Lestarikan Tradisi Sedekah Bumi

Lestarikan Tradisi Sedekah Bumi

Syukuran Dimulainya Musim Tanam Perdana MAJALENGKA - Tradisi sede­kah bumi terus dilestarikan warga Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh setiap tahunnya. Tepatnya sebelum memulai masa tanam perdana di areal pesawahan warga desa tersebut. Rabu siang (5/11), ratusan warga Sumber Kulon baik itu bapak-bapak, ibu-ibu, tua muda, remaja, bahkan anak-anak, berkumpul bersama di tengah areal pesawahan desa tersebut, guna melaksanakan ritual yang telah diwariskan turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu. Salah seorang warga, Waskana menuturkan, tidak ada unsur mistis atau magis yang tersirat dalam ritual ini. Karena hakikat utamanya dalam agenda tersebut adalah melestarikan tradisi yang diwariskan orang tua pendahulu, sehingga bisa terus lestari meskipun perubahan zaman semakin pesat. “Sebetulnya hakikatnya adalah syukuran, bersyukur dengan cara berbagi bersama dan silaturahmi berjamaah di antara warga. Dengan bersyukur ini, kan insya Allah bisa melapangkan rezeki. Apalagi, acara ini dilakukan sebelum memulai masa tanam, jadi tidak ada salahnya jika dilakukan acara syukuran,” kata Arnadi, Kepala Desa Sumber Wetan. Namun, dia mengakui jika ada sebagian warga yang sudah menganggap tradisi ini sebagai sebuah kebutuhan. Dengan kata lain, kebutuhan tradisi yang mesti dijalankan ketika hendak memulai musim tanam perdana di awal datangnya musim penghujan. Dikatakan, dengan melakukan tasyakuran lewat kegiatan ini, merepresentasikan harapan agar tanaman padi yang akan ditanamnya nanti terhindar dari hambatan sehingga bisa tumbuh dengan hasil panen yang bagus, serta mengharapkan agar keberadaan desa mereka terhindar dari bencana alam lainnya. “Kegiatan ini sudah dilakukan warga turun temurun dari nenek moyang, sehingga jika tidak dilakukan, ada sebagian warga meyakini akan tertimpa berbagai rintangan dan panennya tidak maksimal. Oleh sebab itu, dilakukanlah kegiatan tersebut. Tapi, hakikat utamanya tetap untuk saling bersyukur dan bersilaturahmi antara sesama warga secara beramai-ramai,” ungkapnya. Kebersamaan antar sesama warga itu bisa terlihat dari prosesi makan-makan di tengah sawah. Karena meskipun menu makanan yang dibawa warga berbeda jenis, tapi semua bisa mencicipi atau memakannya secara bersamaan, tanpa memilah milih menu warga A lebih mewah dan lebih enak dari menu warga B. “Jadi, walaupun masing-masing warga ada yang bawa makanan menunya berbeda-beda jenis. Tetap saja ini disantapnya bersama-sama. Ini merupakan wujud kebersamaan, dan saling berbagi antar sesama warga,” sebutnya. Mira, salah seorang petani mengatakan, acara sedekah bumi ini merupakan pesta adat yang sudah turun temurun, sehingga warga sangat berharap agar panennya melimpah. “Setiap masa tanam kegiatan ritual tahunan ini benar-benar bermanfaat untuk warga Sumber Wetan. Kegiatan ini juga sering dianggap hiburan karena warga bisa makan bareng bersama di tengah sawah, dan bercanda gurau bersama-sama tanpa memandang status sosial atau latar belakangnya. Karena antara pemilik lahan dan petani penggarann berbaur bersama tanpa ada sekat pemisah,” imbuhnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: