November Mulai Hujan
Semua orang di Majalengka pasti menginginkan datangnya musim hujan ketika terjadi kemarau panjang saat ini. Terlebih ketika banyak wilayah di Majalengka yang mengalami krisis air, baik air bersih maupun air untuk pertanian/sawah. BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Kabupaten Majalengka memperkirakan, awal musim hujan pada periode tahun 2011-2012 akan terjadi sekitar bulan November. Sedangkan akhir musim kemarau berakhir pada bulan Oktober 2011 atau tepatnya dua pekan lagi. Musim hujan tersebut akan berlaku bagi sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). ”Masyarakat banyak yang mempertanyakan kapan musim hujan terjadi. Awal musim hujan di sebagian wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Oktober. Sedangkan di wilayah Ciayumajakunng diperkirakan akan jatuh sekitar bulan November 2011. Untuk curah hujan, akan berlangsung normal seperti biasanya,” ujar Kepala BMKG Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Effendi, kemarin (18/9). Kendati demikian, kata dia, ada sebagian kecil wilayah di tanah air ini yang sudah lebih dulu hujan. Ada juga yang terlambat mengalami awal musim penghujan. Menurut Effendi, dari analisis dan kajian BMKG di Indonesia, di sebagian wilayah Sumatera sudah terjadi hujan sejak Agustus 2011. Kemudian sebagian kecil ada yang terlambat pada bulan Desember yakni di wilayah Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan perhitungan statistic maupun pertimbangan dinamika atmosfer dan laut global maupun regional, ada indikasi bahwa prakiraan awal musim kemarau sebagian besar di daerah berlangsung lebih lambat dari rata-rata. Soal kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia, memang sudah diperkirakan sebelumnya. Tapi, masih dalam tahap yang bisa dibilang normal. Sebab, dilihat dari analisis hujan, puncak kemarau terjadi pada Agustus. Selain itu, lanjutnya, bila dibandingkan dengan rata-rata selama 30 tahun (antara tahun 1981-2010) awal musim hujan sebagian besar daerah sama, yaitu 213 zom (zona musim) dengan rata-rata, serta 87 zom mundur. Sedangkan awal musim maju sebanyak 42 zom. ”Kalau dilihat dari sifat hujan, selama tahun 2011-2012, sebagian besar daerah diperkirakan normal di 267 zom (78,07 persen) dan di atas normal di 40 zom (11,70 persen). Sedangkan bawah normal sebesar 35 zom (10,23 persen),” ungkpnya. Adapun perbandingan awal musim kemarau pada tahun 2011 dengan periode tahun 1971-2000 sebagian besar mengalami kemunduran yaitu pada 156 zom, atau mencapai 70 persen. Termasuk perkiraan pada bulan April-Agustus 2011, suhu permukaan laut di sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan cenderung netral atau kondisi normal. Jadi, sedikit ada tambahan massa uap air di Indonesia bagian timur. Ditegaskan Effendi, awal musim kemarau terjadi pada Maret yaitu di 5 zom atau 2,3 persen dari 220 zom dan April pada 41 zom. Namun, masih disertai hujan karena masih dalam masa pancaroba disebabkan pengaruh badai dan tambahan uap air. ”Sementara pada bulan Mei dan Juni 2012, masing-masing sebanyak 65 zom dan 68 zom. Bulan Juli 2012 36 zom dan Agustus 5 zom. Perkiraan sifat hujan musim kemarau 2012 yaitu atas normal pada 72 zom, normal di 137 zom dan bawah normal atau sedikit curah hujannya di 11 zom,” pungkasnya. (abdul hamid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: