Mogok, Yunani Lumpuh Dua Hari

Mogok, Yunani Lumpuh Dua Hari

\"\"Jelang Pemungutan Suara Austerity Bill di Parlemen ATHENA– Yunani kembali lumpuh. Lebih dari 20.000 pekerja berunjuk rasa dan melancarkan mogok kerja di Kota Athena kemarin (19/10). Aksi sama juga berlangsung di kota-kota lainnya di Yunani. Sedikitnya, 15 ribu massa ambil bagian dalam demonstrasi dan mogok kerja di Kota Thessaloniki, kota terbesar kedua di Yunani. Rencananya, unjuk rasa dan mogok secara nasional kali ini akan berlangsung selama 48 jam (dua hari). Seperti beberapa aksi sebelumnya, protes dan mogok masal itu juga memaksa sektor bisnis dan transportasi di Negeri Para Dewa itu tidak beroperasi. Lewat aksi tersebut, massa bertekad untuk mendongkel pemerintahan Perdana Menteri (PM) George Papandreou. Mogok nasional itu berlangsung menjelang pemungutan suara di parlemen terkait pengesahan undang-undang (UU) penghematan atau pengetatan anggaran (austerity bill). ’’Pemerintahan (Papandreou) harus lengser sekarang juga,’’ teriak massa. Seruan senada juga muncul dalam spanduk yang diusung kelompok komunis di jalan-jalan utama Athena. Selain anggota serikat pekerja, unjuk rasa masal kemarin juga melibatkan elemen-elemen mahasiswa dan sejumlah besar kelompok profesional. Mulai pegawai negeri sipil, pengumpul pajak, dokter, banker, guru, pelaut, serta para pengusaha. Para operator SPBU terpaksa menutup bisnis mereka dan turun ke jalan. Tak sekadar berdemonstrasi, para pengunjuk rasa juga memblokir ruas-ruas jalan utama. Khususnya, akses jalan yang menuju kompleks pemerintahan. Sebagian lain juga menyabotase kantor-kantor pemerintah dan mengakibatkan terhenti aktivitas kerja. Aksi tersebut juga dilakukan para pegawai negeri sipil yang terpaksa kehilangan sebagian gaji mereka karena kebijakan penghematan. Kemarin para operator menara kendali lalu lintas udara di bandara ikut mogok kerja. Dalam keterangan tertulis, mereka menyatakan bakal berhenti bekerja selama 12 jam. Aksi tersebut jelas akan mengganggu aktivitas penerbangan internasional dan domestik di Yunani. Padahal, kereta api, bus umum, dan taksi nyaris juga tidak beroperasi kemarin. Massa menuntut agar pemerintahan PM Papandreou tak mengesahkan atau membatalkan rancangan undang-undang (RUU) penghematan. Mereka khawatir UU itu justru akan membuat rakyat kian sengsara. Sebab, selain memangkas gaji pegawai negeri, UU itu akan memberikan kewenangan pada pemerintah untuk menciptakan sistem gaji baru. Selain itu, pemerintah berhak merumahkan para pekerja sektor publik untuk mengurangi pengeluaran. Kebijakan-kebijakan tersebut ditempuh Yunani sebagai konsekuensi pengucuran pinjaman atau talangan (bailout) dari IMF (Dana Moneter Internasional) dan Uni Eropa (UE). Tahun lalu Yunani sepakat untuk melakukan penghematan setelah menerima pinjaman EUR 110 miliar (sekitar Rp 1.337 triliun) dari IMF dan UE. Pemungutan suara tahap pertama terkait UU tersebut dijadwalkan kemarin sore atau petang waktu setempat (tadi malam atau dini hari tadi WIB). Voting tahap ini terutama terkait dengan pemotongan atau pemangkasan anggaran sektor public dan pensiun, kenaikan pajak, penangguhan kesepakatan gaji sektoral, dan diakhirinya pantangan dalam konstitusi terkait PHK pegawai negeri. Pemungutan suara tahap kedua terkait beberapa aspek tertentu dijadwalkan hari ini (20/10) atau setelah RUU tersebut disahkan. Selasa malam lalu (18/10), Papandreou mengimbau kubu sosialis (partai berkuasa) untuk mempertahankan suara mereka di parlemen. Saat ini kelompok sosialis memiliki 154 dari total 300 kursi di parlemen. Dia berpesan agar sosialis satu suara dalam mendukung pemerintah. ’’Kita dihadapkan pada kesepakatan yang tidak mudah,’’ ujarnya. Karena itu, dia mengimbau pemerintahannya bersatu. Banyaknya pengunjuk rasa yang terlibat dalam aksi kemarin membuat sekitar 3.000 aparat keamanan repot. Meski bukan baru kali ini menghadapi demonstrasi akbar, personel polisi yang disiagakan di ibu kota Yunani cukup kewalahan mengendalikan massa. Karena sasaran massa adalah gedung parlemen, konsentrasi aparat keamanan diarahkan di kompleks pemerintahan. Selain menyiagakan polisi antihuru-hara, pemerintah juga melindungi gedung parlemen dengan pagar baja. Dua stasiun kereta api metro (komuter) yang berada di sekitar gedung parlemen terpaksa ditutup. Pengamanan berlapis juga terlihat di gedung-gedung pemerintahan lain, termasuk kantor-kantor kedutaan asing. Tidak hanya menyiagakan personel antihuru-hara di beberapa lokasi yang diprediksi menjadi sasaran massa, pemerintahan Papandreou juga mengerahkan tim patroli. Mereka berpatroli dengan sepeda motor untuk memantau kondisi ibu kota. Tetapi, patroli polisi itu menjadi bulan-bulanan massa di Distrik Kaisiariani kemarin. Seorang petugas terluka akibat lemparan batu. Selasa lalu, media di Yunani menggelar aksi blackout 24 jam. Sekitar 2.000 wartawan memprotes pemerintah yang dianggap gagal mengentaskan Yunani dari krisis finansial. Data terakhir menunjukkan bahwa angka pengangguran meningkat sampai 16,5 persen. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: