KTP penghuni kos, namun penjaganya hanya janji-janji tanpa realisasi. \"Saya juga serba salah, saya rewel disangkanya usil ke kosan, saya tunggu iktikad baik, tapi gak pernah datang buat laporan,\" imbuhnya. Ia pun kemudian menceritakan keberadaan enam rumah kos yang berada di RT-nya itu. Menurutnya, kondisi rumah kos tersebut hampir sama, rata-rata penjaga kos tidak memberikan data penghuninya, padahal menurutnya pihaknya sudah meminta bahkan lebih dari sekali, namun para penjaga kos tersebut banyak memberikan alasan dan akhirnya tidak memberikan sama sekali. \"Kita sudah sering gerebek dan pergoki pasangan bukan pasutri di kamar kos beberapa waktu lalu. Kita sudah berikan edaran, baik itu pemberitahuan dan teguran, namun tetap tidak ada iktikad baik,\" ungkapnya. Terpisah Ketua RT 04 RW 01 Desa Kertawinangun Subagyo (57) mengatakan, pemilik kosan TKP eksekusi tersebut adalah milik H Memet warga Perumnas. Kos-kosan dengan sembilan kamar itu, menurutnya, baru beroperasi sekitar setengah tahun terakhir. Namun ia yakin pemilik kos tidak terlibat karena memang hanya sebulan sekali ke tempat kos dan semuanya dipercayakan pada penjaga kos. \"Namanya Iman, warga sini juga. Dia penjaganya, kalau pemiliknya hanya sekali-sekali ke sini,\" ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: