Masih Didominasi Pengendara Lokal

Masih Didominasi Pengendara Lokal

MAJALENGKA–Memasuki H-7 Lebaran, arus mudik di jalur nasional yang melintasi wilayah Majalengka intensitasnya masih relatif sedikit. Justru kendaraan yang lewat didominasi berpelat nopol lokal, Senin (21/7). Seperti terpantau di simpang empat Kadipaten, kendaraan para pemudik bernopol B (Jabodetabek), D (Bandung dan sekitarnya), F (Bogor dan sekitarnya), T (Purwakarta dan sekitarnya) maupun nopol A (Banten), mulai melintas di titik simpang empat yang merupakan gerbang masuk wilayah Kabupaten Majalengka dari wilayah Kabupaten Sumedang. Mereka tampak bergerombol maupun perorangan, melintas dari arah barat (perbatasan Sumedang), menuju arah timur (Cirebon, via Jatiwangi-Palimanan), atau ada pula yang berbelok arah menuju selatan (jalur Majalengka, Cikijing, Kuningan, Ciamis). Namun, jumlahnya terhitung masih relatif sedikit, dengan intensitas kendaraan yang masuk rata-rata per menitnya baru ada di bawah 20 unit untuk sepeda motor (R2), dan di bawah 10 unit untuk mobil pribadi (R4). Berdasarkan keterangan petugas yang mengatur lalu lintas di lokasi, arus kendaraan pemudik sempat membeludak cukup ramai ketika pagi hari, antara pukul 07.00 hingga pukul 10.00. Hal ini, mungkin karena waktu keberangkatan para pemudik dari tempat asalnya dilakukan malam hari, atau pagi hari selepas Subuh agar cuaca belum begitu panas menyengat. Sehingga, pada saat melintasi titik yang sama, terjadi pertemuan kendaraan dari berbagai jalur dan sempat terjadi penumpukan kendaraan. Namun, tidak begitu parah dan dapat langsung terurai seiring berkurangnya intensitas kendaraan pemudik yang lewat di titik jalur perempatan Kadipaten ini. “Tadi pagi sempat padat. Tapi, kayaknya itu bukan karena banyaknya kendaraan pemudik yang lewat. Tapi, karena pas di sebelah selatan perempatan kan ada pasar. Nah, di pasar itu para sopir angkot, tukang becak, dan para pedagang mangkal sembarangan sehingga menimbulkan antrean kendaraan. Tapi, setelah kita suruh pada minggir, lalu lintasnya kembali lancar,” ujar seorang petugas pengatur lalu lintas (lalin) berpangkat Briptu ini. Menurutnya, antrean kendaraan pun sesekali masih sempat terjadi, jika kebetulan para pedagang, sopir angkot, maupun tukang becak yang mangkal sembarangan di tepian jalan tidak diawasi. Alhasil, petugas pun mesti ekstra ketat mengawasi dan mewanti-wanti mereka agar tidak mangkal sembarangan dan mengganggu arus lalin. Sementara itu, Anshori, salah satu pengendara lokal yang melintas di titik perempatan Kadipaten menuturkan, suasana arus mudik pada H-7 Lebaran tahun ini nampaknya masih belum sepadat seperti yang terjadi di tahun lalu. Pasalnya, di musim mudik tahun ini, H-7 masyarakat masih beraktivitas dan belum libur kerja cuti bersama Lebaran. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana H-7 merupakan hari terakhir masuk kerja menjelang libur cuti bersama Lebaran, sehingga arus kendaraan para pemudik jauh lebih padat. Meski demikian, hal ini cukup disyukurinya, lantaran masyarakat lokal yang hendak beraktivitas keseharian tidak terlalu terganggu dengan kepadatan dan berbagi lajur jalan dengan para pemudik asal luar kota. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: