Puncak Kemarau Sudah Lewat

Puncak Kemarau Sudah Lewat

MAJALENGKA-Hampir dua bulan lamanya kawasan Majalengka dan sekitarnya tidak diguyur hujan. Cuaca panas terjadi hampir di seluruh wilayah Majalengka terutama bagian utara. Bahkan, cuaca panas pada puncak musim kemarau tercatat bisa mencapai 36 derajat celcius. Maka tak heran jika warga asli Majalengka dan sekitarnya maupun warga pendatang, mengeluhkan gerahnya suhu udara di Majalengka dan sekitarnya selama beberapa pekan ini, lantaran suhu udara yang terjadi bisa dibilang berada di atas ambang normal, atau suhu udara terbilang ekstrem. Seperti yang diungkapkan Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Jatiwangi Mas Pujiono melalui petugas pengamat cuaca Ginanjar Julianto, kepada wartawan koran ini, kemarin (8/9). Menurutnya, puncak musim kemarau sebetulnya sudah lewat. Klimaks dari musim kemarau, kata dia, sebagaimana tercatat pada pantauan langsung cuaca maupun prediksi siklus musim, untuk tahun 2014 ini terjadi di bulan Agustus, tepatnya pada akhir-akhir Agustus. Pada puncak musim kemarau tersebut, kata dia, suhu udara di daerah Jatiwangi dan sekitarnya yang terpantau dari stasiun BMKG, sempat mencapai angka 36 derajat celsius, dan terjadi saat kondisi kelembaban minimum, sehingga cuaca panas dan hembusan angin yang kering memicu peningkatan suhu secara drastis yang mengakibatkan panasnya suhu udara maupun suhu di permukaan. Sedangkan, saat ini suhu maksimum rata-rata di sekitar Majalengka antara 33-35 derajat celcius dan suhu minimum di pagi hari antara 23-24 derajat celcius. \"Di Jatiwangi dan Majalengka saat ini suhu maksimum mencapai 34 derajat, di Cirebon sampai 35 derajat, di bulan ini rata-rata hanya di kisaran 33 sampai 35 derajat. Jadi jangan heran jika kondisi cuacanya memang panas,\" terangnya. Menurut pantauannya, musim kemarau dan kekeringan di Majalengka bisa jadi masih akan dirasakan dua bulan ke depan, atau hingga November awal. Karena prediksi BMKG menyebutkan jika musim hujan, baru akan turun sekitar pertengahan November mendatang. \"Puncaknya Agustus kemarin, sedangkan untuk dua bulan ke depan yakni September dan Oktober kemungkinan masih akan berlangsung musim kemarau dan November pertengahan diprediksi akan turun hujan. Hanya saja, masih dengan intensitas curah hujan yang masih sangat rendah,\" ujarnya. Menurutnya, saat ini banyak lembaga maupun instansi yang meminta rujukan ke BMKG mengenai prediksi cuaca untuk kepentingan pertanian maupun prediksi cuaca dan arah angin. Misalnya dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Pertanian, dan lain sebagainya. Hal ini, lantaran sebagian besar kawasan Majalengka adalah lahan pertanian tadah hujan yang pengairannya bergantung kepada siklus musim hujan. Di samping itu, Majalengka pun termasuk 16 besar daerah rawan bencana skala nasional, sehingga cuaca semacam apapun perlu terus dipantau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: