Tangani Black Campaign Tabloid Obor
JAKARTA - Manuver politik Dahlan Iskan untuk mendukung pasangan calon presiden Jokowi-JK kembali ditunjukkan. Kali ini, Menteri BUMN tersebut mencoba membentengi kedua sosok dari black campaign melalui media yang berjudul Tabloid Obor. Dengan bantuan relawan Demi Indonesia (DI), Dahlan membentuk Tabloid tandingan Obor Rahmat bagi Semesta Alam atau Obor Rahmatanan Lil ‘Alamin. Dia mengatakan, pihaknya bakal menyebarkan tabloid tersebut dalam dua minggu ke depan. Tabloid tersebut berisi berita-berita yang meluruskan isu-isu negatif tentang pasangan Jokowi-JK di masyarakat. \"Ini ide teman-teman relawan, mereka ingin buat pemberitaan yang baik dan bukan berita palsu. Saya menyambut baik niat itu. Kebenaran itu harus ditegakkan. Tujuan tabloid ini mulia yaitu menjernihkan fitnah,\" ujarnya dalam acara konferensi pers di Jakarta kemarin (27/6). Nanti, pihaknya bakal menyebarkan tabloid tersebut ke wilayah Jawa Timur. Lokasi penyebarannya difokuskan ke pesantren-pesantren yang terlanjur dimasuki Tabloid Obor Rakyat. \"Distribusi tentu mengikuti alur pesantren-pesantren yang terlanjur termakan tabloid Obor itu. Yang bukan rahmat. Tentu prioritasnya itu. Kita mau memberi pandangan. Terserah baca ini, ini, tapi permintaan jauh sekedar sasarannya,\" jelasnya. Soal nama yang mirip, Dahlan tak mau berkomentar terlalu jauh. Menurutnya, penamaan tabloid tak mempunyai dasar khusus. \"Nama memang bisa apa saja. Nama bisa sama. Tapi, obor yang ini bukan seperti yang sana,\" tegasnya. Dia berharap, langkah yang ditempuh bisa mengubah pandangan masyarakat di sisa waktu kampanye. Sebab, pembiaran isu negatif pada masyarakat awam bisa saja membahayakan posisi Jokowi-JK. \"Kami akan berusaha maksimal. Saya sendiri masih punya harapan, sisa dua minggu orang akan sadar mana informasi yang salah dan menjerumuskan,\" ungkapnya. Terkait black campaign, Dahlan mengaku sangat menyayangkan adanya manuver politik itu. Apalagi, black campaign tersebut dikemas dalam jurnalisme yang tak berdasarkan fakta. Salah satunya, berita fiktif yang ditayangkan media online CNN berjudul \"Indonesians Predict Prabowo Will Be Next Indonesia President\". Dalam berita tersebut, terdapat hasil survei Gallup Poll yang ternyata palsu. \"Berita bisa disulap sedemikian rupa menjadi berita bohong. Itu luar biasa pemerkosaannya,\" jelasnya. Gallup merupakan sebuah lembaga survei politik dan bisnis berskala global yang berbasis di Washington DC. Namun, Gallup diklaim belum pernah melakukan survei terkait presiden Indonesia. Tulisan yang ditulis tersebut hanya menyadur tulisan Americans Predict Obama Will Be Next US President. Dalam berita tersebut memang ada hasil survei Gallup Poll yang dilakukan 2008 silam. Yang diubah hanyalah nama Obama menjadi Prabowo. \"Saya sangat prihatin,\" ucapnya. Dia mengaku khawatir maraknya berita palsu bisa membuat kepercayaan publik pada media menjadi menurun. \"Kita selama ini sudah susah payah menegakkan kaidah pemberitaan yang benar. Tapi kalau seperti ini, apa masyarakat masih percaya?\" tuturnya. (bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: