Bahaya Start Lambat

Bahaya Start Lambat

MADRID – Atletico Madrid benar-benar tetangga yang menyebalkan bagi Real Madrid. Tiga kali bertemu di awal musim ini, tiga kali pula Los Blancos –julukan Real Madrid– gagal menjinakkan rival sekotanya itu. Pada leg pertama di Piala Super Spanyol (20/8), Atleti –sebutan Atletico– berhasil menahan seri Real Madrid 1-1. Atleti memastikan gelar Piala Super Spanyol setelah pada leg kedua (23/8) menang tipis 1-0. Nah, pertemuan ketiga di pentas Primera Division yang berlangsung di Santiago Bernabeu kemarin masih menjadi milik Atleti. Tim tamu berhasil membungkam publik Bernabeu setelah memetik kemenangan tipis 2-1 (1-1). Dua gol Atleti dicetak Tiago Mendes pada menit ke-10 via sundulan memanfaatkan tendangan pojok. Sempat menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti Cristiano Ronaldo pada menit ke-26, Arda Turan akhirnya memastikan kemenangan setelah melalui kerja sama yang sempurna dengan Raul Garcia pada menit ke-76. Kekalahan di El Derbi Madrileno, sebutan untuk derby Madrid, edisi ke-154 tersebut jelas sangat menyesakkan. Itu juga menjadi sinyal bahaya bagi Iker Casillas dkk. Sebab, di tiga laga awal Primera Division musim ini, Real baru meraih tiga poin. Pengalaman di musim-musim sebelumnya, Real kerap gagal meraih gelar Primera Division jika start lambat. Pada musim 2001–2002 Real hanya meraih empat poin di empat laga awal. Imbasnya, di akhir musim mereka hanya menduduki peringkat ketiga. Kondisi serupa terjadi pada 1995–1996. Mereka hanya meraih empat poin di empat laga awal dan harus finis di peringkat keenam. Pada musim 1993–1994 Real juga hanya meraih tiga poin di empat laga awal. Dampaknya, mereka hanya bisa menggapai posisi empat besar. Dalam sembilan musim terakhir, Real juga sempat tiga kali tersendat di pekan-pekan awal. Hasilnya? Gelar juara liga pun harus melayang. Iker Casillas kembali menjadi kambing hitam atas kekalahan di laga kemarin. Beberapa kali penonton yang mayoritas suporter Real Madrid bersiul tanda mengejek performa buruk kiper timnas Spanyol itu. Casillas dianggap bersalah, terutama atas lahirnya gol pertama Atletico. Casillas pun bisa memahami kekecewaan suporter. ”Suporter sangat sadar apa yang mereka lakukan. Jika merasa harus bersiul, mereka akan melakukannya. Yang saya perlu lakukan hanyalah terus berlatih dan meresponsnya dengan cara terbaik yang saya tahu,” ungkap Casillas kepada Football Espana. Kekalahan itu menorehkan sejarah baru di Bernabeu. Untuk kali pertama dalam sejarah derby Madrid atau sejak 1928–1929, Atleti mengalahkan Real di kandang dua kali berturut-turut. Musim lalu pasukan Diego Simeone tersebut juga membekuk Real 1-0 di Bernabeu. Bek Atleti Diego Godin gembira dengan pencapaian tersebut. ”Kami sangat bahagia. Kami gembira dengan kemenangan yang kami raih dan kerja keras yang kami lakukan,” kata Godin seperti dikutip Marca. ”Melawan Real selalu berat. Kami merasakan penderitaan yang luar biasa sebelum akhirnya bisa memenanginya,” ungkap pemain timnas Uruguay tersebut. Sementara itu, entrenador Real Carlo Ancelotti menegaskan, Real kalah bukan karena kesalahan sistem. Ancelotti tidak memainkan formasi 4-3-3 seperti yang dipakai di dua laga sebelumnya. Mantan pelatih AC Milan dan Chelsea itu menerapkan formasi 4-2-3-1. Karena Sami Khedira cedera, dia memasang Luka Modric dan Toni Kroos sebagai duet pemain jangkar. ”Kami tak ada masalah dengan sistem. Masalahnya adalah kurangnya intensitas. Kami harus melakukan analisis kenapa selalu ada penurunan intensitas di babak kedua, dan bagaimana cara mengatasinya,” keluh Ancelotti. (aga/c10/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: