Kandanghaur Layak Ibu Kota Inbar
KANDANGHAUR – Pemekaran Kabupaten Indramayu Barat (Inbar) memang masih wacana. Namun, kandidat ibu kota sudah terlihat. Dilihat dari aspek sejarah, potensi, infrastruktur dan letak geografis, Kandanghaur dinilai paling layak menjadi ibu kota Kabupaten Inbar jika kelak mekar dari Kabupaten Indramayu. Secara historis, nama Kecamatan Kandanghaur sudah dikenal luas secara nasional. Ini karena pada masa penjajahan Jepang, Kandanghaur menjadi saksi sejarah awal pendudukan tentara Jepang di bumi Nusantara melalui pantai Eretan pada 1 Maret 1942 lalu. Letaknya yang dilintasi jalan raya pantura, pembangunan infrastruktur akan lebih cepat terdorong seperti halnya ibu kota kabupaten lain yang berada di jalur nasional. Infrastrukturnya lebih lengkap karena punya pelabuhan laut Eretan yang menjadi ikon nasional daerah pesisir pantura Bumi Wiralodra. Pertimbangan lainnya dilihat sarana dan prasarana di antaranya fasilitas umum seperti perguruan tinggi. Kandanghaur telah memiliki perguruan tinggi satu-satunya di wilayah Inbar yakni STIT dan STKIP Al Amin yang berlokasi di Desa Wirakanan. Lokasinya yang berada di tengah-tengah wilayah Inbar, akses ke Kandanghaur lebih mudah dijangkau oleh masyarakat yang berada di eks Kawedanan Losarang maupun eks Kawedanan Haurgeulis yang akan bergabung. Sehingga tujuan memangkas rentang kendali pelayanan pemerintahan yang selama ini menjadi dorongan diwujudkannya pemekaran, benar-benar tercapai. “Tepatnya memang di Kandanghaur. Bisa dijangkau dengan waktu yang relatif cepat dari wilayah manapun,” kata Sinar Agung, salah seorang PNS yang bertugas di Kecamatan Kroya kepada Radar, kemarin. Dia mengaku, mayoritas aparatur pemerintahan di wilayah Inbar merasakan repot jika harus menghadiri kegiatan di ibu kota Kabupaten Indramayu karena jaraknya yang terlampau jauh. Sehingga jika jaraknya semakin pendek maka efektivitasnya dapat tercapai. Kuwu Desa Eretan Wetan, H Edi Suhedi juga menilai Kecamatan Kandanghaur menjadi ibu kota Kabupaten Inbar apabila wacana tersebut terwujud. Selain jalur lintas ke berbagai kabupaten dan kota di kawasan pesisir via jalur darat, Kandanghaur merupakan kawasan terbuka dan masih memiliki lahan kosong yang cukup luas. “Pastinya akan sangat bermanfaat bagi percepatan pembangunan serta perekonomian masyarakat di kawasan pesisir yang memiliki potensi ekonomi sangat kuat sejak dahulu, terutama sektor perikanan,” kata dia. Sementara itu dari data yang dihimpun Radar, skenario Kandanghaur menjadi ibu kota Kabupaten Inbar ternyata sudah dicetuskan pada tahun 1990 lalu, jauh sebelum wacana pemekaran kencang bergulir mulai tahun 1999. Hal itu berdasarkan realisasi SK Gubernur Nomor 031/1990 dan Instruksi Gubernur No. 1/1994, telah dilakukan kerja sama antara Bappeda Provinsi Dati I Jawa Barat dengan kelompok pengkajian kebijakan dan pengembangan wilayah Fisipol Unpad, untuk melakukan studi pentahapan pelaksanaan penataan wilayah adminstrasi baru yakni Kabupaten Dati II Kandanghaur. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: