Ano Peran Syekh Magelung Sakti, Azis Jadi Mbah Kuwu
Sendra Tari Bedare Karanggetas, Cerita Terbentuknya Jl Karanggetas CIREBON- Cerita terbentuknya nama Jl Karanggetas akan divisualisasikan dalam Sendra Tari Bedare Karanggetas pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cirebon, Senin (27/10), di Lapangan Kebumen. Hal itu disampaikan sutradara sekaligus penulis naskah \"Sendragentala Babad Cirebon Bedare Karanggetas,” Andrian Rahardjo saat latihan di Gedung Negara, kemarin. \"Selama ini Jl Karanggetas dikenal masyarakat Cirebon dengan mitosnya, yakni kekuasaan dan kesaktian seseorang bisa luntur dan hilang bila melewati jalan tersebut. Wallahu\'alam kalau soal itu. Tapi pagelaran ini untuk mengenalkan tokoh-tokoh Cirebon dan memvisualisasikan cerita-cerita tersebut dalam sebuah sendra tari,\" ujarnya. Ada yang unik dalam gelaran sendra tari ini, yakni delapan tokoh utamanya rata-rata diperankan oleh pejabat dan muspida di Kota Cirebon. Andrian mengatakan, tokoh utama dalam cerita ini adalah Syekh Magelung Sakti yang diperankan oleh Wali Kota Cirebon, Drs Ano Sutrisno MM. Kemudian ada tokoh Sunan Gunung Jati yang diperankan oleh Kapolres Ciko AKBP Dani Kustoni, tokoh Sunan Kalijaga diperankan oleh Dandim 0614/Kota Cirebon Letkol Kav Taswin Djamaludin, Mbah Kuwu Cirebon diperankan oleh Wakil Wali Kota Cirebon Drs Nasrudin Aziz SH. \"Inilah yang spesial, para pejabat yang sehari-hari sibuk dengan aktivitasnya tapi mampu memerankan tokoh-tokoh utama,\" katanya. Andrian menjelaskan, cerita Bedaran Karanggetas menceritakan pada tahun 1482, Syekh Magelung Sakti alias Syarif Syam yang berasal dari negeri Syam (Syria) yang memiliki rambut sangat panjang. Rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, oleh karenanya Syarif Syam lebih sering mengikat rambutnya (gelung). Sehingga, kemudian Syarif Syam lebih dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung). Rambut yang sangat panjang Syarif Syam tidak bisa dipotong dengan apapun dan oleh siapapun. Karenanya, kemudian Syarif Syam berkelana dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari siapa yang sanggup untuk memotong rambut panjangnya itu. Jika berhasil menemukannya, orang tersebut akan diangkat sebagai gurunya. Hingga akhirnya Syarif Syam tiba di Tanah Jawa, tepatnya di Cirebon. Konon, Syarif Syam datang di pantai utara Cirebon mencari seorang guru seperti yang pernah ditunjukkan dalam tabirnya, yaitu salah seorang waliyullah di Cirebon. Dan di sinilah Syarif Syam bertemu dengan seorang tua yang sanggup dengan mudahnya memotong rambut panjangnya itu. Orang itu tak lain adalah Sunan Gunung Jati. Syarif Syam pun dengan gembira kemudian menjadi murid dari Sunan Gunung Jati, dan namanya pun berubah menjadi Pangeran Soka (asal kata suka). Dengan kesaktian Sunan Gunung Jati, gelungan rambut Syeikh Magelung Sakti hanya dengan menggunakan jari tangan. \"Nah, tempat di mana rambut Syarif Syam berhasil dipotong kemudian diberinama Karanggetas. Artinya Karang itu batu karang yang memiliki tingkat kekerasan lebih dibanding batu biasa, dan getas itu putus, potong,\" jelasnya. Selain tokoh utama, ada juga tokoh pembantu dalam cerita ini sebanyak 17 orang. \"Semua pemain ada 130 orang,\" katanya. Sementara Wali Kota Cirebon Drs Ano Sutrisno yang ikut latihan pada sore itu mengajak kepada seluruh masyarakat Cirebon untuk menyaksikan Bedaran Karanggetas. Menjadi tokoh utama dalam cerita itu, menjadi tantangan tersendiri bagi Ano. \"Tinggal sisa empat hari lagi untuk latihan, kalau persis seperti tokoh Syekh Magelung Sakti yang asli tentu susah ya, saya hanya berperan saja. Semoga cerita ini menjadi tontonan yang bermanfaat untuk masyarakat Kota Cirebon,\" ujarnya. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: