Maung Hindari Antiklimaks
PALEMBANG - Berstatus juara bertahan, jelas memberikan beban tersendiri bagi Persipura Jayapura dalam menyongsong partai final Indonesia Super League (ISL) 2014, malam nanti (siaran langsung RCTI pukul 18.30 WIB). Bertindak sebagai tim home dengan menjamu Persib Bandung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, mereka dituntut menang untuk memperpanjang daftar gelar mereka menjadi lima bintang. Melihat skuad yang dimiliki saat ini, harusnya tidak ada masalah bagi Persipura dalam menggapai titel kelima. Sebab, materi pemain yang ada tidak jauh berbeda ketika Mutiara Hitam -sebutan Persipura- merebut gelar juara musim lalu. Karena itu, secara kekompakan mereka tentunya sudah sangat mengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun, terlalu dini jika mereka percaya diri akan mampu menundukkan Persib. Sebab, sama seperti Arema Cronous, skuad besutan Djadjang Nurdjaman itu mempunyai kemampuan mencetak gol yang bagus dari setiap lini. Bahkan, bek tengah mereka, Vladimir Vujovic, menjadi bek tersubur ISL musim ini dengan mengemas enam gol. Menyalip full back kanan Arema, Thierry Gathuessi yang berselisih satu gol. Selain itu, lini tengah mereka juga tak kalah ganas jika dibandingkan dengan lini depan yang dihuni oleh Ferdinand Sinaga maupun Djibril Coulibaly. Jika ditotal, lini yang digalang oleh Firman Utina itu berhasil melesakkan 24 gol, berbanding 21 dengan lini depan. Maung Bandung –sebutan Persib- pun memiliki banyak opsi yang dapat digunakan untuk mengobrak-abrik pertahanan Mutiara Hitam. Lewat serangan dari tengah, crossing, maupun skema set piece dapat mereka lakukan. Situasi ini jelas tidak menguntungkan oleh Persipura. Karena itu, dalam sesi latihan yang digelar sore harinya, duet pelatih Mettu Duaramury-Chris Leo Yarangga pun menekankan kepada antisipasi crossing. Terlihat Bio Paulin Pierre, Yustinus Pae, ataupun Dominggus Fakdawer bergantian menjadi libero yang bertugas menyapu bersih bola yang datang ke daerah pertahanan mereka. “Kami tahu bahwa semua lini Persib sangat berbahaya. Kami menekankan latihan ini untuk meredam pergerakan mereka, terutama dari sisi sayap,” tutur Chris Yarangga, kemarin (6/11). Menurut Chris, Persib cenderung untuk memainkan umpan panjang dimana sudah menunggu kecepatan Ferdinand, Konate, Atep, ataupun Tantan yang selalu melakukan tusukan dari sisi flank. “Selain itu, mereka juga gemar melakukan ball possession. Kami harus meningkatkan pressing untuk menahan gempuran Persib,” urainya. Selain faktor kreativitas dari pergerakan setiap pemain Persib, hal lain yang tidak boleh disepelekan adalah kehadiran suporter setia Persib yang disebut dengan Bobotoh. Menurut informasi terakhir yang diterima, sekitar 3.000 Bobotoh siap untuk memenuhi Stadion GSJ. “Dukungan mereka yang melebihi suporter kami jelas akan memberikan pengaruh pada permainan lawan. Karena itu, satu-satunya cara untuk membuat mereka diam adalah ketika melihat tim kesayangan mereka kalah,” tegasnya. Terpisah, arsitek Persib, Djadjang Nurdjaman menginstruksikan para pemainnya untuk menghindari antiklimaks. “Jujur, harus saya akui pertandingan menghadapi Arema kemarin cukup berat. Wajar jika para pemain larut dalam emosi ketika lolos ke final,” ucapnya dalam konferensi pers di Hotel Horizon. Namun, dirinya memastikan bahwa ada satu pertandingan terakhir yang harus dimenangkan. “Saya meminta para pemain jangan cepat puas dahulu dan tidak fokus selama laga berlangsung,” timpal pelatih yang akrab disapa Djanur itu. Manajer Persib, H Umuh Muchtar menyatakan bahwa dirinya yakin Persib akan menjadi kampiun. “Saya hanya bisa memberikan motivasi kepada anak-anak bahwa ini adalah cita-cita mulia. Kami menunggu selama 19 tahun untuk sampai kepada fase ini. Jangan sampai hilang begitu saja,” tegasnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: