Rapat Pansus Ributkan Fulus?
KUNINGAN - Rapat pansus yang seharusnya lebih menekankan pembahasan tata tertib, justru kabar yang santer meributkan soal rupiah. Ini terjadi saat pansus berpersonelkan 13 orang tersebut menggelar rapat di ruang banggar DPRD kemarin (14/10). Diperoleh kabar, beberapa personel pansus memperdebatkan anggaran studi banding dan konsultasi. Saat itu, rapat pansus berlangsung tertutup. Radar memperoleh informasi seputar keributan kecil dari salah seorang sumber yang meminta identitasnya jangan disebutkan. Dia menyebutkan, materi rapat yang dibahas menyangkut rencana konsultasi ke Kemendagri di Jakarta. “Tadi itu ramai. Terjadi perdebatan antara Pak Dede Ismail (ketua pansus, red) dengan Pak Nuzul Rachdy (anggota pansus, red). Mereka mempersoalkan dana studi banding dan konsultasi,” ungkap sumber tersebut. Menurutnya, keributan kecil itu dipicu oleh penggunaan dana studi banding yang diduga dipegang ketua pansus. Padahal seharusnya dana tersebut dipegang pihak sekretariat atau pendamping pansus. “Pak Zul inginnya pansus itu tidak perlu direpotkan oleh masalah keuangan. Karena semuanya ada yang menangani, yakni pendamping dari sekretariat. Tapi justru dana studi banding dipegang oleh Pak Dede Ismail sebagai ketua,” jelas dia. Mencuat rumor, dana studi banding ke Tegal sebenarnya mencapai Rp60 juta. Tapi justru yang disebutkan hanya Rp40 juta. Sudah barang tentu hal itu memancing reaksi berbagai pihak. “Terus terang saya heran, kok pansus kelihatannya malah ngeributin masalah anggaran. Kan itu biasanya sudah diatur oleh pihak sekretariat. Kalau begitu saya berkesimpulan, pansus benar-benar tidak serius membahas tatib, soalnya malah berkutat pada masalah anggaran untuk studi banding,” kata salah seorang pengamat politik, Kana Kurniawan. Ia beranggapan pansus tatib sudah keluar dari koridor tugas yang sebenarnya, yakni membahas aturan menyangkut tata tertib anggota dewan. Mereka malah terjebak oleh kepentingan anggaran studi banding yang juga dipertanyakan mahasiswa. “Kalau sudah begini, mau dibawa kemana lembaga DPRD yang didalamnya terdapat para anggota dewan yang katanya terhormat itu? Wong dalam pembahasan tatib saja masih menjelimet begitu. Apa kata rakyat nanti kalau mengetahui pansus ngeributin anggaran studi banding?,” ketusnya. Ketika dikonfirmasikan, Dede Ismail sudah keluar dari gedung dewan. Sedangkan Nuzul Rachdy menegaskan, tidak ada pembahasan seputar anggaran studi banding ataupun anggaran konsultasi ke Kemendagri pada saat rapat. Semuanya, kata dia, berjalan normal-normal saja. “Ah, enggak. Yang namanya studi banding itu kan sudah biasa. Enggak ada masalah. Soal dana itu kan sudah jelas aturannya,” jelas Zul. Ditanya soal siapa yang memegang dana studi banding, menurut dia, itu masalah teknis. Memang diakuinya, ketua pansus yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan studi banding. Namun untuk masalah dana, sudah masuk ranah teknis dan aturannya sudah ada. “Jadi gak ada masalah. Normal-normal saja kita melangsungkan rapat. Malu dong kalau kita meributkan soal dana,” tegas wakil rakyat asal PDIP yang sudah tiga periode duduk itu. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: