Pol PP Segel Masjid Diam-diam

Pol PP Segel Masjid Diam-diam

KUNINGAN - Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, bergolak. Rabu pagi (28/7), sekitar pukul 6.30, ratusan Satpol PP diam-diam sudah berada di komplek pemukiman warga Ahmadiyah lengkap dengan helm dan tameng pengaman. Dengan gerakan cepat, mereka mendekati 1 masjid dan 8 musala untuk disegel. Baru 1 masjid dan 4 musala yang berhasil disegel, suara lonceng dari arah masjid berbunyi keras. Saat itu juga, ribuan warga Ahmadiyah berhamburan keluar rumah. Merasa kaget dengan gerakan mendadak dari Satpol PP, massa Ahmadiyah emosi. Tanpa komando, mereka langsung menyerobot Satpol PP. Aksi saling dorong pun terjadi. Suasana semakin memanas ketika puluhan Satpol PP selesai melakukan penyegelan Masjid Ahmadiyah. Begitu keluar gerbang masjid, mereka dihujani batu. Karuan, tidak sedikit personil Satpol PP kena hantam batu. Mobil Satpol PP yang diparkir tepat di depan Mesjid juga kena sasaran lemparan batu berukuran besar. Satu kompi Brimob berusaha menghalau. Tetapi karena hujan batu sulit dihentikan, mereka terpaksa harus mundur. Tampak, massa Ahmadiyah sudah terlanjur kalap. Kendati aparat sudah mundur, mereka terus melempari batu ke arah aparat. Sampai akhirnya wartawan Metro TV, Jalil ikut kena hantam batu di bagian pundak kanan. Lemparan batu juga menyerempet tangan Kapolres AKBP Hj Yoyoh Indayah sampai berdarah. Di sebuah musala, 3 personil Satpol PP terjebak. Mereka dikepung warga Ahmadiyah saat melakukan penyegelan. Tetapi 2 orang berhasil melarikan diri dengan menerobos gang kecil. Sedangkan satu personil berhasil dihadang dan dikalungi senjata tajam jenis cerulit. Tetapi karena mungkin merasa kasihan, hal membahayakan tersebut segera berlalu. Personil Satpol PP itu dilepas dan disuruh pergi. Di depan masjid, massa Ahmadiyah masih mengamuk. Sebagian dari mereka bergerak membuka segel kayu yang dipasang Satpol PP di 1 masjid dan 4 musala milik mereka. Melihat gelagat tidak baik, aparat memilih bertahan. Sampai akhirnya utusan pengurus Ahmadiyah, Saefullah, datang menghampiri aparat. Ia meminta seluruh aparat mundur untuk menghindari tetesan darah. Iapun menjamin jika aparat mundur, maka massa Ahmadiyah akan membubarkan diri. Permintaan itupun dikabulkan. Bukan hanya mundur, aparat Satpol PP, Polri dan TNI juga langsung membubarkan diri untuk menghindari hal-hal buruk. Mereka berkumpul membahas tindaklanjut pengamanan di Mapolsek Jalaksana. Sekitar pukul 10.30, situasi panas Desa Manis Lor pun mereda. ”Yang mau ditutup ini masjid, bukan tempat maksiat. Wajar kalau warga di sini (Ahmadiyah, red) marah,” koar Pengurus Jemaat Ahmadiyah Desa Manis Lor, Saefullah, kepada Radar. Menurut dia, Satpol PP bertugas menegakan Perda, kepolisian menjaga keamanan dan TNI bertugas dalam pertahanan. Lantas apa yang dilanggarnya sehingga tempat ibadahnya akan ditutup. ”Kami ini organisasi besar dan mendunia. Ada di 135 negara. Jelas kami menolak tindakan tidak masuk akal ini. Kami menilai tindakan Satpol PP sebuah penyerobotan,” tandasnya. Terpisah, Kasatpol PP Indra Purwantoro mengaku ada anggotanya yang diancam menggunakan senjata tajam. Tapi Ia bersyukur anggotanya kemudian dilepaskan. Dan, sejauh ini tidak ada anggotanya yang menjadi korban. ”Semua selamat. Hanya banyak memang peralatan kami yang tertinggal di lokasi. Tapi itu kita biarkan, karena sejak awal saya mengintruksikan kepada anggota untuk lebih mengutamakan keselamatan jiwa,” terang Indra.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: