Wagub Apresiasi Puncak Seren Taun

Wagub Apresiasi Puncak Seren Taun

CIGUGUR – Puncak upacara adat Seren Taun 22 Rayagung 1946 Saka dilangsungkan di halaman gedung Paseban Kecamatan Cigugur, Jumat (17/10). Pada acara puncak itu digelar berbagai seni dan pertunjukan budaya seperti tari buyung, angklung buncis, angklung kanekes, kaulinan barudak lembur, tari puragabaya gebang, tari jamparing apsari dan ngajayak. Pada acara pucak itu tampak hadir Wakil Gubernur Jawa Barat H Dedi Mizwar, Bupati Kuningan Hj Utje Ch Suganda, Wakil Bupati H Acep Purnama, Sekretaris Daerah Kuningan H Yosep Setiawan, Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar. Kemudian para istri-istri menteri era kepempimpinan Presiden Gusdur. Selain itu beberapa tokoh pemuka adat Nusantara serta dari negara tetangga seperti Brunei Darussalam dan Singapura. Ketua Adat Masyarakat Agraris Sunda Cigugur, Pangeran Djatikusumah menerangkan, Seren Taun merupakan wujud syukur dengan hasil pertanian yang telah diperoleh. Kemudian juga sebagai ajang untuk permohonan agar hasil pertanian lebih baik. Selain itu, lanjut dia, acara Seren Taun di Cigugur berbeda dengan di daerah lain. Di Cigugur yang mengikuti acara Seren Taun multiagama, sehingga bisa dirasakan semua kalangan. Ini sesuai dengan falsafah Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda adat dan keyakinan namun di dalamnya tetap menyatu. Seren Taun juga merupakan media untuk saling mempererat persaudaraan, gotong royong dan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, sangat mengapresiasi apa yang ditunjukkan warga Cigugur. Sebab telah konsen menjaga kearifan lokal Sunda yang berdampak pada pelestarian budaya di Jawa Barat. \"Saya berharap pelestarian masyarakat desa adat Cigugur tidak hanya menjadi romantisme kehidupan, tapi mewujudkan kearifan lokal yang dapat meningkatkan daya saing pariwisata Jawa Barat. Yang pada akhirnya bisa mewujudkan kesejahtraan masyarakat,” ucapnya. Di akhir acara, pria yang dikenal sebagai aktor andal ini bersama pejabat Pemkab Kuningan serta para pemuka adat dan masyarakat sekitar melakukan penumbukan padi di halaman taman sari Paseban. Padi yang ditumbuk itu bukan hanya diberikan kepada masyarakat luas, namun juga sebagian diambil untuk dijadikan bibit. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: