Rencanakan Impor Pertamax 600 Ribu KL

Rencanakan Impor Pertamax 600 Ribu KL

Satgas-Polri Awasi Kecurangan Penyaluran BBM Bersubsidi JAKARTA-Dua wacana berupa kenaikan harga dan overkuota BBM bersubsidi tahun ini terus bergulir. Namun, PT Pertamina sebagai penyalur sebagian besar produk sudah berancang-ancang untuk mempersiapkan beberapa kemungkinan sebagai dampak dari dua isu tersebut. Salah satunya, dengan menambah pasokan bahan bakar khusus (BBK) jenis pertamax. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya mengatakan, pihaknya telah menyiapkan satuan tugas(satgas) untuk memastikan penyaluran BBM hingga akhir 2014. Menurutnya, tim tersebut dibentuk untuk menghadapi anomali yang terjadi menjelang dan paska kenaikan harga BBM bersubsidi. Salah satunya, kenaikan konsumsi di berbagai titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). “Kami harus siap menanggulangi pembelian spekulatif dari masyarakat. Terutama,BBM bersubsidi jenis premium. Kami berusaha untuk memastikan tidak ada pembelian BBM dengan cara curang seperti mobil yang tangki bensinnya diakali. Juga, kemungkinan adanya SPBU yang menyelewengkan alokasi BBM. Upaya ini kami lakukan melalui kerjasama dengan kabareskrim (kepala badan reserse kriminal) Polri,” terangnya di Jakarta, kemarin (12/11). Dia pun mengaku siap menindak tegas oknum penyalur yang memang bermain nakal. SPBU yang ketahuan bakal langsung diskors selama dua bulan untuk penyelidikan. Jika hasil penyelidikan menyatakan kegiatan ilegal tersebut sudah dilakukan berulang, maka Pertamina bakal mencopot izin usahanya. “Konsumsi saat ini memang sudah menunjukkan adanya panic buying. Terutama, untuk premium. Beberapa minggu ini, penyaluran per harinya mencapai kisaran 90 ribu - 92 ribu kilo liter (kl). Itu di atas penyaluran rata-rata harian sebesar 81 ribu kl,” tambahnya. Soal pascakenaikan harga, dia sudah melakukan beberapa upaya untuk menjamin ketersediaan bahan bakar di masyarakat. Menurutnya, pola konsumsi BBM setelah kenaikan harga kemungkinan besar berubah. Hal tersebut dikarenakan semakin kecilnya dispasritas harga antara BBM berusbsidi dengan BBK. Apalagi, overkuota tahun ini bisa berakhir pada tak adanya pasokan BBM bersubsidi seperti premium beberapa hari pada sisa tahun. “Kami belum tahu skema apa yang akan diterapkan pemerintah (soal overkuota). Tapi kami sudah antisipasi semua kemungkinan. Misalnya, kalau ada pergeseran konsumsi BBM bersubsidi ke BBK. Kami akan impor 600 ribu barel pertamax. Biasanya, dalam periode 100 hari setelah harga BBM bersubsidi naik, konsumsi pertamax naik 3-4 kali,\' terangnya. Soal pasokan BBM bersubsidi, dia mengaku hal tersebut sudah dalam rencana harian perseroan. Karena itu, dia menjamin ketersediaan BBM bersubsidi. “Kami kan setiap hari impor premium dan solar. Jadi, kalau memang harus disalurkan, pasokannya pasti ada,” ungkapnya. (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: