Warga Cibodas Langganan Kekeringan

Warga Cibodas Langganan Kekeringan

MAJALENGKA–Sejak Juli 2014 warga Blok Sumur Gintung dan Blok Pajaten Desa Cibodas Kecamatan Majalengka kesulitan mendapatkan air bersih. Parahnya lagi, sumber air yang diandalkan warga berupa sungai kecil di wilayah tersebut, sudah mulai mengering dari hulunya. Alhasil, jangankan untuk mengairi area pertanian, untuk kebutuhan air bagi keperluan rumah tangga pun, warga mesti mencari sumur yang masih berisi air, yang jaraknya sekitar dua kilometer dari kediaman warga. Azam, warga sekitar menuturkan, bagi warga yang ingin mendapatkan air untuk keperluan rumah tangga mesti mengangkut air dengan jeriken atau menyedot lewat pompa diesel yang dipakai beramai-ramai dari sumur yang berada di dekat SMP. Jaraknya sekitar dua kilometer dari kediaman warga. Sulitnya mencari sumber mata air bagi warga di dua blok tersebut, lantaran kontur wilayahnya yang berada di tengah-tengah jejeran perbukitan cadas, sehingga pohon-pohon besar yang mampu menampung cadangan air, sulit untuk tumbuh. Imbasnya hampir setiap tahun warga di lokasi itu krisis air jika musim kemarau tiba. “Warga di blok itu sudah mulai kesulitan air, kalau pagi hari cukup banyak yang mengambil air dengan membawa jeriken ke sumur yang berada dekat SMP. Ada juga yang menyelang dengan pompa diesel sejauh dua kilometer,” kata Azam. Warga lainnya, Atin mengaku jika dirinya beserta puluhan warga lainnya mesti putar otak untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sumur gali yang diandalkan warga di tiap rumahnya, pada musim kemarau ini biasanya hanya keluar air yang cukup banyak pada malam hari, kalau bulan purnama atau bulan setengah saja. Sedangkan, kalau di akhir bulan kalender Jawa, air terkadang menyusut. “Kalau siang memang masih ada sedikit air di sumur, tapi kalau dipaksa buat ditimba, nanti airnya jadi keruh. Terpaksa kita kalau nimba air pas malam hari. Karena kalau malam hari, ketinggian air sumurnya lumayan naik. Apalagi, kalau lagi terang bulan, airnya lumayan banyak, jadi pas malem kita tampung airnya yang banyak di kola, ember, atau jeriken. Tapi, kalau musim hujan sih, biasanya normal lagi air sumurnya lumayan banyak,” tuturnya. Media, warga lainnya menambahkan, di Blok Pajaten kekeringan bahkan sudah mulai terasa sebelum Ramadan lalu atau tiga bulan yang lalu. Hal ini lantaran sungai Cibodas sudah mulai menyusut debit airnya. Padahal, sungai tersebut menjadi andalan resapan air sumur bagi warga yang bermukim di dekat aliran sungai. Warga pun sempat mengakali dengan menggali tanah di pinggiran sungai sedalam tiga hingga empat meter, hingga sisa resapan air sungai bisa keluar, dan bisa sedikit dimanfaatkan warga untuk kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan mencuci. Sedangkan, untuk kebutuhan masak dan minum, warga membeli air galon isi ulang. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: