Toto Suharto Merasa Difitnah
Minta Dede Tunjukkan Bukti dan Saksi KUNINGAN – Tudingan Ketua DPC Partai Gerindra, H Dede Ismail SIP mendapat bantahan keras dari Ketua DPD PAN, Drs Toto Suharto SFarm Apt. Kabar bahwa dirinya merapat ke PDIP, sama sekali itu tidak benar. Atas tudingan tersebut, Toto merasa difitnah. “Kami tak pernah melakukan pertemuan dengan PDIP di Hotel Purnama, yang katanya tiga minggu sebelum pembentukan AKD. Sama sekali tidak benar. Itu hanya manuver Dede Ismail saja yang ingin memecah belah KMP,” tegas politisi asal Japara tersebut kepada Radar, kemarin (4/11). Toto menegaskan, KMP sampai saat ini masih utuh yang di dalamnya terdapat Partai Demokrat. Sehingga komposisi kursi di parlemen daerah menjadi imbang masing-masing 25 kursi. Jatah pimpinan komisi I yang diduduki Demokrat bukan berarti pemberian dari kubu KIH. “Pada saat pemilihan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD), Gerindra hanya punya kekuatan untuk bermanuver di komisi II, III dan IV. Sedangkan di Komisi I, mereka tidak bisa melakukan manuver. Sehingga posisi pimpinan komisi I berhasil diduduki Demokrat,” ungkapnya. Selama ini, lanjut Toto, sekecil apa pun permasalahan dirumuskan bersama-sama. Pihaknya tidak mungkin memiliki niatan untuk menanggalkan komitmen alias berkhianat. Dia juga membantah telah mengecilkan Gerindra. Sebab waktu itu sudah ada komitmen masing-masing ditempatkan pada posisi AKD. Di antaranya Komisi I oleh Demokrat, Komisi II oleh Gerindra, Komisi III oleh PAN dan Komisi IV oleh Golkar. Untuk banleg akan diduduki PKS dan BK oleh PPP. “Dikecilkannya di mana? Pada malam sebelum pembentukan AKD kan semua hadir termasuk Gerindra. Semuanya menunjukkan kekompakan. Tapi ternyata pas pelaksanaan jadi gugur, karena ada yang loncat ke KIH,” kata wakil ketua DPRD itu. Lantaran pihaknya tidak merasa melakukan pertemuan dengan Acep Purnama, Dede Ismail harus menunjukkan saksi dari pernyataannya itu. Bila perlu menyertakan bukti foto atau video. Karena tudingan seperti itu baginya hanya sekadar pembelaan yang tidak profesional. “Yang saya herankan itu, pada malam hari H masih berkomitmen. Lain halnya kalau jauh-jauh hari sudah menyatakan keluar dari komitmen, berarti tidak ada pengkhianatan. Dan sekarang malah memfitnah kami sudah menggelar pertemuan tiga minggu sebelumnya,” ucap Toto. Membahas soal penentuan posisi pimpinan pansus tatib waktu itu, tambahnya, justru Gerindra diberikan porsi yang cukup strategis dengan menduduki jabatan ketua. PAN rela untuk mengambil posisi sekretaris. Bahkan Demokrat sendiri mempersilakan agar posisi wakil ketua diambil kubu KIH. “Lantas di mana letak mengecilkan Gerindra atau ada dikotomi? Jabatan ketua pansusnya kan tidak diambil oleh PAN, Golkar, Demokrat ataupun PKS. Adapun untuk posisi wakil, itu berdasarkan kesepakatan bersama. Katanya harus ada kebersamaan. Pansus itu sifatnya adhoc, dan semua menyepakati. Jadi tak ada yang dikhianati di sana,” jelasnya. Soal PAN tidak kebagian, bagi Toto, politik itu dinamis. Jika saat ini tidak menduduki satu pun posisi pimpinan AKD, bukan hal mustahil ke depan mendapatkannya. Yang terpenting masyarakat banyak yang mesti dikedepankan. “Dan saya kira Dede Ismail tak perlu ada pembelaan dengan menuding kami melakukan pertemuan atau diundang oleh PDIP. Masyarakat juga sudah tahu siapa yang melakukan dan tidak. Terima saja apa adanya, toh sekarang sudah jadi ketua komisi II kok,” sindirnya. Toto menandaskan, tidak ada niatan dari KMP untuk meninggalkan Gerindra Persatuan. Terlebih pada malam hari H semua anggota KMP masih berkumpul. Justru menurutnya, dengan melontarkan tudingan seperti itu, kelihatan ada yang sudah berniat untuk pindah KIH. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: