Bupati Konsen Penataan Kota
Realisasi dari Pembangunan Wilayah Timur Jawa Barat CIGASONG - Tahun 2011, Kabupaten Majalengka banyak membangun monumen kedaerahan. Setelah dibangun Bunderan Ikan di Munjul dan Taman Dirgantara, kemarin (21/8) diresmikan Tugu Botol Kecap di simpang tiga Kelurahan Tonjong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Pembangunan tugu botol kecap yang menghabiskan anggaran Rp92 juta . Dalam pemerintahan Bupati-Wakil Bupati H Sutrisno SE MSi dan H Karna Sobahi MMPd, pembangunan fisik dan penataan kota menjadi fokus pembangunan. Di antara tujuannya, untuk konsentrasi massa sehingga terjadi proses ekonomi di tempat-tempat ramai. Bangunan monumental itu diresmikan langsung oleh Bupati Sutrisno. Hadir dalam kesempatan itu, jajaran Muspida Majalengka, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), para camat, tokoh masyarakat, alim ulama, lurah, dan ratusan warga . Dalam sambutannya, Bupati Sutrisno mengatakan, pembangunan monumen di ruas jalan KH Abdul Halim yang panjangnya dimulai dari pertigaan Munjul di sebelah barat hingga bundaran Cigasong di sebelah Timur merupakan salahsatu prioritas untuk ditata dan dikembangkan. Hal itu untuk mengantisipasi pengembangan kawasan perkotaan ke depan yang menjadi ruas jalan utama transportasi perkotaan yang tertib dan lancar, sekaligus mampu mendukung perkembangan permukiman bagi populasi penduduk sekitar ruas jalan tersebut. Pengembangan ruas Jalan KH Abdul Halim sesuai rencana yang telah dicanangkannya saat pertama memangku jabatan sebagai bupati Majalengka, tujuannya adalah sebagai upaya mendatangkan investor. Ditunjang ketertiban dan kelancaran lalu lintas, akan muncul daya tarik tersendiri bagi investor dalam menanamkan modalnya. Sebab, dipastikan pada pengembangan kawasan ruas jalan bisa menjadi pusat konsentrasi massa. Dikatakan, upaya pengembangan Jalan KH Abdul Halim selain dilakukan dengan pelebaran ruas badan jalan, juga dilengkapi dengan rencana pembangunan berbagai fasilitas ruang publik lainnya. Antara lain yang sudah direalisasikan pembangunan di bundaran Munjul, Tugu Gedong Gincu, Tugu Botol Kecap, dan kini yang sedang diselesaikan Taman Dirgantara dan taman air mancur di alun-alun Majalengka. ”Pembangunan Tugu Botol Kecap sungguh istimewa. Mengingat kecap yang diproduksi di Majalengka bukan saja telah mendukung pengembangan perekonomian masyarakat, tapi juga menjadi simbol identitas daerah dalam pergaulan sosial hingga bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia. Karenanya, pembangunan tugu botol kecap menjadi kebanggan masyarakat. Khususnya para produsen kecap yang berjasa besar dan tekun di tengah munculnya produsen-produsen modern. Para pengusaha kecap mampu bersaing dengan cita rasa kecap berbeda,” beber bupati. Harapan bupati dengan dibangunnya monumen itu bisa mendorong pengusaha kecap untuk terus berupaya mewujudkan ekonomi kerakyatan, sehingga ke depan tetap eksis membangun Majalengka. ”Sebagai pemimpin daerah, saya tetap konsen menata kota menjadi sebuah ruang penghasilan untuk rakyat. Bahkan, tidak tanggung-tanggung pemkab akan serius menata kota dengan alasan, pengembangan wilayah timur Jawa Barat ada di Majalengka. Kita harus sama-sama berjuang untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” harap politisi PDIP ini. Sementara itu, Kepala Bidang Kominfo Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, Wawan Kurniawan SSos mengatakan, aspek penataan kota sangat penting agar terlihat indah oleh semua orang. ”Monumen adalah identitas suatu daerah. Jangan sampai kita lupakan arti dari monumen ini. Kami yakin, adanya Tugu Botol Kecap bisa mendorong pembangunan daerah. Apalagi bundaran Tonjong dipilih karena bertepatan dengan pusat keramaian di sepanjang ruas Jalan KH Abdul Halim,” kata dia. Dari bentuk fisik, tugu ini terlihat unik. Pembaca mungkin mengira tugu berbentuk botol kecap yang meruncing ke atas. Tapi setelah diperhatikan, tidak seperti bentuk botol kecap aslinya. Ada arsitektur seni yang dibentuk di tugu itu. Salahsatunya adalah arsitekturnya yang berjumlah empat moncong kecap. Dari moncongnya itu saling berikatan satu sama lain. Jadi, bila diperhatikan, tugu terlihat sangat berselera seni tinggi karena bisa dipandang indah di setiap sudut ruang. Para persemian, para undangan dan pejabat yang hadir langsung berbuka puasa bersama. Tidak ketinggalan PT Djarum Indonesia menyediakan jajanan gratis bagi warga. Sehingga, jelang bedug magrib tiba, banyak warga berdesakan meminta tajil dan makanan. (mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: