Bantah Kontrol Dewan Lemah soal Proyek

Bantah Kontrol Dewan Lemah soal Proyek

Ketua DPRD Akui Istrinya Pemborong KUNINGAN - Tudingan lemahnya fungsi kontrol dewan terhadap sistem lelang proyek beserta kualitas hasil proyek, membuat Ketua DPRD Rana Suparman SSos berang. “Perjalanan DPRD itu kan terjadwal, mulai dari pelantikan, penyusunan tatib, pelantikan pimpinan dewan, pembentukan AKD sampai penentuan jadwal per catur wulan. Saya kira hal-hal seperti itu, yang merupakan sistem organisasi gak perlu dibicarakan bagi orang yang mengerti, terlebih bagi orang yang pernah duduk di lembaga legislatif,” sindir Rana menanggapi pernyataan mantan anggota dewan Rudi Iskandar SH. Jadi, kata politisi PDIP itu bukan berarti pengawasan dewan lemah melainkan tahapannya baru diselesaikan. Saat ini pun para wakil rakyat tengah melaksanakan reses yang nanti dilanjutkan pada pembahasan RAPBD 2015. “Kalau kritikan itu keluar dari figur yang pernah menjadi wakil rakyat kurang bijak, saya kira kalau tahapan-tahapan yang mesti dilalui tidak dipahami. Harusnya punya jiwa intelektualitas bahwa lembaga legislatif bukan serta merta menyikapi pada sesuatu yang bersifat kasuistik melainkan punya jadwal,” jelasnya. Terkait adanya wakil rakyat yang merangkap pemborong, Rana mengatakan, mungkin saja ada saudara atau familinya yang menerjuni dunia kontruksi. Secara vulgar, ia pun mengakui jika istrinya adalah pemborong. Namun Rana menegaskan, profesi tersebut sudah ditekuni jauh sebelum istrinya dipersunting. “Saya kira mantan anggota dewan periode lalu juga ada yang istrinya jadi pemborong. Jadi, jangan sampai apa yang dialaminya dilemparkan ke orang lain. Mentang-mentang sekarang sudah tidak duduk lagi di gedung dewan. Saya kira sikap seperti itu kurang bijak. Jangan menepuk air di dulang terpercik muka sendiri,” sindirnya lagi. Untuk meminta istrinya berhenti dari profesi yang sudah lama digeluti, menurut Rana, hal itu tidak mudah. Tapi hanya bisa sekadar memberikan pengertian. “Misalkan memberikan pengertian untuk tidak lagi beraktivitas di situ. Bisa beralih ke usaha lain seperti jual gorengan yang penting halal. Tapi kan tidak mudah,” ujar Rana. Disinggung soal pembagian proyek yang dituding satu pintu, ia membenarkan. Namun pintu yang dimaksud ialah pintu LPSE, tender manual yang juksung dan pilsung. Jangan sampai diartikan, satu pintu tersebut kepada orang melainkan sistem. “Saya berharap agar jangan karena kebijakan, lantas tembak kanan dan tembak kiri. Teliti dulu, telusuri apakah benar atau tidak. Faktanya kan harus jelas sehingga tak bersifat apriori. Mengeplotnya darimana? Itu kan dinas yang menentukan. Dinas adalah sebuah institusi, ya percayakan saja. Kita harus bijaksana,” ajaknya. Disinggung soal indikasi disharmonis antara bupati dan wabup, secara tegas Rana membantahnya. Kata dia, Hj Utje Ch Suganda selaku bupati, H Acep Purnama selaku wabup dan ketua PDIP, serta H Aang Hamid Suganda selaku Ketua Depercab PDIP dijamin harmonis. Karena keempatnya merupakan kader partai yang bertugas untuk mengejawantahkan ideologi. “Kalau terjadi disharmonis, kapan mau mengejawantahkan ideologi. Untuk itu harus saling memikul. Jadi bohong kalau ada disharmonis antara mereka termasuk saya,” tandasnya. Terkait niatan Aang Hamid Suganda yang hendak mencalonkan ketua DPC PDIP Kuningan, Rana mengaku tidak tahu. Namun bagi dia, semua sah-sah saja untuk maju selama kader punya KTA dan memenuhi syarat yang ditentukan DPP. Justru dirinya merasa bangga apabila semua berkeinginan untuk memajukan partai. “Tapi jujur saya tidak tahu kalau Pak Aang mau maju. Yang saya tahu semuanya sedang konsentrasi menjalankan ideologi partai,” ungkap Rana. Menanggapi pernyataan Abdul Haris SH yang meminta Uhas Center dibubarkan, dirinya tidak setuju. Justru sebaliknya masyarakat harus mengorganisir diri dan membangun dirinya. Baik lewat ormas, perkumpulan masyarakat atau sebuah tempat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. “Kok dibilang penyebab disharmonisasi. Disharmonisasinya juga gak ada kok. Saya tahu persis dan sanggup membuktikan mereka makan bareng. Tapi kan makan bareng itu tidak harus berhari-hari, masing-masing punya tugas. Semua saling mengisi,” pungkasnya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: