Menikah di Jagasatru
CIREBON - Beni Asri (26), tersangka jaringan teroris Cirebon yang tertangkap di kampung halamannya, Solok, Sumatera Barat pernah tinggal dan menikah di sebuah rumah kontrakan di Jl Kutagara Selatan, Gg Tohir, RT04 RW02, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon. Rumah kontrakan yang pernah ditinggali Beni Asri ini sejak Minggu (2/10) mendadak menjadi pusat perhatian warga setelah dikabarkan telah ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri. Bahkan warga tidak menyangka kalau Beni Asri adalah orang yang selama ini dicari polisi terlibat dalam kasus terrorisme. Menurut penuturan sejumlah warga setempat, bahwa semenjak terjadinya bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota beberapa bulan lalu, tiba-tiba menghilang entah bersembunyi dimana. Di mata masyarakat dan teman-teman seprofesinya yakni pedagang kaki lima di kawasan Jl Pandesan, Kota Cirebon, Beni Asri adalah sosok orang yang mudah bergaul dan ramah. “Penampilannya biasa saja, dia juga tidak pendiam bahkan dia suka ngobrol kok dengan sesama pedagang lainnya di Jl Pandesan. Beni selama di Cirebon berjualan tas,” ujar Toni kerabat keluarga Beni Asri ditemui Radar, kemarin (2/10). Dikatakan Toni, selama berumah tangga Beni Asri tidak pernah ada masalah dengan keluarga ataupun dengan mertuanya. “Terakhir saya bertemu Beni tahun 2010 saat dia (Beni, red) menikah di rumah ini (Kutagara, red). Sebenarnya rumah ini ditempati oleh saudaranya yakni Zul Hendra, kalau Beni hanya numpang namanya di kartu keluarga milik Zul Hendra. Keluarga Zul Hendra juga sudah pindah ke Padang. Karena sisa kontrak masih ada beberapa bulan lagi, maka sementara saya yang tempati,” katanya sambil menambahkan, setelah menikah Beni Asri beserta istrinya tidak lagi tinggal di Jagasatru. Masih ditempat yang sama, Iyan selaku ketua RT setempat yang ditemui Radar mengakui bahwa Beni Asri pernah tinggal di kampungnya. “Memang Beni Asri pernah tinggal disini dan namanya tercantum dalam kartu keluarga milik keluarga bapak Zul Hendra untuk keperluan membuat KTP,” ungkapnya. GELEDAH GEDUNG WALET Sementara itu, untuk menangkap DPO teroris lainnya, jejak-jejak pelaku bom Solo, Ahmad Urip alias Ahmad Yosepa Hayat terus ditelusuri. Warga Desa Astanalanggar Kecamatan Losari sempat menyaksikan hayat sempat mendatangi gedung walet milik Ayah Hayat yang bernama Daud. Pihak kepolisan rencananya akan menggeledah gedung walet yang terletak di Desa Astanalanggar. Gedung tersebut ditengarai sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik Hayat dan DPO teroris lainnya. Kepala Sesa Astanalanggar Gurotin Mas’ud menjelaskan memang ada informasi Minggu siang akan dilakukan penggeledahan di gedung walet kepunyaan Daud. Namun penggeledahan tersebut ditunda. Sejumlah warga Desa Astanalanggar Kecamatan Losari mengaku masih penasaran dengan gedung yang berdiri tinggi hingga 5 meter yang dikelilingi pagar tembok seluas 1400 meter persegi yang berada di pinggir jalan raya tersebut. (rdh/mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: