Jl Kartini 1 Arah Masih Disoal

Jl Kartini 1 Arah Masih Disoal

KESAMBI- Wacana Jl Kartini satu arah masih terus jadi perdebatan. Kali ini dipersoalkan oleh Sekretaris Organda Cirebon, Karsono. Dia mengatakan, Jl Kartini satu arah bukan solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Ia berpendapat, kebijakan tersebut malah akan mengganggu aktivitas ekonomi dan pendidikan di kawasan itu. Jl Kartini, kata dia, akan lebih baik tetap diberlakukan dua arah. Mengingat kawasan itu menjadi salah satu pusat ekonomi yang ramai. \"Saya katakan itu bukan solusi yang tepat. Yang jadi permasalahan di sana (kemacetan, red) selama ini karena adanya lintasan kereta, bukan karena manajemen rekayasanya. Apalagi jika sudah ada double track, kereta api akan lewat per 15 menit. Ini yang jadi masalah,\" tandasnya kepada Radar. Menurut dia, solusi yang tepat itu dengan membuat fly over. \"Ini yang harus dipikirkan,\" ucapnya. Di lain sisi, ia mempertanyakan alasan dari kebijakan pemberlakukan manajemen rekayasa lalu lintas di Kartini. Seharusnya pemerintah berkoordinasi dengan semua pihak, dalam hal ini forum lalu lintas jalan. \"Sampai saat ini Organda belum pernah dilibatkan untuk membicarakan hal ini,\" kata Karsono. Ia juga menilai, apabila diberlakukan satu arah, maka masyarakat akan kesulitan untuk mencapai tempat tujuan. \"Termasuk juga angkutan trayek yang selama ini menggunakan Kartini dua arah,\" tambah mantan anggota DPRD asal PAN ini. Dikatakan, trayek angkutan kota akan terganggu dengan adanya pemberlakukan itu. Karsono juga mengimbau kepada pemangku kebijakan untuk tidak mengambil langkah tersebut jikalau kebijakan tidak dapat menyelesaikan masalah. \"Jangan sampai membuat kebijakan yang tidak menyelesaikan masalah, lebih baik dibiarkan saja. Akan lebih bagus dibuat fly over, karena selama ini yang menghambat lalu lintas itu adanya lintasan kereta api,\" tandasnya. Sementara itu, anggota Forum Lalu Lintas Kota Cirebon Prof Adang Djumhur mengatakan, saat rapat forum lalu lintas dia mengusulkan agar Jl Kartini diubah menjadi satu arah. Baik arah dari Jl Tuparev menuju Jl Kartini, atau dari Jl Kartini menuju Jl Tuparev. “Bagi saya tidak masalah mana saja yang akan dilakukan. Terpenting satu arah agar tidak macet,” ucapnya. Meskipun demikian, Adang mempersilakan untuk lebih melakukan kajian matang dan mendalam. Selain itu, kajian harus komprehensif melihat berbagai pertimbangan. Adang menilai, Jl Kartini akan berkaitan dengan jalan lainnya. Jangan sampai, Jl Kartini satu arah tetapi menimbulkan kemacetan parah di jalan lain. “Jangan sampai itu terjadi. Karena Jl Kartini satu arah tujuan awalnya agar lalu lintas lancar dan mengurai kemacetan,” tukasnya. Karena itu, lanjut Adang, jika berlaku satu arah untuk Jl Kartini, toko maupun hotel restoran yang ada di sekitar Jl Kartini wajib menyediakan lahan parkir sendiri yang tidak mengganggu badan jalan. Sebab, jika tetap menggunakan bahu badan jalan untuk parkir, sama saja tidak mengurai kemacetan dan justru akan menimbulkan kemacetan baru di Jl Kartini. Sebagai pengusul Jl Kartini satu arah dalam forum lalu lintas, Prof Adang Jumhur tidak mengharuskan Jl Kartini satu arah. Bisa saja, jalan lain satu arah dan Jl Kartini tetap dua arah. Namun, dia meminta Jl Kartini satu arah untuk di uji coba terlebih dahulu. “Kalau sukses dilanjutkan, jika ternyata tambah macet diubah lagi menjadi dua arah,” simpulnya. Sementara terpisah, Kapolres Cirebon Kota AKBP Dani Kustoni menilai semua usulan pro dan kontra memiliki tujuan baik untuk menguraikan kemacetan di Kota Cirebon. Langkah tersebut di apresiasi karena lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama. “Kami akan menggunakan apapun hasil kajiannya. Itu sebagai dasar kebijakan mengubah Jl Kartini satu arah atau tidak,” ujarnya. Pengkajian dari dua sisi sangat penting dilakukan. Baik jika Jl Kartini satu arah maupun tidak satu arah. Selama ini, kata Dani, Kota Cirebon menjadi kota tujuan dari berbagai wilayah. Sehingga, tingkat kepadatan pengguna jalan dan lalu lintas lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya di wilayah III Cirebon. Terlebih, Kota Cirebon menjadi kota perdagangan dan jasa yang memiliki beberapa konsekuensi. Salah satunya padatnya lalu lintas jalan raya. “Kami sudah melakukan berbagai upaya. Termasuk mengatur lalu lintas di beberapa persimpangan utama,” jelasnya. (jml/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: