6 Bom Guncang Afghanistan

6 Bom Guncang Afghanistan

KABUL- Situasi di Afghanistan belum benar-benar kondusif setelah peralihan tanggung jawab keamanan dari pasukan koalisi NATO kepada aparat di negeri tersebut. Bahkan, kekhawatiran bahwa aparat keamanan Afghanistan belum siap ditinggalkan pasukan Amerika Serikat (AS) kembali terbukti. Sebuah serangan bersenjata dan bom bunuh diri meledakkan kantor gubernur Provinsi Parwan di dekat Kabul kemarin (14/8). Tidak tanggung-tanggung, enam pelaku bom bunuh diri meluluhlantakkan kantor pemerintahan provinsi tersebut. Sedikitnya, 19 orang tewas dan puluhan lainnya luka dalam serangan itu. Abdul Basir Salangi, sang gubernur, kepada salah satu stasiun televisi lokal membenarkan bahwa enam pelaku bom bunuh diri sengaja menyerbu kantornya pukul 11.00 waktu setempat (pukul 13.30 WIB). “Saat itu saya berada di dalam (kantor),” ujarnya kepada Tolo News menunjuk lokasi kompleks rumah dan kantor pemerintahan Provinsi Parwan di Kota Charikar, sekitar 50 kilometer utara Kabul. Salangi adalah sosok komandan militer yang dikenal anti-Soviet dan anti-Taliban. Dia pernah berjuang melawan kekuasaan Taliban saat masih berkuasa pada 1996 hingga 2001 ketika pasukan koalisi AS menjatuhkan mereka. Itu adalah kali kedua dia menjadi target pembunuhan setelah bulan lalu kelompok Taliban mengarahkan senapan mesin ke arah dirinya. Insiden yang membuat gempar dan mengguncangkan Afghanistan tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan militan di ibu kota Kabul tetap berbahaya. Taliban pun langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Ironisnya, lokasi serangan itu hanya terletak sekitar 11,6 kilometer dari Pangkalan Udara Bagram, markas Komando Regional Timur NATO. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Siddiq Siddiqi kepada Agence France-Presse menyatakan bahwa korban tewas terdiri dari 14 pegawai negeri sipil dan lima polisi. Sedangkan korban luka berjumlah 37 orang. Menurut Salangi, seorang pria yang termasuk pelaku bom bunuh diri berhasil ditangkap setelah tim penyelamat mengevakuasinya ke rumah sakit karena luka. Abdul Khalil Farhangi, seorang dokter rumah sakit lokal di Charikar, mengungkapkan bahwa 16 jenazah korban tewas dan 30 korban luka saat ini dirawat ke rumah sakit tempatnya bekerja. Sebagian korban luka lain diterbangkan ke Kabul karena kondisinya kritis. (AP/AFP/cak/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: