Stop Jaring Perusak Ekosistem Laut!

Stop Jaring Perusak Ekosistem Laut!

TENTUNYA untuk mengurangi resiko kerusakan ekosistem bawah laut, harusnya penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini segera dihentikan. Kurangnya kesadaran dan juga menginginkan untung berlipat serta cepat dapat ikan menjadi salah satu alasan penggunaan alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan itu masih digunakan. Salah satu tokoh nelayan Gebang, H Dade Mustofa kepada Radar mengakui jika penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan masih marak digunakan oleh para nelayan. “Masih banyak juga yang menggunakan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Sebenarnya hampir sebagian besar nelayan punya alat itu (alat tangkap tidak ramah lingkungan), tapi hanya dijadikan sebagai cadangan saja, ada juga ya memang dari awal sudah menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan tersebut,”ujar Dade. Ia menjelaskan jenis alat tangkap tidak ramah lingkungan yang dilarang oleh Pemerintah. Pertama garo. Garo ini adalah sistemnya mencakar hingga dasar laut dan merusak terumbu karang. Kedua arad yaitu sistem jaring dibentangkan lebar ditarik pakai mesin. Alat ini, kata dia jelas i akan merusak terumbu karang dan ekosistem laut. Ketiga yaitu apolo yang hampir sama dengan arad hanya saja lebih besar dan lebih lebar. Selain itu mata jaringnya kurang dari 4 inchi sehingga selain merusak terumbu karang atau tempat berlindung ikan, juga penggunaan jaring ini akan bisa menangkap ikan kecil atau yang anak ikan. “Sehingga ikan-ikan akan cepat habis,” beber Dade. Ia sangat berharap Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk bisa segera turun tangan mengatasi nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini. “Memang penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini bisa dibilang lebih sadis, dan tentunya sangat berdampak pada lingkungan dan ekosistem bawah laut. Sehingga saya sangat memohon kepada Pemkab Cirebon cepat turun tangan atasi penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini,” pintanya. Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Dr Ir H Ali Efendi mengakui 80 persen nelayan di Kabupaten Cirebon masih menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. “Masih cukup banyak nelayan yang masih menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini. Kalau persentasenya ya ada sekitar 80 persen nelayan Kabupaten Cirebon masih menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan,” ungkap Ali. Untuk menangani penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini pihaknya akan secara berkelanjutan melakukan pembinaan kepada para nelayan. “Memang cukup sulit karena masih banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Namun kita nggak akan bertindak seenaknya, kita akan bertahap dan pelan-pelan menyadarkan nelayan untuk tidak lagi gunakan jaring tidak ramah lingkungan. Jadi kita nggak akan bisa bertindak dengan kekerasan tapi harus secara halus,” paparnya. Ali pun akan secera bertahap memberikan bantuan jaring yang ramah lingkungan untuk meminimalisir jaring yang tidak ramah lingkungan. Pihaknya juga akan berusaha memberikan bantuan secara cuma-Cuma kepada para nelayan jaring yang benar-benar ramah lingkungan atau tidak merusak ekosistem laut. “Tentunya juga kita menginginkan ada kesepakatan dengan nelayan bahwa dengan bantuan jaring ramah lingkungan, nelayan tidak boleh lagi menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan,” ungkap Ali. Sementara itu Direktur Pol Air Polda Jabar Kombes Pol Anang Syarif Hidayat menyatakan, pihaknya lebih kepada pembinaan terhadap nelayan agar tidak lagi menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. ”Kalau soal penertiban kita nggak langsung menggunakan hukum, tapi kita terlebih dahulu melakukan pembinaan. Polanya preventif, edukatif pencegahan tetapi dengan pendidikan,” ujarnya. Anang pun mengakui bahwa penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan salah satu penyebab kerusakan ekosistem bawah laut. “Karena memang alat tangkap yang tidak ramah lingkungan itu tentu sangat berbahaya bagi lingkungan, khususnya lingkungan bawah laut yang seharusnya kita jaga dengan baik,” ungkap Anang. Sementara itu salah seorang nelayan yang enggan disebutkan namanya mengakui menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan ini agar lebih cepat dan efektif menangkap ikan. (deny hamdani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: