Diduga Bakal Tawuran, Sepuluh Siswa SMK Diamankan
KUNINGAN - Sepuluh pelajar SMK di Ciledug, Kabupaten Cirebon diamankan polisi, kemarin (7/11). Ke-10 tunas bangsa itu diamankan petugas Satlantas Polres Kuningan di Jalan Raya Cirendang tepatnya di lampu merah rest area. Diduga para pelajar tersebut akan melakukan tawuran, lantaran di dalam bagasi motor salah satu pelajar berinisial Dn ditemukan gir yang diikat memakai sabuk. Untungnya, sebelum terjadi tawuran para pelajar dari daerah tetangga itu berhasil diamankan petugas. Dengan menggunakan truk Satpol PP, kesepuluh oknum pelajar itu digelandang ke Mapolres Kuningan. Tiba di gerbang markas korps baju cokelat di Jalan RE Martadinata, Ancaran, para pelajar diminta membuka bajunya dan disuruh jalan bebek hingga halaman parkir belakang mapolres. Satu per satu mereka didata dan ditanya niatnya berada di rest area Cirendang di saat jam belajar. Berdasarkan data yang diperoleh Radar, penangkapan pelajar setingkat SMA tersebut berawal ketika petugas Satlantas Polres Kuningan memberhentikan sepeda motor digunakan para siswa, karena melanggar aturan. Usai ditilang kemudian petugas memeriksa sepeda motor para siswa dan menemukan satu buah gir motor yang diikat tali sabuk di dalam bagasi motor yang dikemudikan Dn. Curiga jika benda tersebut akan digunakan untuk tawuran, petugas lalu menggiring para pelajar ke mapolres. Melihat temannya ditangkap petugas, beberapa siswa lainnya langsung melarikan diri dengan meninggalkan sepeda motornya. Kesepuluh siswa SMK di Ciledug yang diamankan tersebut adalah Aj (17), AF (15), ES (15) Dn (15), As (15) AP (15), WA (15), DS (15), FM (15), dan SA (15). Briptu Dudi Irman dan Brigadir Karyana yang sedang berjaga di Pos Gatur Cirendang mengatakan, awalnya dia memberhentikan rombongan pelajar yang mengendarai motor lantaran melanggar rambu lalu lintas. “Kami melihat ada sekelompok siswa yang melanggar lalu lintas. Kemudian kami berhentikan. Saat diperiksa, ternyata di dalam bagasi salah satu motor ditemukan sebuah gir motor yang biasa dipakai pelajar untuk tawuran,” terang Briptu Dudi Irman. Dudi menambahkan, gerombolan siswa itu datang dari arah Ancaran. Kemudian pelajar berkumpul di dekat pom bensin. Indikasi kemungkinan terjadinya tawuran terlihat dari pesan SMS di handpone milik salah seorang siswa. SMS itu berisi rencana bergabung dengan SMK di Cigugur untuk melakukan penyerangan ke salah satu SMK di Kuningan. “Atas dasar itu, kami amankan mereka di pos gatur Cirendang kemudian dibawa ke Mapolres Kuningan,” ungkapnya. Kasat Reskrim Polres Kuningan, AKP Real Mahendra mengungkapkan, dari hasil penggeledahan terhadap para siswa tersebut pihaknya hanya menemukan satu gir motor. Selain itu, polisi tetap melakukan pengecekan dan menghubungi orang tua siswa. Kemudian para siswa dikembalikan kepada orang tua setelah mendapat pembinaan. “Mereka didata dan guru serta orang tuanya kami hubungi. Mereka harus membuat surat pernyataan di hadapan orang tuanya,” ungkap Real. Sementara seorang siswa, Aj (17) membantah jika dia dan teman-temannya akan menyerang sekolah lain. Melainkan ke Kuningan untuk menemui temannya yang bernama Ad. Rencananya mau tukeran sweter. Dia beralasan hanya silaturahmi dengan Ad yang dikenalnya lewat facebook. “Enggak mau tawuran kok, karena kami hanya ingin bertukar sweter almamater sekolah. Saya juga enggak bawa senjata tajam, hanya sweter dan alat tulis,” akunya. Uniknya, meski tercatat masih pelajar, namun para pelajar itu tidak ada satupun yang membawa pulpen. Saat polisi meminta para siswa menuliskan nama dan alamatnya, mereka kesulitan menuliskannya lantaran tidak membawa pulpen. Di tasnya hanya ada beberapa buah buku. “Aneh masa pelajar tidak bawa pulpen? Terus nulisnya ketika belajar pakai apa?” ketus KBO Reskrim, Iptu Herie Pramono SH. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: