Pasar Darurat Diisi Pedagang Baru
HARJAMUKTI- Seluruh pedagang Pasar Jagasatru dipastikan sudah berpindah ke pasar darurat di eks Terminal Dukuh Semar. Namun, tak dipungkiri pemindahan pedagang ke pasar darurat diwarnai dengan permasalahan dari mulai, jual beli kios, sampai ada pedagang yang belum mendapatkan kios hingga banyak pedagang dadakan yang ikut menempati pasar darurat. Kepala Pasar Jagasatru, Sugandi mengungkapkan, saat ini pihaknya juga tengah mengakomodir para pedagang yang tidak kebagian tempat di pasar darurat. \"Ya, memang ada beberapa pedagang yang belum kebagian, tapi kita sudah akomodir. Dan kalau yang pedagang baru itu memang juga ada menempati pasar darurat, itu para pedagang kaki lima,\" ucap Sugandi, kepada Radar, kemarin. Dikatakan dia, walau sempat bermasalah, saat ini pemindahan para pedagang berlangsung kondusif. Sebab, pembagian kios ditentukan oleh tim 11 dan juga bagian perizinan PD Pasar. Namun demikian pembagian kios sendiri diutamakan bagi para pedagang yang lama. Ia menyebutkan sampai saat ini dirinya pun belum memiliki kantor. “Kita sendiri saja belum punya tempat nih, untuk kantor pasar,\" ucapnya. Sementara itu, beredarnya isu adanya jual beli kios di pasar darurat membuat Ketua DPD Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Cirebon, Agus Saputera angkat bicara. Ia menyayangkan kalau hal itu bisa terjadi. \"Selama ini kita banyak menerima aduan dari para pedagang Jagasatru mengenai hal ini, hanya sebatas omongan belum menyampaikan secara resmi. Kami akan telusuri bagaimana hal ini bisa terjadi, saat ini kami belum bisa bersikap apa-apa,\" ucapnya. Hanya saja, untuk mengawasi pembangunan pasar jagasatru itu dari awal hingga akhir, APPSI telah membentuk tim khusus yang beranggota sembilan orang. Tim itu akan bertugas mengawasi proses revitalisasi Pasar Jagasatru yang pembangunnnya membutuhkan dana Rp30 miliar itu. \"Tim ini untuk memfasilitasi masalah-masalah yang terjadi,sampai nanti bangunan baru selesai berdiri 100 persen,\" ujarnya. Pihaknya juga menyebutkan dalam proyek revitalisasi ini. APSSI tak pernah dilibatkan dalam setiap pembahasan baik penentuan pasar darurat ataupun harga kios baru. \"Kami akan lihat perkembangan melalui tim ini, mereka akan terjun untuk mengawal pembangunan sampai selesai,\" imbuhnya. Lebih dari itu, APPSI sendiri akan bersikap netral dalam mengawal kasus ini. Walaupun investor proyek pembangunan tersebut merupakan salah satu pengurus APPSI Kota CIrebon. \"Kita akan profesional, walaupun investor proyek pembangunan ini salah satu pengurus APPSI,\" ujarnya. Agus menyebutkan hendaknya pihak investor tidak gegabah dalam menentukan harag kios baru. Menurut salah seorang sumber Radar Cirebon, harga kios baru di pasar Jagasatru tersebut dijual bervariasi dari harga Rp120-150 juta. \"Dari awal memang kami tidak dilibatkan, untuk itu kami bentuk tim, untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan pasar, termasuk penentuan harga kios. jangan sampai memberatkan para pedagang, terutama bagi para pedagang yang sudah lama di sana,\" tuturnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: