Tidak Paham Jalur, Empat Pendaki Tersesat
CIGUGUR - Empat orang pendaki yang berasal dari Provinsi Jateng dan Jogjakarta terpaksa dievakuasi petugas karena tersesat, kemarin (17/11). Mereka di evakusi di ketinggian 1.300 Mdpl atau di blok Lempong Balong. Keempat pendaki tersebut adalah Rudi (32), Wawan (34) asal Kabupaten Brebes Jateng, dan dua lagi Satria (24) dan Amir (22) dari Jogjakarta. Penyebabnya mereka tersesat karena tidak mengetahui jalur pendakian ke Ciremai. Mereka mendaki tidak melapor ke Pos Pendakian Gunung Ciremai. Keempat orang ini awalnya datang ke Buper Palutungan pada Sabtu (15/11) dengan tujuan berkemah, dan pada Minggu sore mendaki. Diduga karena tidak paham jalur serta jalan yang diambilnya, mereka pun tersesat pada Minggu (16/11) sore. Mereka pun panik dan menghubungi saudara dan istri di rumahnya untuk meminta bantuan. Berbekal nomor telepon, Tatang, salah satu kerabat pendaki menghubungi PPGC. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan menurunkan personel ke tiga titik dengan jumlah lebih dari 19 orang. Dari informasi, mereka tiba di Buper Palutungan pada hari Minggu (16/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah istirahat sejenak, meraka langsung naik ke gunung. Padahal ketika mereka mendaki, warga sekitar Buper Palutungan mengetahuinya. Bahkan, banyak warga yang bertanya, namun keempat orang tersebut tidak menjawab dan malahan berjalan terus ke atas gunung. Warga sendiri sebenarnya ingin memberikan informasi. Ketika sudah di ketinggiaan sekitar 1.300 Mdpl, mereka memutuskan menelepon saudaranya karena tidak mampu melanjutkan. Petugas yang mengetahui laporan yang langsung menerjukan tim ynag terdiri dari Tim Basarnas Cirebon, TNGC, MPPGC. Setelah petugas disebar akhirnya pada pukul 11.00 WIB, mereka ditemukan di Blok Lempong Balong. Kondisi pendaki masih dalam keadaan sehat, karena perbekalan masih cukup. “Iya empat orang tersesat dan kini sudah pulang ke daerah asalnya. Mereka berempat membawa mobil pribadi dan disimpan di Buper Palutungan,” ucap Penangung jawab Pos Pendakian Palutungan Agus Yudantara kepada Radar, Senin (17/11) sore. Andai tidak ada yang melapor, kata dia, mereka bisa saja tidak akan diketahui keberadaannya. Untungya di ketinggian 1.300 Mdpl masih ada sinyal telepon, sehingga bisa menghubungi kerabat. Agus menyebutkan, kejadian ini merupakan bukti ketika pendaki tidak displin. Menurutnya, jika saja mereka melapor tidak akan mungkin tersesat, karena petugas akan memberikan petujuk. “Kami langsung nyalakan sirine dan teryata mereka mendengar. Mereka pun ternyata membawa peluit, sehingga mereka membunyikan. Hal ini membuat petugas mudah menemukanya,” jelas Agus. Terkait petugas yang disebar sebanyak tiga kelompok, karena tidak mengetahui posisi keberadaan pendaki yang tersesat. Meski demikian, melalui perjuangan keras akhirnya berhasil ditemukan. “Pokoknya ini harus jadi pelajaran bagi pendaki. Ketika lapor dan terjadi sesuatu, mereka bisa ditanggung oleh asuransi,” ujar Agus, yang didampingi Idin, koordinator pos pendakian. Disebutkannya, kejadian ini merupakan kali kedua terjadi setelah tahun 2007. Pada saat itu kejadian hampir sama, yakni tidak melapor petugas pos dan tidak mengetahui jalur. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: