Sweeping Gedung Dewan Nyaris Adu Jotos
MAJALENGKA – Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) melakukan aksi sweeping ke sejumlah ruangan pimpinan dan fraksi-fraksi di DPRD Majalengka, Kamis siang (6/11). Aksi ini, dilakukan untuk mencari keberadaan anggota legislatif yang tidak ada di tempat saat didemo mahasiswa. Aksi bermula saat dilakukannya unjuk rasa penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh para mahasiswa ke gedung DPRD, tak kunjung ditemui oleh satupun anggota legislatif. Mereka hanya ditemui oleh pejabat sekretariat DPRD yang menjelaskan jika seluruh anggota dewan sedang tugas di luar kota. Tak percaya begitu saja, para mahasiswa mencoba meringsek masuk ke gedung DPRD dengan menerobos barikade petugas untuk membuktikan perkataan pejabat sekretariat DPRD tersebut soal ketiadaan satupun anggota DPRD di rumah rakyat itu. Namun, percobaan pertama yang dilakukan langsung oleh Ketua DPC GMNI Majalengka Andika Wowo tidak berhasil, dia dikejar dan dihalangi petugas kepolisian agar tidak masuk ke gedung DPRD. Mendapati rekannya dihalangi, massa demonstran lain pun bereaksi dan mencoba melepaskan rekannya tersebut dari sekapan petugas. Adu jotos pun hampir terjadi. Tidak berhasil menerobos masuk dalam percobaan pertama, para mahasiswa pun akhirnya mencoba bernegosiasi dengan pejabat sekretariat DPRD untuk bisa masuk ke gedung dewan, guna melakukan sweeping ke setiap ruangan untuk membuktikan ketiadaan anggota DPRD yang tengah pergi ke luar kota. Hingga akhirnya, mereka pun diizinkan untuk masuk dengan syarat bisa menjaga keamanan dan ketertiban selama berada di gedung dewan. Setiap ruangan yang ada di gedung bagian depan, didatangi satu per satu. Dua ruangan pimpinan yang pintunya terkunci rapat, dipaksa untuk dibuka guna memastikan ketiadaan anggota dewan pada saat aksi unjuk rasa tersebut. Setelah puas menggeledah setiap ruangan di gedung DPRD, para mahasiswa itu pun membubarkan diri. Namun, mereka berencana kembali lagi pada saat anggota dewan sudah berada di kantor, untuk meminta pernyataan sikap wakil rakyat di Majalengka ini menolak rencana kenaikan harga BBM yang bakal dilakukan pemerintah pusat. Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa GMNI yang berjumlah kurang lebih 22 orang itu juga melakukan aksi bakar-bakar ban di pintu masuk gerbang gedung dewan. Bahkan, aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas kepolisian sudah terjadi saat para pengunjuk rasa itu baru tiba di gedung DPRD, setelah membakar ban mencoba masuk ke dalam gerbang kompleks gedung DPRD. Orator aksi, Amelia menyebutkan jika kebijakan pemerintahan Jokowi-JK tidak jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, yang berdalih subsidi BBM membebani APBN, lalu meyakinkan publik akan mengalihkan alokasi subdisi BBM ke sektor pendidikan, pembangunan, kesehatan dan lain-lain, dipandang hanya sebagia modus belaka. “Kami GMNI Majalengka menolak kebijakan naiknya harga BBM bersubsidi, karena dengan naiknya harga BBM maka pemerintah telah mengabaikan amanat konstitusi. Sebab dalam konstitusi negara kita, mengamanatkan bahwa anggaran pembangunan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat bukan untuk memakmurkan para pejatnya saja, yang berbagai fasilitasnya dibiayai oleh negara,” tegasnya. Andika menambahkan, atas rencana pemerintahan Jokowi-JK ini, pihaknya mendesak agar membatalkan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, mendesak pemerintah membangun kilang minyak baru, serta mendesak agar lebih serius meningkatkan penerimaan dari pajak. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: