Tabrakan Kereta Lagi, Tiongkok Tuai Kritik

Tabrakan Kereta Lagi, Tiongkok Tuai Kritik

\"\"SHANGHAI– Kecelakaan kereta api (KA) kembali mengguncang Tiongkok. Kemarin (27/9), dua kereta bawah tanah (subway atau metro) bertabrakan di sebuah stasiun dekat Taman Yu Yuan, pusat Kota Shanghai. Bagian depan salah satu KA menghantam bagian belakang KA lainnya. Meski tak ada korban jiwa dalam insiden itu, sekitar 260 penumpang luka. Shanghai Metro Company menyalahkan kekacauan sinyal sebagai penyebab kecelakaan. Kecelakaan yang hanya berselang sekitar dua bulan dari insiden serupa pada Juli lalu itu membuat warga Tiongkok khawatir. Di tengah upaya gencar pemerintah Tiongkok untuk memopulerkan KA sebagai sarana transportasi publik yang aman, serangkaian kecelakaan kereta justru terjadi. Pada Juli lalu, kecelakaan kereta cepat merenggut nyawa 40 orang. “Kecelakaan seperti itu seharusnya tak perlu terjadi,” komentar Wen Pei, salah seorang penumpang yang terluka di bagian bahu dalam musibah kemarin. Bersama sekitar 50 penumpang lain, dia kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Rujin. Beruntung, para penumpang hanya mengalami luka ringan. Jubir rumah sakit melaporkan bahwa tak ada korban yang menderita luka serius. Shanghai Metro Company menyatakan bahwa dua kereta yang bertabrakan itu mengangkut sekitar 500 penumpang. Seluruh penumpang dinyatakan sudah berhasil dievakuasi. Saat kecelakaan terjadi, stasiun televisi pemerintah sempat menayangkan gambar para penumpang yang tergencet kursi dan gerbong. Beberapa penumpang terlihat bersimbah darah dan tersungkur di lantai. Menurut Wen, sebelum terjadi kecelakaan, kereta yang dia tumpangi berjalan dengan kecepatan penuh. “Kereta melaju kencang ketika tiba-tiba masinis menarik rem. Saya pun kehilangan keseimbangan dan langsung terlempar dari kursi. Kepala saya membentur tiang di dalam gerbong sampai berdarah,” ungkap penumpang lain yang dirawat di samping Wen. Kepada media, Shanghai Metro Company mengklaim kekacauan sinyal sebagai pemicu kecelakaan itu. Menurut jubir perusahaan tersebut, pusat kendali bahkan sempat memandu masinis dua KA bawah tanah itu melalui telepon. “Sampai saat ini, kami terus melakukan penyelidikan. Kuat dugaan bahwa kecelakaan terjadi akibat kerusakan peranti pendukung sistem kereta api,” ujarnya. “Sebanyak 260 korban luka telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” lanjut jubir yang tak disebutkan namanya itu. Kemarin, puluhan mobil polisi dan ambulans memadati jalanan di sekitar Stasiun Old West Gate atau Laoximen. Karena itu, pemerintah setempat terpaksa menutup akses jalan di sekitar persimpangan jalan paling ramai di kota terbesar Tiongkok tersebut. Evakuasi penumpang yang duduk di gerbong paling belakang kereta pertama sempat terhambat. Sebab, bagian tersebut lah yang ditabrak kepala kereta kedua. Pemerintah langsung membentuk tim investigasi khusus. Selain beranggotakan penyidik dari kepolisian, tim tersebut juga terdiri atas beberapa ahli perkeretaapian. Meski sudah berusaha merespons kecelakaan tersebut dengan cepat, pemerintah Tiongkok tetap menuai kritik dari masyarakat. Rakyat menilai pemerintah tidak becus dalam menjaga keselamatan pengguna jasa transportasi umum. Kecelakaan itu pun menjadi topik terpopuler dan terbanyak dibicarakan lewat Sina Weibo, situs jejaring sosial lokal mirip Twitter. “Kecelakaan lagi, kecelakaan lagi. Guyonan tidak lucu. Begitu banyak uang yang dibelanjakan, hasilnya ternyata sampah atau omong kosong,” tulis seorang warga yang menggunakan identitas “ggirl”. “Sepertinya, kita harus kembali ke masa kuno lagi saat kita harus berjalan kaki dan berkomunikasi lewat teriakan. Tetapi, setidaknya saat ini kita memiliki Weibo (untuk mengeluarkan unek-unek terhadap pemerintah),” sindir warga bernama Zhao Yingying. Beberapa blogger lain malah mengaku tidak akan lagi menggunakan KA bawah tanah lagi pasca kecelakaan itu. “Beginilah dampak dari perkembangan yang terlalu pesat. Pada akhirnya harus dipertimbangkan serius apakah GDP (produk domestik bruto) atau keselamatan yang menjadi prioritas?” kritik seorang blogger yang menamakan dirinya Shaolei123. Kekhawatiran warga terhadap keselamatan penumpang KA cukup beralasan. Juli lalu, kereta supercepat celaka di Kota Wenzhou, selatan Shanghai. Kecelakaan yang konon disebabkan oleh kesalahan teknis dan kekacauan sinyal itu merenggut nyawa 40 orang. Beijing pun terpaksa meredam ambisinya untuk memadati Negeri Panda itu dengan jalur KA supercepat. Sejak mendapat lampu hijau dari sekitar 20 pemerintah kota soal pembangunan jalur KA bawah tanah, Beijing menggelontorkan banyak dana untuk merealisasikan ambisi dan impiannya soal transportasi darat nan cepat. Pada akhir 2009, pemerintahan Presiden Hu Jintao membangun 89 jalur KA bawah tanah. Rencananya, proyek senilai 880 miliar yuan (sekitar Rp1.224 triliun) itu akan rampung pada 2016. Shanghai meresmikan jalur kereta api metro pertamanya pada 1995. Saat ini, kota bisnis di Tiongkok itu sudah memiliki 11 jalur kereta bawah tanah. Setiap hari, sekitar 5 juta penumpang melintasi jalur itu. Tetapi, dua kecelakaan hebat yang terjadi dalam waktu tidak terlalu lama itu pun membuat warga Shanghai yang sudah lama akrab dengan KA ikut khawatir. Sementara itu, kasus lain yang terkait dengan KA juga terjadi di sebuah stasiun di Provinsi Jianxi, timur Tiongkok, Senin lalu (26/9). Seorang penumpang dilaporkan tewas akibat dianiaya petugas KA. Seorang dokter telah dipanggil untuk menyelamatkan penumpang pria berusia paro baya itu, tetapi nyawanya tidak tertolong. Insiden tersebut menambah daftar skandal dan kasus yang terjadi di sector perkeretaapian di Tiongkok. Menurut kesaksian sekitar 20 penumpang yang melihat kejadian itu, pria paro baya tersebut diseret tiga petugas KA sebelum akhirnya dipukuli dan dicekik sampai tewas. Kemarin tiga staf KA yang diduga melakukan penganiayaan tersebut menjalani interogasi. (AFP/AP/RTR/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: