Sriwijaya Catatkan Rekor

Sriwijaya Catatkan Rekor

SOLO - Sriwijaya FC menjadi tim pertama yang menorehkan tiga gelar berturut-turut, setelah di babak final Copa Indonesia berhasil mengalahkan Arema Indonesia dengan skor tipis 2-1 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (1/8). Bagi pelatih Sriwijaya Rahmad Darmawan, kesuksesan ini tentu merupakan catatan tersendiri dalam karir kepelatihannya, mengingat gelar ini juga merupakan terakhir kalinya untuk klub tersebut dimana ia berniat hengkang pada musim ini. Sementara pelatih Rene Alberts juga kecewa dengan pencapaian tim asuhannya kendati mampu merebut gelar domestik Liga Super Indonesia, namun gagal mengawinkan gelar tersebut. Sriwijaya FC yang berupaya untuk mencatatkan gelar ketiganya secara berturut-turut di ajang ini, harus mendapatkan serangan di menit awal, namun kiper Ferry Rotinsulu harus mengerang karena pelanggaran yang dilakukan oleh Noh Alam Shah. Sriwijaya sebenarnya memiliki peluang matang di menit ke-14 saat sontekan Pavel Solomin tepat di mulut gawang hampir merobek jala Kurnia Meiga bila saja bek Arema tidak menghalau bola yang masuk ke dalam gawang. Permainan keras mengundang wasit Jimmy Napitupulu merogoh kartu kuning untuk Juan Revi, setelah melakukan pelanggaran keras dan tidak lama kemudian giliran Shah Alam yang menerima kartu merah langsung karena pelanggaran terhadap pemain Sriwijaya. Cedera kaki yang didapati oleh Ferry membuatnya tidak dapat melanjutkan pertandingan hingga usai, dan Hendro Kartiko pun masuk menggantikannya di menit 23. Baru beberapa saat berlaga di atas lapangan, Hendro Kartiko langsung menunjukkan kemampuannya saat membendung tendangan Roman Chmelo dari sisi kiri dan skor pun tetap bertahan tanpa gol. Pada menit ke-28 Sriwijaya ganti membalas serangan, namun sayangnya sontekan Tony Sucipto dari sisi kanan masih berada tipis di atas mistar gawang Kurnia Meiga. Beberapa sejumlah peluang matang kembali didapatkan oleh Arema dan Sriwijaya, namun hingga babak pertama usai, skor tetap tidak berubah. Pertandingan sempat tertunda kurang dari satu jam, karena adanya intervensi dari Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo yang menganggap wasit Jimmy Napitupulu tidak adil dalam memimpin pertandingan, dicemaskan bisa membuat pendukung dari kedua tim berbuat tindakan anarkis. Akan tetapi setelah melakukan evaluasi dalam waktu satu jam antara ofisial pertandingan dan juga pihak kepolisian, wasit Jimmy Napitupulu akhirnya tetap memimpin pertandingan final di paruh kedua. Saat pertandingan babak kedua baru bergulir tiga menit, Sriwijaya berhasil menjebol gawang Kurnia Meiga melalui tandukan sempurna dari Keith Kayamba Gambs yang meluncur deras ke dalam gawang. Bagi Arema keadaan ini tentu saja tidak menguntungkan, mengingat mereka total hanya mengoptimalkan pertahanan karena kondisi 10 pemain atas dikeluarkannya kapten Noh Alam Shah. Pada menit 66 kegemilangan Kurnia Meiga dalam mengantisipasi tendangan jarak jauh yang dilepaskan oleh pemain Sriwijaya dari tengah lapangan dengan gemilang masih mampu dihalau olehnya sehingga hanya menghasilkan tendangan penjuru. Walaupun tampil dengan kondisi minus satu pemain, Arema mampu mengejar ketertinggalan di menit 72 melalui sontekan Muhammad Ridhuan tepat di mulut gawang Sriwijaya yang memanfaatkan kemelut di kotak pertahanan. Sriwijaya kembali memimpin keadaan melalui Pavel Solomin tujuh menit berselang, usai melepaskan diri dari jebakan offside dan dengan tendangan keras diarahkan ke sudut kiri gawang tanpa dapat diselamatkan oleh Kurnia. Hingga wasit Jimmy Napitupulu meniupkan peluit pertandingan usai, skor tetap bertahan 2-1 dan Sriwijaya pun mencatatkan rekor dengan menorehkan tiga gelar berturut-turut di ajang Copa Indonesia. (win/bb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: