H-7, Terminal Tipe A Masih Sepi

H-7, Terminal Tipe A Masih Sepi

KUNINGAN – Meskipun telah memasuki H-7, arus mudik yang terpantau di terminal tipe A Kertawangunan belum menunjukkan penambahan signifikan, kemarin (21/7). Justru terminal yang terbilang besar dan megah tersebut terkesan sepi seperti hari-hari biasa. Pantauan Radar, yang terlihat hanyalah beberapa bus saja yang menurunkan penumpang. Dari penampilan serta barang bawaan penumpang, sekilas sudah bisa diketahui bahwa mereka para pemudik. Namun pemandangan penurunan penumpang tersebut hanya beberapa menit saja. Sebab tidak lama kemudian, suasana terminal pun kembali sepi. Lalu lalang orang pun tidak sepadat terminal-terminal lain di luar Kuningan. Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Aan Henaro mengakui, jika dalam beberapa hari ini arus mudik lewat angkutan umum belum terlihat. Kalaupun ada, persentasenya sangat kecil. Ia memprediksikan mulai Rabu (23/7) besok, baru dimulai peningkatan arus mudik. “Semakin mendekati hari H, arus mudik akan semakin deras. Puncaknya kemungkinan besar akan terjadi Sabtu (26/7) dan Minggu (27/7) nanti,” kata Aan saat berada di terminal Kertawangunan kemarin. Dia menyebutkan, Idul Fitri tahun ini karyawan perusahaan di perantauan diprediksi tidak diberikan libur panjang pada pra Lebaran. Itu mengingat hari raya Idul Fitri kemungkinan jatuh pada Senin (28/7) mendatang. “Jadi untuk pra Lebaran sih kelihatannya tidak diberikan libur yang panjang. Karena liburnya pas Sabtu dan Minggu. Inilah yang mengakibatkan prediksi puncak arus mudik jatuh pada hari Sabtu,” tuturnya. Para perantau baru diberikan libur panjang pasca Lebaran. Tidak tanggung-tanggung, masa liburnya bisa mencapai satu minggu. Lain halnya jika ada sebuah perusahaan yang menerapkan aturan yang berbeda. Guna mengantisipasi menumpuknya pemudik, pemerintah akan menerjunkan armada bantuan yang biasanya mencapai 70-80 bus. Lantaran sekarang baru arus mudik, maka puluhan bus saat ini berada di luar kota. Baru nanti jika sudah memasuki arus balik. “Seperti biasa, kita akan terjunkan bus bantuan bagi para pemudik. Bahkan kita gelorakan mudik gratis untuk meminimalisasi pemudik yang menggunakan sepeda motor karena rawan kecelakaan,” ungkapnya. Ditanya soal tarif angkutan, sudah tradisi mengalami kenaikan. Namun Aan Henaro selaku pejabat terkait tidak mengakuinya lantaran sejak awal ada ketentuan batas bawah dan batas atas. “Contohnya ongkos dari Kuningan-Jakarta. Itu batas bawahnya Rp40 ribu sedangkan batas atasnya Rp70 ribu. Nah, saat ini ongkos bus rata-rata Rp60 ribu. Kalaupun nanti pas maremaan naik menjadi Rp70 ribu, itu berarti bukan kenaikan, melainkan mematok tarif pada batas atas,” jelasnya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: