Pingsan di Kanjuruhan, Sudah Siuman

Pingsan di Kanjuruhan, Sudah Siuman

MALANG - Eddy Gunawan sempat membuat ribuan pasang mata di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada Sabtu malam lalu cemas. Pasalnya, full back kiri Persela Lamongan itu sempat tidak sadarkan diri setelah bertabrakan dengan gelandang Arema Hendro Siswanto. Suasana di Stadion Kanjuruhan yang menjadi kandang Arema Cronous pada menit ke-90 di laga melawan Persela Lamongan pada Sabtu (25/10) lalu mendadak hening. Bukan karena Arema kebobolan, tapi disebabkan insiden tubrukan antara Eddy Gunawan dan Hendro Siswanto. Insiden tersebut sempat membuat cemas pemain, ofisial, dan pendukung Persela. Pasalnya, tubuh Eddy sama sekali tidak bergerak meski beberapa pemain Persela mencoba menggoyang-goyang dia. Khawatir dengan kondisi Eddy, ofisial pertandingan langsung menggotong pemain kelahiran 29 September 1985 tersebut. Eddy kemudian dilarikan ke IGD RSUD Kepanjen. Selama perjalanan menuju RSUD Kepanjen, Eddy terus mendapat bantuan oksigen. Eddy pun siuman sebelum ambulans yang membawanya tiba di rumah sakit. Yang menarik, Eddy sempat meminta agar dirinya diizinkan untuk meneruskan pertandingan. Hal itu diungkapkan Eddy kepada Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) yang menemui di rumahnya di daerah Kepanjen kemarin (26/10). Permintaan itu jelas ditolak ofisial dan tim medis Persela. ’’Gendeng koen (Gila kamu, red) minta main lagi’’. Itulah ucapan dr Hasyim, dokter tim Persela, kepada Eddy. Pernyataan Eddy itu cukup beralasan, mengingat saat itu posisi tim yang dibelanya tertinggal 0-4 oleh tuan rumah. Eddy yang sepanjang musim ini menjadi pilihan utama pelatih Persela Lamongan Eduard Tjong memang selalu tampil ngeyel dan berani melakukan duel meski postur tubuhnya tidak terlalu tinggi. Karena itulah, yang pertama dia pikirkan setelah siuman adalah bagaimana sebisa mungkin memperkecil ketertinggalan dari Arema. ’’Saat saya bangun di ambulans dan dibawa ke IGD, saya kira di lorong pemain stadion. Sontak saya ingin main lagi, gak tahunya sudah di rumah sakit. Setelah mendapat oksigen, perlahan pening saya mulai hilang,’’ beber Eddy. Terlepas dari insiden pingsan yang melibatkan dirinya, ayahanda Nayaka Zahira Gunawan itu tampil impresif menjaga sisi kiri pertahanan Laskar Joko Tingkir, julukan Persela. Eddy lalu bercerita soal kronologi insiden yang membuatnya terkapar di lapangan. Saat itu Eddy bermaksud memotong bola umpan Samsul Arif kepada Hendro Siswanto. Sama-sama berfokus kepada bola, Eddy dan Hendro akhirnya bertabrakan. Nahas, sikut kanan Hendro menerjang dada Eddy. Sesaat kemudian, pemain yang pernah menjadi bagian dari Persebaya 1927 di IPL musim 2011–2012 itu tersungkur. Penglihatannya kemudian kabur. Dia tidak sadarkan diri setelah kepala bagian belakang membentur tanah. ’’Punggung saya jatuh duluan, membentur keras di tanah. Demikian juga, kepala belakang saya. Situasi itu membuat pernapasan saya agak sesak dan penglihatan menjadi gelap,’’ jelasnya. Sebagaimana diketahui, Eddy dan Hendro adalah kawan lama yang juga pernah bermain dalam satu tim. Yakni, ketika bermain di Persiba Balikpapan. ’’Hendro juga kirim pesan ke saya kemarin (selesai pertandingan, red): Ngagetin aja kamu, Ed, kemarin,’’ katanya. Persela masih akan menjalani laga pemungkas di grup 1 delapan besar ISL 2014 ini melawan Persipura Jayapura di kandang mereka, Stadion Surajaya, Lamongan. Eddy bakal berkomunikasi dengan pelatih fisik dan dokter tim untuk memastikan kondisinya apakah fit atau belum untuk tampil di laga tersebut. Namun, pelatih fisik Persela Troy Medicana tidak memberikan rekomendasi kepada Eddy untuk tampil di laga penutup babak delapan besar ISL 2014. ’’Masa depan dia (Eddy) masih panjang. Kalau dimintai pendapat, saya akan lebih memilih dia diistirahatkan terlebih dahulu. Dalam latihan nanti pun, saya minta dia tidak berlatih bersama pemain yang lain,’’ tandas mantan pelari nasional itu. (nap/c4/bas)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: