Jalur Gakin Mulai Disalahgunakan

Jalur Gakin Mulai Disalahgunakan

Ada Siswa yang Daftar dengan KK Orang Lain KESAMBI- Kekhawatiran bahwa jalur keluarga miskin (gakin) akan disalahgunakan dalam PPDB 2014 mulai muncul di permukaan. Seperti disampaikan tim verifikasi gakin SMPN 5 Cirebon, Agus Kholik SAg. Berdasarkan fakta di lapangan, kata dia, banyak yang menggunakan jalur gakin tapi dalam kartu keluarga (KK) tak tercantum nama ibu dan ayahnya. \"Ini memang kenyataannya seperti itu, ada siswa yang mendaftar (jalur gakin, red) tapi ketika dicek namanya ada di kartu keluarga miliki orang lain,\" katanya kepada Radar, kemarin. Atas kejadian ini, ia menyimpulkan jalur gakin sangat rawan dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak. Masih di SMPN 5 Cirebon, Agus mengakui pendaftaran PPDB berlangsung tanpa kendala. Di sana, pendaftar jalur akademik atau reguler juga lebih banyak ketimbang jalur lainnya. Namun ada juga siswa yang nilai UN-nya tinggi masih menggunakan jalur gakin. \"Mungkin orang tuanya kurang pede,\" katanya. Sementara Kepala Disdik DR Wahyo MPd mengatakan untuk mengantisipasi persoalan yang mungkin terjadi dari jalur gakin dalam PPDB, pihaknya memang mewajibkan sekolah untuk membentuk tim verifikasi gakin yang masuk ke sekolahnya. Dalam Perwali Nomor 21 tahun 2014 tentang PPDB menyebutkan, peserta didik baru dimungkinkan diterima jika dari gakin yang ada di sekitar lingkungan sekolah tujuan. Dengan demikian, ujar Wahyo, sudah jelas arah kebijakan Kartu Cirebon Menuju Sejahtera (KCMS), Jamkesmas, Jamkesda dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Surat itu diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bukan untuk yang lain,” ujarnya. Pemberlakuan kartu-kartu tersebut, hanya untuk sekolah di sekitar rumah tempat tinggal. Sehingga, jika calon peserta didik baru keluarga miskin (gakin) dari warga Kelurahan Kalijaga Harjamukti, bisa masuk SMAN 9 Kota Cirebon tanpa syarat. “Tidak bisa masuk ke SMAN 2 misalnya. Harus ke SMAN 9. Karena perwali mengamanatkan gakin dari lingkungan sekolah tujuan,” terang Wahyo. Pembuatan kartu SKTM dilakukan oleh RT RW dan kelurahan. Dalam hal ini, disdik tidak memiliki kewenangan mengatur dan melakukan intervensi. Hanya saja, lanjut Wahyo, untuk memastikan calon peserta didik baru dari jalur gakin itu memang benar warga miskin, pria yang dua kali menjadi Kepala Disdik itu menginstruksikan agar setiap sekolah membentuk tim verifikasi gakin. “Itu kewenangan sekolah. Menghindari warga mampu menggunakan kartu SKTM. Karena tidak baik jika satu sekolah dihuni siswa gakin semua,” ucapnya. Kewaspadaan dari jalur gakin dalam PPDB tahun ini menjadi perhatian penuh. Sebab, kuota 90 persen untuk warga kota dan 10 persen luar kota resmi dihapuskan. Sehingga, banyak orang tua calon siswa baru yang anaknya tidak memiliki nilai cukup, menggunakan jalur SKTM agar bisa masuk sekolah tanpa berkompetisi. Sebab, kata Wahyo, calon siswa baru dari jalur gakin otomatis diterima di sekolah tujuan yang berada di sekitar lingkungan rumah mereka. “Kami berupaya semaksimal mungkin agar PPDB tahun ini berjalan lancar dan baik,” harapnya. Sedangkan di SMAN 1 Cirebon, pendaftar dari jalur gakin melonjak dari tahun lalu. Jika tahun lalu hanya ada dua siswa yang mendaftar, sejak PPDB dibuka dua hari yang lalu tercatat sudah ada 22 siswa yang mendaftarakan diri melalui jalur gakin. Repotnya, dalam aturan PPDB tahun ini disebutkan sekolah wajib memberikan kesempatan bagi pendaftar dari jalur gakin minimal 20 persen. Angka minimal ini berarti tidak ada batasan kuota pendaftar dari jalur gakin. Hal ini disampaikan Ketua PPDB SMAN 1 Cirebon, Drs Abdul Haris Muhajir. Haris menyebutkan pihak sekolah akan menerima seluas-luasnya bagi pendaftar di jalur gakin. \"Kami hanya pelaksana dari aturan PPDB, jadi kalau nanti yang daftar 100 persen dari jalur gakin kami terima dan tidak boleh menolak. Tapi rasanya itu tidak mungkin terjadi, paling banter hanya 40 siswa,\" katanya, kemarin. Haris menyebut pihak sekolah tidak akan menyeleksi pendaftar di jalur gakin berdasarkan peringkat dari nilai UN. \"Semua warga miskin yang mendaftar akan diterima berapa pun jumlahnya, dan tidak seleksi berdasarkan nilai UN,\" tuturnya kepada Radar. Haris juga mengakui pendaftar dari jalur gakin melonjak dari tahun sebelumnya. Dalam pendaftaran tahun ini, pihak sekolah juga kompak tidak menerima pendaftaran secara kolektif. Haris menyebut orang tua dan siswa harus datang sendiri ke sekolah. Hal ini karena orang tua wajib memberikan tanda tangan saat memverifikasi pendaftaran. \"Gak ada kolektif sekarang, orangtua harus datang langsung karena yang mereka harus menandatangani verifikasi pendaftaran,\" tuturnya. (jml/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: