Jokowi Bicara Fakta, Prabowo Lebih ke Slogan

Jokowi Bicara Fakta, Prabowo Lebih ke Slogan

JAKARTA-Pakar ekonomi dari Universitas Padjajaran Kodrat Wibowo menilai visi misi pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih tepat. Menurutnya, visi misi Jokowi-JK lebih banyak bicara fakta dibandingkan pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang lebih banyak bicara slogan. \"Saya harus jujur mengatakan visi-misi Jokowi-JK jauh lebih bagus karena berbicara fakta dibanding visi dan misi Prabowo-Hatta,\" kata Kodrat dalam acara diskusi bertajuk \"Substansi Debat Capres Soal Ekonomi: Fakta atau Slogan di Cikini, Jakarta, Minggu (22/6). Kodrat sepakat dengan program Jokowi-JK yang memprioritaskan pendidikan sumber daya manusia. Menurutnya, kualitas tenaga kerja Indonesia yang sangat rendah menjadi masalah utama dalam memajukan perekonomian nasional. Ia memaparkan, di kota-kota besar seperti di Jakarta atau Bandung, tenaga kerja dengan pendidikan rendah masih banyak dijumpai. \"Kalau anda ke Bandung, bertemu lima orang di sana, pasti tiga orang diantara lima orang itu tak lulus SMP. Ini memprihatinkan,\" ujar Kodrat. Rendahnya kualitas tenaga kerja inilah yang akhirnya membuat sistem outsourcing atau sistem kerja kontrak berkembang di Tanah Air. \"Maka jangan heran perusahaan perusahaan di Indonesia masih memberlakukan sistem kerja outsourcing,\" kata Kodrat lagi. Sementara itu, warga dan mahasiswa Indonesia di Auckland, Selandia Baru, melakukan long march dari Victoria Park Market menuju Queens Wharf, Minggu 22 Juni 2014. Long march dilakukan di pelabuhan yang menjadi salah satu ikon kota Auckland. Mereka kemudian menyampaikan dukungan kepada capres Joko Widodo. “Saya ingin melihat saudara-saudara saya yang miskin bisa sama-sama menikmati hasil pembangunan. Saya ingin melihat rakyat Indonesia sejahtera, hidup berkualitas, dan menghormati Bhinneka Tunggal Ika. Saya ingin perjuangan kakek-nenek kita dulu melawan penjajah tidak dihancurkan sekelompok manusia yang haus kekuasaan. Saya cinta Indonesia,” kata Syarifah Hardani, 37 tahun, mahasiswa paskasarjana Universitas Auckland. Salah satu penggagas long march Deddy Muwardi (57) menyatakan, para pendukung Joko Widodo di Selandia Baru secara sukarela mengajak masyarakat Indonesia di negeri itu untuk memilih Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden RI. Para pendukung Joko Widodo di Auckland juga mengumpulkan tanda tangan dan dana sukarela untuk membantu kampanye pemenangan capres nomor urut 2 itu. Mereka juga mengajak rakyat Indonesia di berbagai belahan dunia untuk menggunakan hak pilihnya. Ajakan itu disampaikan melalui berbagai media sosial seperti akun Twitter @Auckland4Jokowi dan Facebook Auckland4Jokowi. Jan Ramos Pandia yang juga penggagas acara \"Auckland for Joko Widodo\" menambahkan, masyarakat Indonesia di negeri dekat kutub selatan itu percaya Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan membawa Indonesia menjadi lebih baik menuju Indonesia Baru. Menurut Jan, Joko Widodo membawa sejarah baru dalam perpolitikan Indonesia. Mantan wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu dianggap menjadi bukti bahwa untuk menjadi pemimpin Indonesia tidak harus menggunakan uang, tidak harus ketua partai, dan tidak harus keturunan pejabat. “Cukup dengan modal jujur, jiwa sederhana, kerja keras, dan mendengar rakyat. Kita harus melihat orang berdasarkan apa yang sudah dikerjakannya, bukan apa yang masih dijanjikannya,” kata Jan kepada wartawan.(dil/gar/jpnn/net)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: