Ade: Pemda Wajib Dukung Anggaran KPA

Ade: Pemda Wajib Dukung Anggaran KPA

MAJALENGKA-Penemuan kasus warga positif HIV/AIDS yang jumlahnya semakin meningkat di Kabupaten Majalengka, tampaknya menjadi ancaman baru bagi pemerintah daerah (pemda). Sebab, jika tidak ditangani serius maka penyebarannya bisa semakin cepat mengingat persoalan HIV/AIDS saat ini seperti fenomena gunung es yang terlihat dari jauh tampak sedikit tapi di dalamnya ternyata banyak dan menyebar. Adanya upaya penanggulangan yang dilakukan beberapa komponen seperti Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Dinas Kesehatan dan kader lainnya yang mendapat dukungan dari Bank Dunia melalui program Global Fun (GF), hal itu cukup membantu pihak pemerintah di bidang kesehatan masyarakat. Namun, seiring dengan akan berakhirnya dukungan program Global Fun pada pertengahan tahun 2015, hal itu harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah mengingat semakin kompleksnya permasalahan HIV di masyarakat saat ini. Pengurus Karang Taruna Kabupaten Majalengka yang hadir sebagai peserta lokakarya Exit Strategi Penanggulangan HIV/AIDS, Ade Barzhi Jaenudin SE MSi mengatakan, meskipun dukungan dana dari Global Fun sudah tidak ada lagi tapi gerakan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS harus tetap dilakukan semua stakeholder. Pemda harus segera memikirkan dan wajib menganggarkan dalam APBD untuk mendukung program penanggulangan HIV/AIDS di daerah ini. \"Gerakan penanggulangan HIV/AIDS yang dilakukan para aktivis LSM PKBI, KPA, Dinas Kesehatan dan kader, merupakan langkah mulia yang dapat menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyakit menular HIV/Aids. Namun yang menjadi persoalan saat ini dan harus dipikirkan serius oleh pemerintah, bagaimana nanti setelah dukungan dana dari Global Fun dihentikan, apakah gerakan ini akan tetap ada atau bubar,\" jelas Ade Barzhi Jaenudin dalam diskusi lolakarya exit strategi di ruang pertemuan Tiga Dara Majalengka, Sabtu (13/9). Dikatakan pria yang juga pengamat kebijakan publik Kabupaten Majalengka ini, pemda wajib memberikan dukungan dana untuk kelangsungan gerakan penanggulangan HIV/AIDS. Sebab, dengan adanya gerakan penanggulangan yang dilakukan beberapa komponen saja penyebaran penyakit HIV/AIDS begitu cepat, maka bagaimana kondisinya jika nanti tidak ada lagi gerakan penanggulangan. Menurut Ade, adanya temuan warga yang positif HIV/AIDS sebanyak 134 saat ini, hal itu menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka sudah ada dalam ancaman sebuah penyakit yang hingga kini belum ada obatnya. Sebab, penyebaran virus HIV/AIDS bukan hanya kepada orang yang berisiko tinggi yakni laki-laki atau wanita yang berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks, tapi juga kepada ibu rumah tangga baik-baik dan janinnya jika sumainya suka jajan di luar (melakukan hubungan dengan wanita penjaja seks/WPS, red). Lanjut Ade, pemerintah daerah jangan tutup mata terhadap persoalan HIV/AIDS yang sampai saat ini masih sangat sedikit masyarakat yang memahami betul dan mau peduli untuk menanggulanginya. Bagi daerah yang sedang berkembang seperti Majalengka dimana banyak pendatang masuk, maka masalah sosial seperti semakin banyaknya WPS, waria dan laki-laki suka laki-laki (LSL) yang menjadi penyebab utama penyebaran virus HIV, merupakan persoalan baru yang sudah nyata di depan mata. Sejalan dengan Ade Barzhi, petugas fungsional penanggulangan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Majalengka, Dede Pranoto mengatakan, upaya penanggulangan HIV/AIDS tetap harus dilakukan dengan serius meskipun dukungan dana dari Global Fun sudah dihentikan. Sebab, penyebaran HIV merupakan persoalan yang cukup komplek dan belum sepenuhnya dipahami masyarakat, sehingga masih sulit melakukan pendeteksiannya tanpa adanya kesadaran langsung dari semua pihak. Dikatakan Dede, berdasarkan hasil penelitian kader dan aktivis gerakan penanggulangan HIV/Aids, di Majalengka saat ini terdapat lebih dari 400 orang perempuan yang berprofesi sebagai WPS. Dalam satu malam seorang WPS bisa melakukan hubungan dengan lima orang tamu, padahal dari sekian banyak WPS tersebut mereka sudah positif HIV sehingga dapat menularkan kepada para tamunya yang melakukan hubungan intim. \"Jika gerakan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga diri agar tidak tertular virus HIV dihentikan karena tidak adanya lagi dukungan dana, maka penyebarab HIV/AIDS akan semakin cepat. Karena itu, sudah saatnya pemerintah memperhatikan masalah HIV/AIDS ini dengan dukungan konkret melalui kebijakannya langsung,\" tandasnya. (eko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: