Disparbud Bina Ratusan Pelaku Usaha Jasa Pariwisata
KUNINGAN - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kuningan terus menggali potensi besar sektor pariwisata. Yang terbaru, ratusan pelaku usaha jasa pariwisata dikumpulkan untuk diberi pembinaan manajerial di Hotel Mata Air, Sangkanurip, Selasa (21/10). Selain pembinaan selama dua hari, juga launching Pojok Konsultasi Usaha Pariwisata. Asda II Setda, H Kamil Ganda Permadi menegaskan, bahwa Kuningan merupakan daerah tujuan wisata. Untuk itu, Kuningan terus berbenah melengkapi sarana penunjang jasa usaha pariwisata. Salah satunya menjalin kemitraan dengan pelaku usaha pariwisata. “Ini demi mewujudkan pariwisata unggul dan menjadi kebanggaan bersama,” katanya. Menurut Kamil, dibentuknya pojok konsultasi untuk para pelaku jasa pariwisata atau masyarakat yang ingin berinvestasi di bidang usaha pariwisata, diharapkan juga mampu memperkuat kemitraan. Karena pojok konsultasi merupakan wadah pembinaan. Pojok konsultasi akan menampung aspirasi, masukan dan saran dari para pelaku usaha atau masyarakat. Juga sarana untuk memberikan informasi tentang penyelenggaraan usaha pariwisata sesuai Perbup No 45 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Pariwisata. Kadisparbud Teddi Suminar menyebutkan, jasa usaha penyediaan makan minum seperti rumah makan, kuliner, oleh-oleh serta akomodasi seperti hotel, penginapan, kosan dan lainnya adalah jasa usaha yang tidak dapat dipisahkan dari sektor pariwisata. “Perlu diketahui, sektor pariwisata ini salah satu sektor andalan, di samping sektor pertanian,” tandasnya, didampingi Kabid Pengembangan Objek Wisata Rd Markum, dan Kasi Pengembangan Jasa Usaha Pariwisata, Santi Ratnasari MSi. Disparbud sendiri bertekad untuk meluruskan visi Kuningan melalui pariwisata maju, unggul berbasiskan budaya dan alam lestari tahun 2018. Tentu tanpa melupakan Sapta Pesona, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan. Terkait pojok konsultasi, Tedi meyakini, seiring semakin membaiknya iklim ekonomi dan besarnya potensi daerah serta meningkatnya daya beli masyarakat, pojok konsultasi akan menjadi pola baru dari pembinaan pelaku usaha pariwisata. “Kita harapkan, pojok konsultasi membawa pengaruh semakin tertatanya pelaksanaan jasa usaha pariwisata dan masyarakat. Sehingga semua berjalan lebih tertib,” kata dia. Tedi juga berharap, pembinaan pelaku jasa usaha pariwisata bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar dijadikan ajang untuk menggali potensi dan informasi. Baik bagi dinas pariwisata maupun masyarakat pelaku jasa usaha pariwisata. Terpisah, sebagai daerah berbasis pariwisata dan pertanian, Kabupaten Kuningan masih terbilang minim SDM sarjana kepariwisataan. Ini terlontar dalam kegiatan pembinaan aparatur lingkup Pemkab Kuningan yang digelar Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di Wisma Permata, kemarin (21/10). “Kita kekurangan sarjana kepariwisataan. Makanya dalam mengembangkan kepariwisataan di Kuningan itu sabisa-bisa dan lebih mengarah pada infrastruktur,” ungkap Kepala BKD, Drs Uca Somantri MSi saat memberikan pengarahan. Padahal, lanjut dia, SDM masyarakat sekitar objek wisata pun perlu dibangun. Sebagai daerah pariwisata, mindset masyarakat dituntut berubah ke arah sikap ramah terhadap wisatawan. Ini dimaksudkan agar wisatawan merasa betah dan nyaman, sehingga kelak berkunjung kembali. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: