Warga Pantura Tunggu Reaksi Pemkab

Warga Pantura Tunggu Reaksi Pemkab

KANDANGHAUR – Wilayah pantura Indramayu diperkirakan akan menjadi salah satu daerah sasaran migrasi eks PSK Dolly, menyusul ditutupnya lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu oleh Pemkot Surabaya. Terutama di kawasan sepanjang jalur pantura Kandanghaur, Losarang, Lohbener, Sukra, dan Patrol yang memang terdapat banyak tempat hiburan malam dan warung remang-remang (warem). Karena itu, warga pantura mendesak agar keberadan tempat yang ditengarai untuk praktik prostitusi itu segera ditutup agar jangan sampai menjadi lokasi baru para “alumnus” Dolly. “Secepatnya ditutup. Momennya tepat menjelang bulan Ramadan sekaligus sebagai bentuk penolakan kami terhadap eksodus PSK Dolly ke Indramayu,” pinta Nanang, tokoh pemuda Kecamatan Kandanghaur, Senin (23/6). Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ungkap dia, kawasan jalur pantura Indramayu pernah menerima eksodus PSK saat lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta ditutup pada akhir 2009 oleh Pemerintah DKI Jakarta. Hal itulah yang harus diantisipasi pasca penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya. Kuwu Desa Eretan Kulon, Delut Amin SPd SSos membenarkan kekhawatiran warganya soal migrasi PSK Dolly ke lingkungan mereka. Namun pihaknya mengaku belum mengetahui kebijakan resmi dari Pemkab Indramayu terkait antisipasi eksodus PSK dari Dolly. Walau demikian pihaknya bersama jajaran Muspika, MUI dan tokoh masyarakat akan segera melakukan upaya preventif yakni dengan melakukan penutupan warem yang tersebar di tepi jalan raya Desa Eretan Kulon. Di wilayahnya, terdapat sedikitnya 80 warem yang disinyalir sering digunakan para wanita penghibur dan lelaki hidung belang untuk melakukan kegiatan prostitusi yang biasanya dilakukan pada malam hari. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: